Setelah kegiatan Pramuka itu selesai, hubunganku dengan Januari menjadi cukup dekat. Bahkan kita sering bertegur sapa dan sering becanda seperti teman pada umumnya.
Meskipun hubungan kami tidak sedekat itu namun ada satu hal yang membuat aku semakin penasaran dengan sosok Januari, karena selain tegas dan bertanggung jawab dia juga sosok pekerja keras, bahkan di umurnya yang sekarang dia mempunyai bisnis cafe yang sudah dia rintis dari tahun lalu.
Jujur semakin aku mengenal sosok Januari semakin membuatku merasa bersalah karena sempat menilai dia dengan begitu buruknya, mungkin ini yang dimaksud jangan menilai orang dari luarnya hingga kita terlihat buta akan kebaikan yang selama ini Januari lakukan dengan banyak orang.
Hari sudah semakin sore senja mulai terlihat suasana indah jalanan kota yang kini tengah aku nikmati, setelah pulang sekolah Januari mengajakku pergi ke cafenya dan sebelum itu kami juga pergi ke toko buku.
Hingga kini aku berada di jok motor belakangnya seorang Januari Fajar, yang sangat di idolakan oleh siswi-siswi di sekolahku.
Aku hanya bisa tersenyum dengan semua yang terjadi hari ini, bisa dekat dengan Januari adalah hal yang mustahil karena sebelumnya aku sangat membenci sosok itu dan sekarang jujur aku sangat nyaman dengan keadaan ini.
“Makasih yah untuk hari ini” ucapku setelah turun dari motor matic seorang Januari dan membuka helm.
“Iya sama-sama, kalau nanti ada waktu luang kita bisa pergi lagi biar kamu juga Ngak boring di rumah terus!”.
“Iya kapan-kapan lagian kan sekarang mau UN, nanti kalau udah UN pasti banyak waktu luang ko!” .
“yaudah aku pergi dulu yah!, By”
“By!!”
Aku melambaikan tanganku dengan senyum yang tidak pernah luntur dari bibirku,rasanya hari ini begitu membahagiakan. Ini untuk pertama kalinya aku dekat dengan laki-laki, dan sepertinya aku mulai menyukai seorang Januari Fajar
...Flashback End...
“Hahh!!”
aku terbangun dengan keringat yng bercucuran, fikiranku seketika melayang dengan mimpi yang aku dapatkan barusan, mimpi itu adalah sepenggal kenangan ketika aku mulai dekat dengan seorang Januari Fajar yang dari dulu ingin aku lupakan.
“Hiks hiks”
Kenangan itu membuat hatiku terasa sakit, aku ingin melupakan itu, melupakan seorang Januari. Aku kembali menghapus airmata yang kini sudah membasahi pipiku, aku berusaha mengatur nafasku dengan pelan dan mencoba untuk melupakan mimpi itu.
Setelah puas menangis aku bersiap-siap untuk pergi ke kantor dengan hati yang malas, karena sekarang pemilik perusahaan itu bukan lagi Pak Wahyu melainkan seorang Januari, dan pasti kita akan dipertemukan setiap harinya.
“Selamat pagi Bu!” Aku hanya mengangguk dan tersenyum tipis dengan para pegawai yang memberikan salam kepadaku, dan berusaha cepat-cepat untuk memasuki ruangan agar tidak bertemu dengan direktur baru
Buk!!.
“Ashh!” aku mendesah kaget karena menabrak sesuatu yang cukup keras.
“Ini masih pagi Bu Manager, kenapa terlihat kurang fokus seperti itu!” aku sangat mengenal orang yang kini mencemooh diriku, aku menatap orang tersebut dengan jengkel 'baru semalam bertemu di mimpi, dan kenapa harus ketemu lagi masih pagi pula?’ aku sedikit menggerutu dalam hati.
“Mohon maaf bapak direktur yang terhormat!, Saya kurang fokus karena buru-buru banyak pekerjaan yang harus saya bereskan, permisi!”
“Kamu tidak mengucapkan selamat atau apa gitu dengan atasanmu yang baru menjabat ini!” langkahku terhenti mendengar penuturan itu, akupun berbalik melihatnya lagi.
“Ahh, Selamat atas jabatan barunya bapak, kalau begitu saya permisi!” ucapku dan kemudian berjalan dengan cepat
Setelah sampai di ruangan aku berdecak sebal dengan kejadian pagi ini.
“kenapa juga pagi-pagi udah ketemu sama dia, udah mah mood jelek karena mimpi semalem ditambah kejadian tadi tambah jelek pula!” ucapku dengan penuh kekesalan.
“Arggg kenapa sih aku harus ketemu lagi sama tuh orang!!”
Teriakan ku mungkin sedikit kencang hingga Atika datang dengan penuhrasa penasarannya
“Kenapa Mbak?”
“emm.. Ngak papa ko, barusan saya cuman ngilangin stres makannya teriak!”
“Oh kirain apa, aku Sampe khawatir tadi!”
“Ngak papa ko kamu bisa kembali lagi ke meja kamu”
“Baik mbak!”
Ada sedikit rasa lega setelah Atika pergi, meskipun moodku masih jelek sesaknya anak itu tidak bertanya lagi dan pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
VLav
boom like untuk karya otor yang bagus ini
ditunggu feedbacknya 🙏🙏
salam dari jodoh instan
2021-07-28
2