Malam itu, seorang wanita merintih kesakitan. Perutnya sakit melilit bukan main. Tentu saja, ia sedang hamil, dan sekarang ia akan melahirkan anaknya. Itu adalah yang pertama kalinya bagi mereka, tentu saja karena mereka pasangan baru.
Wanita itu memanggil suaminya berkali-kali. Hingga pada akhirnya, sang suami menghampirinya istrinya.
Ia binggung, apa yang harus ia lakukan tengah malam begini. Jarak rumah dengan puskesmas saja jauh, kalau dukun bayi sih ada. Tapi...dukun itu sudah tua, jam segini entah ia bisa di bangunkan atau tidak.
Sang Istri masih mengelus-elus perutnya itu. Sang Suami pun memapah Istrinya ke atas ranjang tempat tidur.
"Pak, tolong carikan mbah Surip"
Sang istri meminta suaminya membawa Mbah Surip, untuk membantu proses melahirkan. Mbah Surip, siapa yang tak kenal? Ia adalah dukun bayi yang sangat terkenal di desa itu.
"Baik baik" Sang Suami bergegas menuju rumahnya mbah Surip. Meski jalan terlihat gelap, dan becek, ia tak akan menyerah.
...
Ia pun tiba di rumah mbah Surip. Ia mengetuk pintunya dan memanggil nama mbah Surip berkali-kali. Namun tak ada jawaban.
"Mas, ada apa ya?" Tiba-tiba muncul sesosok wanita dari belakangan. Wanita tua paruh baya. Ya... siapa lagi selain Mbah Surip.
"Mbah, tolong istri saja, dia mau melahirkan" Ujar sang Suami dengan nada gelisah.
"Baik, antarkan saya kerumah" Mbah Surip pun menjawab dengan nada datar.
Pria muda itu pun memapah Mbah Surip naik ke motornya. Selama perjalanan, ia merasakan hawa dingin menyelimuti dirinya. Mbah Surip yang biasanya terkenal cerewet itu malah hanya duduk diam begitu saja.
Sang Suami merasa binggung akan tingkah laku Mbah Surip, mulai dari ia yang muncul dari belakang, dan kekakuannya yang aneh, ia juga merasakan firasat buruk. Namun ia menghiraukannya, mungkin karena Mbah Surip mengantuk, makanya ia diam diri. Lagipula ini sudah malam.
Tinn...Tinnn...
Mereka pun akhirnya tiba di rumah itu. Sang Istri masih mengelus-elus perutnya itu.
"Silahkan bapak keluar dahulu. Saya mau membantu proses persalinan" Ujar Mbah Surip.
"Baik Mbah"
Sang Suami pun menunggu dari luar rumah, sedangkan sang Istri dengan di dalam bersama Mbah Surip.
Sudah begitu lama, akhirnya mereka mendengarkan tangisan bayi. Pastinya, sang Suami amat sangat bahagia. Begitu juga dengan sang Istri.
Mbah Surip pun membawa anak itu untuk di bersihkan. Setelah itu, ia berkata "Anak ini saya berikan dulu kepada suamimu ya?"
"Baik Mbah" Tanpa pikir panjang, sang Istri pun mengiyakannya. Padahal, ia sangat ingin mengendong anaknya itu. Tapi sudahlah, ia pun telah kehabisan tenaga.
Beberapa menit berlalu, terdengar suara orang mendobrak pintu.
BRAKKK!!!
"Bu!!!" Teriak sang Suami.
Teryata suara pintu itu berasal dari sang Suami yang mendobrak paksa. Ia lalu masuk ke dalam kamar tempat sang Istri lahiran bersama wanita tua. Siapa lagi dia?!
"Bu, dimana bayi kita" Tanya sang Suami dengan nada gelisah.
"Bayi? Tadi kata Mbah Surip bayinya di kasihkan ke bapak" Jawab sang Istri. Ia mulai panik dan gelisah. Lalu, ia melirik ke arah wanita yang berdiri tepat di belakang Suaminya.
"Nah itu, tanya ke Mbah Surip" Ujar sang Istri.
"Bu, dia Mbah Surip yang asli. Tadi dia barusan datang." Jelas sang Suami. Pastinya hal itu membuat sang istri makin gelisah.
"Trus, tadi yang bareng ibu siapa?!"
"Mesti kui Kuntilanak sing golek bayi wong" Jelas Mbah Surip.
(Pasti itu Kuntilanak yang sedang mencari bayi manusia)
"Kun-kuntilanak? A-anakku gimana Mbah, tolongin saya?"
"Anak sampeyan ora bisa diselametno" Kata Mbah Surip sambil menundukkan kepalanya.
(Anak kalian tak bisa di selamatkan)
"A-apa?!"
"Mbah yang benar?!"
"Mula, sampeyan kudu ngati-ati. Aku wis ngandhani, kabeh wong ing kene kudu ngerti. Yen sampeyan nemoni aku kanthi sipat aneh, tolak wae."
(Makanya, kalian harus berhati-hati. Kan sudah saya bilang ke semua orang di sini. Kalau ketemu saya dengan sifat yang aneh, tolak saja)
Xixixixixi!!! Tiba tiba terdengar suara tawa kuntilanak dari luar. Mereka bertiga pun bergegaslah keluar rumah.
"Ahhh"
Alangkah terkejutnya mereka, melihat tubuh anaknya sudah terkoyak dan kehilangan nyawa. Orang tua mana yang tega melihat sang anak telah tiada.
"Anakkuuuu!!!"
[End]
Kejadian ini berasal dari suatu desa, Dimana desa tersebut masih jauh dari perkotaan. Saya mendapat info ini dari teman Audio Room saya, dimana salah satu pasangan muda di desanya mendapat teror dari Kuntilanak. Dengan inisiatif saya jadikan ceritanya menjadi cerpen.
Semoga kalian suka.
Happy reading~
By Lisaa Lisaya