Di pusat kota terdapat sebuah pabrik coklat yang terkenal dengan rasa coklatnya yang enak dan bisa menghilangkan segala kegundahan hati siapa saja yang memakannya, berita ini sudah terdengar sampai pelosok kota.
Bahkan kabar angin pun sampai ke telinga seorang pemuda yang penasaran dengan cerita para warga, pria ini bernama Dimas dia seorang pemuda yang sedang di tugaskan meliput tentang misteri hilangnya anak-anak, remaja bahkan orang dewasa yang sering terjadi hampir sepekan ini.
Untuk melepas lelahnya yang belum juga menemui titik terang atas kasus aneh ini, Dimas memutuskan untuk pergi menuju tempat penjual coklat tersebut.
"Permisi tuan, maaf saya mau tanya di mana letak pabrik pembuat coklat yang terenak itu?" tanya Dimas pada seorang pria yang lebih dewasa darinya.
Tidak langsung menjawab orang itu justru memandangi Dimas dari atas sampai bawah dengan tatapan yang mengawasi.
"Anak ini siapa? rupanya anak ini, bukan warga sini ada keperluan apa datang kemari?" pria itu memberikan pertanyaan balik ke Dimas.
Dimas binggung mau jawab apa, sedang dia di perintahkan kalo jangan sampai ada yang tau soal kasus yang sedang dia jalani, karena belum banyak yang tau perihal kasus penculikan misteri ini.
"Ee...anu saya dateng kesini ingin meliput soal coklat yang terkenal enak itu, saya seorang mahasiswa sepanjang jalan saya mendengar tentang betapa enaknya rasa coklat ini, karena penasaran saya ingin meliput dan menjadikan berita!" Jawab Dimas berbohong.
"Oh begitu, baiklah saya akan antar kamu ke sana, kebetulan saya salah seorang pegawai di sana, tapi ingget pesan saya kamu hanya di perbolehkan untuk meliputnya jangan memakan coklatnya!" pesan bapa itu.
"Baik pak, tapi...kenapa saya tidak boleh memakannya? padahal saya sangat penasaran dengan rasanya.!" tanya Dimas penasaran.
"Kalo kamu tidak mau dengan syaratnya! tak apa, pergilah." kata bapa tersebut sedikit marah.
"Baiklah saya setuju," seru Dimas.
Karena tidak ingin kehilangan kesempatan bagus ini Dimas pun menyetujui permintaan bapa tadi, Mereka pun berjalan menuju pabrik tersebut.
***
Sampainya Dimas di pabrik Dimas berhenti sejenak karena mencium bau yang sangat aneh bau busuk, dan bau anyir darah, Dimas melihat kekanan dan kiri mencari sumber bau tadi tapi tak di temui hanya ada tumpukan sampah di ujung pabrik dengan pintu bertuliskan gudang di larang masuk.
"Tolong..."
Saat Dimas hendak melangkahkan kakinya, lagi!! langkahnya terhenti saat mendengar suara, tapi Dimas kembali melangkah saat tak melihat siapa pun di deket pabrik.
"Jo, siapa pemuda ini!" tanya salah seorang pria saat melihat Dimas masuk.
"Dia mahasiswa, yang mau meliput pabrik ini!" jawab bapa tadi yang ternyata namanya Tarjo.
Dengan segera teman Tarjo yang tadi bertanya menarik tangan Tarjo membawanya ke pojok ruangan, dan terlihat tenggah berbisik sambil melihat arah Dimas, karena merasa risih dengan adengan itu Dimas pun memalingkan wajahnya segera melihat-lihat sekeliling.
Betapa terkejutnya Dimas karena melihat banyak bercakan darah di dinding dan ruangan juga berbau anyir/ amis membuat Dimas ingin muntah, karena tidak kuat Dimas berlari keluar, Tarjo yang melihatnya segera mengejar Dimas.
"Huekkk...huekk...!" Dimas muntah saat sampainya di luar pabrik.
"Kamu kenapa nak?" tanya Tarjo yang sudah menyusul Dimas.
"Aduh Pak, sepertinya saya tidak enak badan, mungkin lain hari aja saya meliputnya, saya mau kembali dan istirahat saja!" Dimas memberi alasan padahal tadi Dimas tidak kuat dengan bau amis dalam ruangan.
"Baiklah, kamu boleh pulang hati-hati di jalan" kata Tarjo.
Dimas pun melangkahkan kakinya menjauh, sambil terus mengawasi sekeliling merasa ada yang tidak beres dengan pabrik ini, tapi entah apa? Dimas harus mencari tau.
*****
Keesokan harinya.
Dimas kembali lagi ke tempat pabrik tersebut dan kali ini ia ingin bertekad harus mendapatkan jawaban dari misteri ilangnya orang-orang di kampung sebelah juga misteri tentang ke janggalan di pabrik tersebut.
Dimas adalah seorang wartawan yang menaruh curiga pada perusahaan tersebut. Dia curiga, bahwa perusahaan tersebut menyuplai barang terlarang, dan menjadikannya bahan campuran dalam cokelat yang dibuat dari perusahaan tersebut. Tetapi...
Setelah menyelidiki lebih dalam, ternyata dugaannya salah besar! Bukan bahan terlarang, tapi darah, pantas saja tempat itu begitu anyir dan amis juga terdapat banyak bercak darah di tembok pabrik.
Sungguh suatu pernyataan yang sulit dipercaya, bukan?
Dengan susah payah Dimas berhasil membongkar kejahatan pemilik pabrik tersebut dan kasus ilangnya orang-orang di kampung sebelah, ternyata di lakukan oleh orang yang sama dengan satu tujuan membuat Coklat berbahan dasar darah.
Ya, karena bos besar yang mengelola perusahaan cokelat tersebut merupakan seorang yang baik hati dan dermawan, hanya sebagai topeng.
Tetapi, di balik itu semua, ternyata bos besar tersebut merupakan seorang psikopat gila.
Dia menculik anak-anak muda sebagai tawanannya. Kemudian membunuh mereka satu persatu. Darah mereka ditampung di suatu tempat penampungan besar. Tulang belulang mereka disuplai ke sebuah restoran untuk dijadikan sup, dan daging mereka dibuat menjadi bahan dasar makanan, bahan dasar daging merah!
***
Setelah semuanya ketahuan oleh publik, akhirnya semua ditangkap. Baik itu si bos besar, kaki-tangan dari bisnis tersebut, pemilik restoran, maupun orang-orang yang mendukung bisnis ini!
Bagaimana nasib para pekerja di perusahaan tersebut?
Mereka hanya dijadikan budak bayaran.
Pihak pemerintah memberikan kompensasi kepada mereka.
Termasuk Tarjo dia di ancam oleh pemilik pabrik untuk tutup mulut, Demi kehidupan keluarganya Tarjo terpaksa melakukannya.
Karena selama ini mereka hanya dipaksa untuk bekerja, serta mendapatkan ancaman, bila melapor atau tidak ingin bekerja di sana, maka mereka akan dibunuh!
Setelah semua itu berakhir, perusahaan tersebut resmi ditutup, dan beberapa tawanan yang masih hidup pun di selamatkan dan kembali ke keluarga mereka masing-masing.
***TAMAT***.
terima kasih~
maaf kalo kurang bagus bukan penulis pro hanya pemula🙏