Pada dini hari tepat pukul 03.00 Dira makan sahur bersama sang putri. Dira sudah mengajarkan puasa pada sang putri walau setengah hari.
"Bunda kenapa ayah tidak makan sahur." tanya Nara
"Ayah sudah sahur sayang, tadi waktu Nara belum bangun. Selesai makan ayah langsung tidur mungkin ayah lagi capek." kata Dira berbohong pada putrinya, karna dia tidak mau Nara tau ayahnya tidak puasa takutnya ia akan mengikutinya.
"Mas kapan kita bisa makan sahur sama- sama, aku juga pengen seperti keluarga lainnya, sahur bareng, sholat juga ada yang ngimami." batin Dira.
***
Siang hari dirumah bu Fitri
"Dir, suamimu masih gak mau puasa." tanya bu Fitri.
"Masih belum bu, tapi Dira akan terus coba bicara pelan-pelan sama mas Syarif." kata Dira.
"Maafkan ibu, bukannya mau ikut campur, ibu hanya ingat almarhum ibumu dulu sewaktu ia masih hidup. saat itu kalian masih serumah dengan orang tuamu, dan setiap Ramadhan suamimu tidak puasa, dan ibumu mencoba menegurnya dan yang terjadi malah suamimu mengacuhkan ibumu, kamu tau nak ibumu datang kerumah ibu ia cerita sambil menangis karena merasa tak dihargai sebagai orang tua, dia juga takut kamu punya suami yang tidak bisa mengajakmu ke Surga." kata bu Fitri sambil mengusap air matanya yang sudah menetes. Dira juga tak sanggup menahan air matanya ia ingat bagaimana sayangnya ibu padanya.
Bu Fitri adalah sahabat dari ibu Dira. maka dari itu Dira menganggap bu Fitri sebagai ibunya.
"Iya bu Dira juga ingat kejadian itu, Dira sudah mencoba bicara sama mas syarif dan ibu taukan pada akhirnya mas Syarif memilih membeli rumah dan mengajak Dira pindah walaupun rumah kami kecil," kata Dira sambil meneteskan air mata.
"Ya, begitulah suamimu sangat keras kepala padahal maksud ibumu baik.Jangan pernah putus asa, selalu ingatkanlah suamimu untuk beribadah baik yang wajib maupun yang sunnah. Ibu hanya bantu do'a agar suamimu diberi hidayah." kata bu Fitri
"Amiinn, makasih bu." kata Dira.
"Yasudah, ayo kerja lagi," kata bu Fitri.
Disiang hari Andri datang kerumah bu Fitri. Andri adalah teman Dira sewaktu SMA. Dia seorang duda beranak satu. Dulu dia menikah dengan Lusi yang juga teman Dira. Mereka berpacaran semenjak SMA, setelah 2 tahun lulus mereka memutuskan menikah. Walaupun hak asuh anak jatuh pada mantan istrinya. Andri tak pernah lupa tanggung jawabnya.
"Assalamualaikum." kata Andri.
"Waalaikum salam. eh, Andri silahkan masuk." kata Dira.
"Iya, makasih, bu Fitrinya ada Dir." kata Andri
"Bu Fitri lagi sholat, sebentar lagi juga selesai." kata Dira.
"Kamu apa kabar Dir? sudah lama gk ketemu." tanya Andri.
"Alhamdulillah baik, kamu sendiri gimana kabarnya? tanya balik Dira.
"Ya...., beginilah masih masak sendiri, makan sendiri, cuci baju sendiri, tidur pun sendiri," jawab Andri.
"Makanya cari pasangan biar gak sendiri lagi." kata Dira.
"Tiap hari juga usaha, kurang usaha gimana lagi coba, aku udah nyari dari sabang sampai merauke berjajar pulau-pulau pun sudah kulewati, masih belum nemu juga." kata Andri.
"Haaaahhhh, ngomong sama kamu mah gak pernah nyambung, " kata Dira.
"Biar nanti aku yang sambung." kata Andri.
"Terserah," kata Dira jutek.
.
.
.
.
Jangan lupa tingalkan jejak.
karena aku masih belajar butuh masukan dari kalian.
terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Nur Laila
hahaha... cari jodoh sampai segitunya dari Sabang sampai Merauke, kasian banget
2024-06-02
0
Suharnik
Kayak lagu aja si Andri nyari jodohnya dari Sabang sampai Merauke😀🙄
2021-09-04
0
Cerita Emmilia
😁😁😁 dr sabang sampai marauke
2021-08-19
0