SELAMAT MEMBACA
Ayumi mengerjapkan matanya berkali-kali seiring kepalanya berdenyut keras, dia mengamati tempatnya berada, di sebuah Kamar.
"Kau sudah bangun rupanya."
Pintu kamar dibuka dengan cara digeser, seorang pria bertelinga kucing, berambut putih dan iris mata berwarna keemasan menghampirinya dengan ekspresi dingin sehingga Ayumi beringsut mundur seketika ekspresi pria itu berubah sangat kecewa.
Ayumi sendiri sedikit terkejut, masalahnya yang ia ingat tadi, sebuah tangan menariknya masuk ke lubang pohon dan sekarang ia sudah berada di dalam kamar entah milik siapa tapi dilihat dari bentuknya kamar ini sangat kuno.
"Kalian masuk dan urus kebutuhan Ayumi," tuturnya dengsn pandangan ke arah pintu dengan kemudian seorang wanita berpakaian kimono masuk ke kamar dengan senyum mengembang
"Baik, Tuan."
Setelah pelayannya masuk, pria itu hendak meninggalkan kamar namun Ayumi justru berseru padanya.
"Tunggu!"
Pria itu tidak menoleh ke arah Ayumi, hanya diam mematung menunggu gadis itu berbicara.
"Aku ada di mana dan siapa kau?"
"Namaku Shiro. Dan kau berada di duniaku, tempat yang jauh berbeda dengan dunia asalmu," jawabnya kemudian pergi begitu saja.
Jawaban itu membuat Ayumi menyadari sesuatu. Jadi pria itu tahu dia bukan dari dunia ini, lalu bagaimana bisa pria aneh itu mengetahui namanya pula?
Nazuma yang memperhatikan raut bingung Ayumi segera mendekat lalu berujar, "Nanti saya jelaskan, sebaiknya bersihkan dulu tubuh, Nona."
Ayumi mengangguk dan membuat Nazuma tersenyum dan segera menuntunnya untuk mandi.
Sedangkan itu, Shiro yang berada di depan pintu hanya mampu berpikir keras.
Dia sudah kembali dengan wajah yang sama dan sifat yang berbeda. Aku ragu jika gadis itu adalah reinkarnasi Yuka, tapi setiap kali melihatnya membuatku yakin jika itu benar adanya. Jika dia memang reinkarnasi Yuka ia pasti mengingatku. Aku seorang manusia rubah dan sudah hidup selama ratusan tahun hanya demi menunggu Yuka bereinkarnasi. Yuka adalah Wanita yang sangat kucintai, tapi ia sudah tiada saat seorang Iblis juga menyukai Yuka, tapi Yuka hanya mencintaiku sehingga membuat iblis itu marah dan membunuh Yuka. Sungguh sesak jika diingat bahkan jasadnya tak pernah kutemukan.
*****
Ayumi menggunakan kimono hitam yang diberikan Nazuma. Dia keluar dari kamar dan berjalan tanpa alas kaki berkeliling di tempat ini, sangat luas dan juga indah, puji Ayumi.
Ia tersentak saat pundaknya disentuh seseorang, dia menoleh ke belakang dan mendapati pria berambut kuning di kepang tengah tersenyum ramah padanya.
"Perkenalkan namaku Hirosi, Nona Manis."
Pria itu meraih tangan Ayumi dan menciumnya membuat gadis itu menarik tanganya kasar sambil mendekapnya di depan dada.
Hirosi menelengkan kepalanya dan menatap lekat gadis yang merupakan reinkarnasi sahabatnya.
"Ah hai, namaku Ayumi."
Sedangkan di lain sisi Shiro memperhatikan Ayumi dari jauh dengan raut wajah dingin seperti biasanya, jika itu yuka maka gadis itu akan balik menggoda Hiroshi, tapi sepertinya Ayumi berbeda.
"Sedang apa malam begini?" tanya Hiroshi untuk menghilangkan kecanggungan yang sempat terjadi.
"Mencari udara segar sambil melihat-lihat," jawab Ayumi.
"Oh ya! Apakah di sini ada pohon besar dan tinggi?" sambung Ayumi.
Hiroshi mengkerenyitkan dahinya. "Untuk apa menanyakan pohon?"
"Aku masuk ke sini karena sebuah lubang pada pohon besar dan aku kira aku bisa pulang jika menemukan pohon yang sama," urainya.
"Kau berniat kembali?"
Tanya hiroshi dengan raut terkejut sedangkan Ayumi mengangguk dan mendekap tubuhnya sendiri lalu berujar, "Bagaimanapun ini bukan tempatku."
"Kau tidak akan kemanapun," sahut seseorang hingga membuat Ayumi tersentak dan langsung bersembunyi di balik punggung lebar Hiroshi hingga membuat Hiroshi terkekeh sedangkan Shiro tampak kesal.
"Aku ingin kembali ke duniaku," cicit Ayumi sambil memandang sengit ke arah Shiro.
"Tunggu aku memastikan sesuatu, baru kuputuskan kau pergi atau tidak dari sini," kata Shiro.
🐺🐺🐺🐺
Sudah seminggu lebih Ayumi berada di dunia asing ini dengan perlakuan seperti tuan rumah, banyak pelayan baik padanya, tapi dia hanya senang pada Nazuma.
Ayumi bangun lebih pagi kemudian membawa makanan ikan sambil mendekati kolam, di sana banyak ikan koi yang indah, Ayumi berjongkok sambil menaburkan makanan itu di atas permukaan kolam membuat para ikan koi berkumpul berebutan sarapan mereka.
"Aku merindukan mereka," lirih Ayumi
Dia sangat rindu dengan paman serta bibinya walaupun ia tidak pernah diperlakukan baik, tapi tetap saja mereka adalah keluarga yang ia punya sekarang.
Shiro mendekati Ayumi yang tengah berjongkok di pinggir kolam. "Jangan terlalu ke pinggir, kolam ini sangat dalam."
Ayumi melihat Shiro berdiri di belakangnya, akhir-akhir ini jantungnya selalu berdebar kencang jika berhadapan dengan Shiro. Siluman tampan itu menarik Ayumi agar menjauh dari kolam.
"Kalau kau jatuh aku akan repot," katanya sambil melepas cengkramannya pada lengan Ayumi yang telah berdiri tegak di hadapannya.
Ayumi sangat cantik pagi ini membuat Shiro nyaman memandangnya dari samping.
"Yuka," gumamnya tanpa sadar dan saat itu Ayumi menoleh dengan raut wajah bingung.
"Yuka? Siapa dia?"
Shiro tersentak kemudian segera mengalihkan pembicaraan.
"Aku harus pergi, lain kali biarkan pelayan yang memberi makan ikan," ujar Shiro dan segera pergi.
"Kenapa dia?" pikir Ayumi
*****
Toneri bersandar di pohon sambil memandang dedaunan merah itu jatuh ke tanah. Dia mengacak rambut merahnya dengan frustasi, sayap hitam indah miliknya menutup tubuhnya yang terbalut baju hitam.
"Kau telah berubah, Yuka," liihnya pada seorang gadis yang tengah berdiri angkuh di hadapanya.
Yuka mencebik kesal lalu berkata, "Ck! Kau banyak bicara Toneri!"
"Aku menghidupkanmu kembali agar jadi milikku."
"Aku tak akan menjadi milikmu karena aku hanya mencintai Shiro."
Setelah dihidupkan kembali oleh Toneri, Yuka seperti bukan dirinya yang dulu, gadis ini menjadi sangat picik.
"Bagaimana jika Shiro sudah memiliki penggantimu?" tanya Toneri.
"Aku akan menyingkirkanya," ujar Yuka.
"Wah, ini indah Shiro!"
Sontak mereka berdua menoleh saat mendengar pekikan seorang gadis sambil menyebut nama Shiro. Yuka melihat jauh ke arah sana dan mendapati Shiro tengah tersenyum melihat seorang gadis berwajah hampir mirip denganya tengah meloncat-loncat. Yuka mengepalkan tanganya melihat itu, seharusnya ia yang di sana bukan gadis itu.
Sedangkan toneri mengamati wajah polos gadis yang berada di dekat Shiro, ia kenal gadis itu.
****
Shiro mengajak Ayumi jalan-jalan keluar, dia membawa gadis itu ke hutan dan bilang bahwa Ayumi akan menyukainya lagi pula Ayumi bosan di rumah terus
"Wah, ini indah, Shiro!"
Shiro hanya tersenyum menanggapi perkataan Ayumi, rasanya sangat bahagia ketika melihat Ayumi tersenyum seperti itu, tapi langkahnya terhenti saat melihat seorang wanita berdiri sambil menatapnya.
"Yuka?" lirih Shiro namun Shiro menggeleng dan memalingkan wajahnya, tidak mungkin wanita berwajah seperti Yuka ada dua.
"Kau melupakanku Shiro," kata Yuka.
Tubuh shiro menegang. Dia kembali melihat ke arah yang tadi dan benar itu Yuka, gadis itu masih hidup. Shiro menghampiri Yuka tapi gadis itu berjalan seakan ingin membawa Shiro ke tempat yang agak jauh meninggalkan Ayumi.
Dan saat Ayumi menoleh dia tak menemukan Shiro di sampingnya justru seorang pria bersayap hitam yang tengah tersenyum ke arahnya.
"Siapa kau dan dimana Shiro?"
Toneri menjawab, "Dia barusan pergi bersama eanita, apa kau tak menyadarinya?"
Ayumi menggeleng lalu ia menunjuk Toneri dengan gaya kekanak-kanakkan.
"kau bohong ya?"
"Aku tak bohong, dia tadi pergi dengan wanita bernama Yuka."
"Yuka?" gumam Ayumi tak percaya lalu dia menatap lekat Toneri.
"Sebenarnya siapa Yuka dan apa hubunganya dengan Shiro?"
Sekarang Ayumi tidak peduli dengan siapa ia bicara dan bagaimana ia yang ditinggal sendiri oleh Shiro yang lebih memilih yuka.
"Apa kau yakin ingin mendengarnya?" tanya Toneri sambil tersenyum miring.
"Iya."
🐺🐺🐺🐺
Yuka adalah kekasih bahkan calon tunangan Shiro. Mereka menjalin kasih karena saling mencintai. Shiro sangat protektif dan posesif jika menyangkut Yuka. Dia sangat mencintai gadis itu, dan bagi Shiro yuka lebih penting dari apapun. Tapi saat itu ada satu makhluk juga yang jatuh cinta kepada Yuka dan dia adalah Toneri, seorang Iblis. Awalnya Yuka sempat jatuh hati pada Toneri, tapi dia lebih mencinta Shiro karena tak mau Yuka menjadi milik Toneri. Shiro dan Toneri berkelahi dan saat itu Toneri menghunuskan pedangnya, tapi Yuka lah terkena karena mencoba menghalangi pertengkaran mereka.
Shiro sangat terpukul sedangkan Toneri mengambil kesempatan untuk kabur. Dan saat hari pemakaman, jasad Yuka tak ditemukan membuat shiro makin frustasi lalu seorang wanita datang sambil mengatakan bahwa Yuka akan bereinkarnasi, tapi bukan di dunia ini melainkan di dunia lain dan ia harus menunggu padahal kenyataanya adalah Toneri mengambil jasad itu dan berusaha menghidupkan Yuka kembali.
Ayumi sudah tau sekarang kenapa saat itu Shiro memanggilnya Yuka. Apakah karena wajah mereka sama? Jadi selama ini ia hanya sekedar pelarian bagi Shiro.
Ayumi terdiam, air matanya luruh membasahi pipinya, Toneri berusaha mendekati gadis itu tapi Ayumi malah berlari entah kemana. Toneri sengaja menceritakan ini agar Shiro harus memilih sekarang. Dia tak bisa mendapatkan kedua gadis itu pikir Toneri, tapi entah kenapa kini ia sangat tertarik dengan gadis bernama Ayumi itu.
*****
"Yuka, kau masih hidup?"
Yuka berhenti dan memandang penuh kerinduan pada Shiro. Dia langsung beehambur dan mendekap Shiro, pria itu pun membalas pelukan Yuka sangat erat.
"Aku sangat merindukanmu," ucap Yuka sambil terisak kecil.
Shiro ingin menjawab ia juga merindukan Yuka, tapi sekilas ia melihat wajah Ayumi tengah tersenyum di pikirannya, bibirnya menjadi kelu.
"Kau kemana saja?" tanya Yuka dan Shiro diam sambil mengamati wajah Yuka ternyata ada perbedaan sedikit antara Ayumi dan Yuka.
"Aku terus menunggumu, tapi apakah benar in-----"
"Aku memang sudah mati seharusnya, tapi toneri menghidupkanku lagi," jelas Yuka membuat Shiro setengah tak percaya. Yuka kembali memperat pelukannya pada Shiro, rasanya berbeda dia tak merasakan hal yang sama seperti dulu, entah apa yang terjadi pada dirinya.
"Aku akan kembali padamu ke kediaman kita," kata Yuka.
Shiro mematung, bukannya ia tak mau, tapi bagaimana dengan Ayumi? Gadis itu sudah ada di sampingnya.
"Apakah kau tak ingin karena sudah ada penggantiku?"
"Ya," jawab Shiro.
Yuka mendorong tubuh Shiro sambil membungkam mulutnya lalu terisak sedangkan shiro membulatkan matanya tak percaya itu bukan kemauannya,ia sendiri tak sadar telah mengatakan itu.
"Kalau begitu lebih baik aku kembali lenyap."
Sontak Shiro memeluk Yuka dari belakang lalu berkata, "Maafkan aku tapi yakinlah aku terus menunggumu, kita akan kembali ke kediaman kita dan aku akan menjelaskan semuanya pada Ayumi."
Yuka tersenyum penuh kemenangan lalu dia memutar tubuhnya membuat Shiro menahan napas saat wajah mereka sangat dekat. Dia serasa sesak ketika harus mengatakan bahwa ia akan menjelaskanya pada Ayumi.
Tapi yang ia inginkan sekarang hanya Yuka dan dengan gerakan pelan Shiro memiringkan wajahnya menekan tengkuk yuka dan melumat bibir gadis itu dan yuka pun membalasnya.
****
Ayumi berlari entah kemana, dia bahkan tak peduli kimono yang dikenakan sudah banyak bekas sobekan karena tersangkut ranting kayu, kakinya sudah dipenuhi luka. Sekarang yang ia inginkan hanya satu yaitu kembali ke dunia asalnya karena tempatnya bukan disini lagi. Dia sudah tak dibutuhkan oleh Shiro, rasanya sakit, ia ingin berteriak tapi dadanya sudah sangat sesak, hidungnya sangat merah karena terus menangis.
Ia berharap bahwa shiro mencarinya, tapi rasanya mustahil karena Yuka adalah segalanya baginya dan dia hanya parasit pengganggu bagi mereka berdua.
"Jurang," lirihnya parau, entah ia sadar atau tidak tapi ia malah meloncat kalau saja Toneri tidak langsung menangkap tubuhnya mungkin ia sudah mati dengan menggenaskan di bawah sana.
"Apa yang kau lakukan?!" bentak Toneri menyadarkan Ayumi yang masih melamun.
"Kumohon bawa aku pergi dari sini kalau tidak bawa aku bersamamu."
Dan tangis Ayumi pun pecah membuat Toneri memandang sendu gadis itu.
"Baiklah," jawab Toneri dengan indahnya ia mengepakan sayapnya dan terbang meninggalkan hutan dan Toneri harus mengobati Ayumi terlebih dahulu.
Tatapan Toneri melembut ketika meihat gadis cantik di gendongannya tertidur karena kelelahan menangis dan berlari. Toneri mendarat dan mendekati sebuah rumah yang dikelilingi tanaman obat. Dia mendekati pria tua berjenggot tebal di sana.
Melihat Toneri datang, pria yang adalah tabib itu segera mengahampirinya. "Apa yang terjadi?"
"Temanku terluka jadi tolong obati dia Paman."
"kalau begitu bawa dia masuk."
Sedangkan itu.
Shiro menghentikan ciumanya membuat Yuka kecewa. "Ada apa?"
Shiro menatap lekat Yuka sejenak lalu menghela napas berat. "Aku harus pergi, Ayumi pasti sedang mencariku."
Yuka tersentak saat Shiro pergi meninggalkanya karena gadis itu, bukankah tadi dia yang meninggalkanAyumi? Yuka menahan tangisnya lalu mengejar Shiro dan memeluk pria itu erat, "Jangan pergi."
"Kau tak boleh egois Yuka. Dia juga sama pentingnya denganmu," tutur Shiro membuat Yuka makin sedih.
"Atau mungkin dia lebih penting darimu," sambung Shiro dalam hatinya sambil melepas pelukan Yuka.
Yuka mengepalkan tanganya. Bagaimanapun tak ada yang bisa mengambil Shiro darinya. Yuka tersenyum miring melihat punggung Shiro kian menjauh. "Jika bertemunya dengannya, akan kubunuh dia."
🐺🐺🐺🐺
Shiro panik saat tidak menemukan Ayumi di manapun, jantung Shiro berdetak keras sungguh ia sangat khawatir. Dia pernah dalam kondisi seperti ini saat Yuka terbunuh di depannya, tapi ini lebih dari itu Shiro berteriak memanggil nama Ayumi, tapi tak ada tanda tanda jika Ayumj menyahut sedangkan dari jauh Yuka memandang tak percaya pria yang ia masih cintai sampai detik ini sangat panik karena hanya kehilangan gadis asing itu.
Shiro menahan tangis dalam diam, ia mengacak rambut putihnya frustasi.
"Ayumi!" teriak Shiro keras. Dia bahkan tak sadar kalau telinganya makin runcing, jari kukunya jadi memanjang dan matanya seperti penuh dendam.
"Sebegitu khawatirkah dirimu padanya Shiro?" cicit Yuka dan memandang sendu perubahan fisik Shiro.
Shiro membeliakkan matanya saat melihat Toneri muncul di hadapannya sambil menatap dirinya sinis. "Kenapa kau di sini?"
Toneri tak menjawab, ia melirik Yuka yang tak jauh dari posisi mereka dan menatap lekat Shiro dan Yuka secara bergantian lalu tersenyum sarkastik membuat Shiro makin kesal dan geram.
"Hentikan ekspresimu itu dan jawab pertanyaanku!
"Seharusnya kau berterima kasih karena aku sudah menghidupkan kembali Yuka, benarkan Yuka?" ucap Tneri sambil menyeringai ke arah Yuka yang mengepalkan tanganya sedangkan Shiro hanya diam menanggapinya.
"Apa kau mencari gadis, manis dengan rambut putih?
Dengan gerakan cepat Shiro langsung mencekik leher Toneri. Pria itu tak meringis dia malah tertawa lalu menampik cengkraman itu dari lehernya.
"Kenapa langsung emosi?"
"Di mana Ayumi?"
"Oh jadi namanya Ayumi."
"Jawab aku bedebah!"
"Baiklah. Jadi saat kau meninggalkanya dan mengejar Yuka, dia mencarimu dan akupun menghampirinya lalu aku bilang saja dia pergi bersama seorang wanita bernama Yuka..."
Toneri sengaja menggantung penjelasannya saat melihat Shiro menggeram marah.
"Lalu dia tanya siapa Yuka? Jadi aku ceritakan semua tentang kalian ke Ayumi. Dia sangat terpukul dan berlari entah kemana. Dia dipenuhi luka bahkan kimononya terkoyak karena menabrak ranting lalu ia ada diujung jurang dan buffffff!"
"Apa yang terjadi?"
Toneri terkekeh melihat ekspresi Shiro.
"Tenanglah dia kuselamatkan, tapi dia ingin bersamaku bahkan dia ingin kembali ke dunianya."
Shiro menegang mendengar penjelasan terakhir Toneri. Dia harus apa sekarang, gadis itu terluka katanya dan dia tadi malah berduaan dengan Yuka. Dia sangat menyesal, Shiro memegang dadanya sambil menghela napas kasar
"Biarkan aku jelaskan padanya."
"Kau sudah menjadikanya pelarian dan juga menghianati perasaanyadan sekarang kau mau menjelaskan sesuatu yang sudah jelas? Kau mau membuatnya sakit lagi, oh maaf aku harus pergi. Aku hanya ingin memberitahumu ini agar kau tak lelah mencarinya."
Setelah itu Toneri menghilang dan meninggalkan Shiro yang hanya diam mematung.
******
Suara kicauan burung membuat Shiro mengerang kecil dari tidurnya yang ia ingat saat membuka dan menutup matanya hanyalah gadis manis yang selalu menatapnya tajam yaitu Ayumi. Sudah tiga hari setelah kejadian itu sampai sekarang Shiro belum menemukan Ayumi, tapi setidaknya dia tau bahwa Ayumi bersama Toneri.
"Aku merindukanmu Ayumi," tutur Shiro seraya mengusap wajahnya kasar, rambut putihnya sangat mirip dengan milik Ayumi, setiap pagi ia selalu memandang kolam ikan dan berharap gadis itu ada di sana memberi makan ikan koinya.
Yuka sangat berbeda dia tak sama seperti dulu, wanita itu menjadi agresif dan pemaksa dan Shiro tak suka itu. Dia lebih suka Ayumi yang membangkang jika diatur bukan seperti Yuka yang sangat manja dan suka mengatur dirinya.
Lebih dari itu Shiro harus ikut festival besok, di sana banyak siluman, manusia dan yang lainya akan berkumpul menikmati festival. Padahal dia sangat ingin jika Ayumi yang pergi bersamanya sambil melihat kembang api, tapi kini Yuka telah kembali bersamanya.
"Shiro bangunlah, aku ingin membeli kimono untuk ke festival!"
Dengan langkah gontai Shiro bangkit dari tidurnya dan berjalan keluar lalu disana Yuka sudah berdiri dengan senyum mengembang dan ia hanya bisa menatapnya dengan ekspresi dingin.
"Aku tak ingin keluar sebelum festival"
"Pokoknya kau harus menemaniku!"
"Kau egois sekali, Yuka."
"kenapa sekarang kau malah kasar padaku Shiro! Bukankah kau tak seperti ini padaku!"
"Karena kau telah berubah."
"bukan aku tapi kau!
"Aku lelah berdebat denganmu," ujar Shiro.
"ini pasti karna dia, 'kan!"
"Benar ini karena dia. Aku sadar bahwa yang kucintai bukanlah dirimu, tapi Ayumi. Kau boleh memarahiku, tapi semuanya bukan seperti dulu lagi, saat itu aku masih ragu dengan perasaanku terhadap Ayumi, tapi kini aku sudah menyadarinya."
Yuka terhenyak lalu menangis setelah menampar Shiro sangat keras membuat sudut bibir pria itu mengeluarkan darah.
"Kalau begitu baiklah, tapi aku tak akan membiarkan gadis itu hidup!"
"Yuka!" bentak Shiro membuat Yuka tertawa lalu berujar, "Kau marah, takut atau apa? Tapi kau bilang aku sudah berubah, yah benar aku telah berubah."
Setelah itu Yuka pergi dari sana, wanita itu menghilang begitu saja sedangkan Shiro mengutuk dirinya yang menjadi kacau. Dia telah melukai Ayumi dan juga Yuka dalam waktu yang singkat.
****
Ayumi tersenyum melihat Toneri yang tengah bercerita tentang hewan peliharaanya yang bernama Tonikur, hewan seperti kelnci yang selalu mengekor di belakangnya, tapi katanya hewan itu sudah kembali ke asalnya. Toneri pun senang melihat Ayumi kembali tersenyum lalu gadis itupun sudah membaik, hanya luka di lenganya yang masih terluka karena terdapat goresan sangat dalam di bagian itu.
"kau mau ikut ke festival besok?" tawar Toneri.
"festival?"
"Ya, jadi besok akan diadakan festival tak jauh dari sini. Di sana akan ada kembang api dan makhluk aneh yang keren, menakutkan dan juga lucu."
"Benarkah! Aku sangat ingin ke sana!"
"Baiklah, tapi aku akan membelikanmu sesuatu dan besok kita ke sana bersama."
🐺🐺🐺🐺
Ayumi berjalan berdampingan dengan Toneri, mereka memakai baju yang sama dan terlihat seperti pasangan yang serasi malam ini. Benar kata Toneri akan banyak makhluk aneh yang hadir dalam festival sehingga Ayumi benar-benar takjub, dalam hidupnya dia bisa melihat dunia layaknya dongeng.
"Kenapa kolam besar itu ramai sekali?" tanya Ayumi sambil menunjuk sebuah kolam besar yang di kelilingi banyak orang tengah melempar koin kemudian menyatukan kedua tangannya.
"Itu adalah kolam permohonan. Katanya permohonan kita akan terkabul jika benar-benar tulus," jelas Toneri.
"Benarkah? Aku mau ke sana," kata Ayumi.
"Pergilah, aku akan membelikanmu makanan yang enak selagi kau mengajukan permohonan."
Ayumi mengangguk kemudian menuju kolam permohonan sedangkan Toneri tersenyum geli melihat tingkah Ayumi.
Saat sampai di sana Ayumi tidak memiliki koin, untung saja seorang wanita paruh baya memberikannya satu koin. Saat hendak melempar koinnya, Ayumi terkejut melihat wanita yang mirip dengannya memandangnya dengan dingin bahkan wanita itu menghampirinya.
"Aku Yuka, apakah kau Ayumi?" tanyanya.
Ayumi melebarkan matanya, wanita yang sangat cantik dengan penampilan elegan ini adalah Yuka, pantas saja Shiro memilih Yuka.
"Ya."
Yuka menyeringai lalu menyuruh Ayumi lebih dekat dengannya. Sedangkan dari kejauhan, Shiro dan Toneri berjalan menuju kolam permohonan dan memperhatikan dua wanita itu.
"Katakan selama tinggal," bisik Yuka kemudian dia menarik konde yang menyanggul rambutnya dan menusukkannya tepat di dada kiri Ayumi. Sontak hal itu membuat Shiro maupun Toneri terkejut dan berlari ke arah Ayumi sedangkan beberapa orang di sekitar kolam permohonan dibuat heboh.
Ayumi terhuyung, rasanya sakit sekali dan darah terus keluar dari luka tusukan itu. Ayumi jatuh ke dalam kolam dan tenggelam.
Ayumi membuka telapak tangannya yang memegang koin lalu dia melepaskannya dan melakukan permohonan dengan mata terpejam.
"Biarkan aku kembali ke duniaku dan hidup dengan layak," batinnya penuh harap.
Sedangkan Shiro telah menceburkan dirinya dan hendak menggapai tubuh Ayumi namun sebuah cahaya menyilaukan matanya dan saat cahaya itu hilang, tubuh Ayumi menghilang.
****
Tokyo, Desember 2020
Sudah satu tahun berlalu sejak insiden di mana Ayumi menyebrang ke dunia lain dan bertemu dengan orang-orang aneh termasuk cinta pertamanya.
Hari ini adalah hari kelulusannya, paman serta bibinya tidak datang sama sekali membuatnya cukup sedih.
Dalam perjalan pulang ke rumah, dia terus menunduk sambil berjalan karena menyembunyikan raut wajahnya yang seperti akan menangis, akibatnya dia tidak memperhatikan jalan di depan sehingga menabrak seseorang yang berdiri tegap di depannya.
"Lama tidak berjumpa, Ayumi," kata sosok di depannya.
Sontak Ayumi mendongkak untuk melihat pemilik suara dan betapa terkejutnya Ayumi saat mendapati Shiro dengan penampilan modern. Bahkan sekarang Shiro tengah memasangkan syal yang tebal di lehernya.
"Musim dingin seperti ini tidak memakai pakaian tebal, akan membuatmu sakit," tutur Shiro sambil mengusap air mata Ayumi yang baru saja luruh.
"Kenapa kau ada di sini?" tanya Ayumi.
Shiro tersenyum lalu berujar dengan lembut, "Aku segera menyusulmu saat insiden di malam festival itu. Aku tidak menemukanmu di manapun jadi aku menetap di dunia sambil menyesuaikan diri. Dengan kemampuan yang kumiliki, sekarang aku adalah seorang pengusaha yang tampan."
"Lalu bagaimana dengan Yuka?" cicit Ayumi.
"Aku menyerahkannya pada Tenori sebab aku lebih menyukaimu," kata Shiro diakhiri senyum lebar.
Ayumi tak kuasa menahan tangisnya kemudian dia mendekap Shiro dengan erat. Shiro membalas pelukan Ayumi dan mengurung gadis itu dalam mantel besar yang ia kenakan.
TAMAT...