1. Rutinitas Malam
Aaarrrrggghhhhh!!!
Teriakan itu menggema lagi di tengah ruang kamar yang gelap. Hanya mengandalkan pantulan sinar bulan dari luar jendela kamar. Samar terlihat siluet pria yang menarik rambut wanita dan gerakan menampar pipi.
"Dasar wanita tidak berguna!" hardik pria itu kepada wanita dalam cengkeramannya.
"Apa salahku kepadamu... Hiks... Hiks...," tanya wanita pelan sekali. Suaranya tertahan oleh senggukan tangis.
Hampir tiap malam, wanita itu berteriak pilu menahan rasa sakit dari pukulan, jambakan, dan tamparan pria yang disebut suami. Terkadang sehelai ikat pinggang kulit menelusuri punggung rapuhnya.
Hampir tiap malam wanita itu akan tidur dengan mata sembab dan tubuh remuk redam, bukan karena kantuk. Tapi karena lelah yang ditempa dan ditimpa bertubi-tubi dengan alasan yang tidak pernah dia ketahui.
Wanita itu, Ayla, hanya mampu menangis merenungi nasib buruk yang dia terima. Berpikir, apakah dosa yang ia lakukan di kehidupan sebelumnya hingga ia harus menjalani karma buruk ini.
2. Mimpi Berulang
Tidaaaakkkkk!!!
Hahh... hahh... hahh...
Ayla terbangun dari mimpi buruk, yang terulang setiap malam. Nafasnya terengah-engah bagai kembali dari marathon 1000 kilometer.
Mimpi itu...
Mimpi seorang wanita yang dipukuli suaminya. Seperti yang dia alami. Terasa begitu nyata. Sakitnya dia rasakan di sekujur tubuhnya. Teriakannya melengking di telinganya.
"Apakah itu aku?" tanyanya kepada diri sendiri.
"Tapi kenapa aku bisa melihat siluet wajahnya yang kesakitan? Bukankah dalam mimpi aku tidak bisa melihat wajahku sendiri." Ayla masih termenung di atas ranjang empuk dan selimut tebal yang sudah hampir jatuh ke lantai. Suaminya telah terlelap memunggunginya.
"Dan siluet pria dalam mimpi itu, tidak seperti suamiku," gumamnya lirih. Seolah angin tak boleh mendengarkannya berbisik.
3. Pertanyaan
"Suamiku...," panggilnya lirih saat menyajikan secangkir kopi di atas meja untuk suaminya.
"Hmm...," sahut suaminya acuh sambil tetap menatap layar ponsel.
"Apakah kau sudah tidak mencintai ku?" tanya Ayla perlahan. Dia menatap suaminya lekat-lekat.
"Tentu aku masih mencintai mu. Kenapa bertanya begitu?" Nada suara suaminya mulai naik.
"Kalau kau mencintai ku, kenapa kau selalu menyiksa ku...," ucapnya terisak.
"Karena kamu punya banyak kesalahan!" bentak suaminya.
"Katakan apa salahku selama ini sehingga aku pantas kau sakiti sedemikian rupa."
"Tanyakan pada dirimu sendiri," sahut suaminya dingin.
"Apakah karena aku tak bisa memberimu anak?"
"Aku sudah tahu sebelum menikahi mu."
"Lalu kenapa?"
"Cari sendiri jawabannya!" Suaminya beranjak meninggalkannya sendiri di meja makan.
4. Ingatan
Mimpi-mimpi buruk itu kembali berulang.
Seorang pria memukuli seorang wanita. Menjambak rambutnya. Menampar pipinya. Melecutkan ikat pinggang kulit ke punggung dan kakinya.
Wanita yang meringkuk di sisi bawah tempat tidur sambil menahan rasa sakit. Isakan tangis yang tak digubris.
Ayla semakin memikirkan tentang mimpinya.
"Kemana aku harus mencari tahu arti mimpiku ini."
Suatu malam, setelah mimpi yang buruk itu datang, dan setelah pukulan demi pukulan mendarat di tubuhnya. Matanya tak kunjung terlelap. Bayangan masa lalu, bukan mimpi, hadir begitu nyata di hadapannya.
"Wanita itu adalah aku?" tanyanya kepada diri sendiri.
"Apakah dia suamiku yang memukuli ku? Tapi kenapa terasa lain?"
Tiba-tiba kepalanya terasa sangat sakit. Lalu dia mulai mengingat semuanya.
"Tidaakkkk!!! Aku yang memukuli wanita itu! Hah hah hah..." Nafasnya terengah lalu tak sadarkan diri.
5. Kehidupan Sebelumnya
"Aaarrrrggghhhh... Tolong... Sakitttt!" Seorang wanita menjerit di bawah kaki suaminya.
"Wanita jalang! Apa yang kau lakukan dengan pria itu di rumahku?!" hardik suaminya.
"Dia hanya teman lamaku yang berkunjung, Mas. Kamu juga sudah mengenalnya. Kenapa kamu menuduh ku berkhianat?" Wanita terisak.
"Hentikan, Mas... Sakittt..."
"Kamu pantas mati!"
"Aaarrrggghhh....."
"Mati saja, Kau!!!"
Hari-hari selanjutnya, pukulan demi pukulan yang ia dapatkan dari suaminya. Tak ada lagi kemesraan yang dulu suaminya pernah berikan. Setiap malam wanita tertidur karena lelah menahan sakit.
6. Kebenaran
Malam itu aku diusir oleh suami sahabat lamaku, Ayla. Karena aku mengunjunginya setelah bertahun-tahun tidak bertemu. Aku baru pulang dari bekerja di luar provinsi. Padahal suaminya juga mengenal ku karena aku pun sering mengunjungi sahabatku.
Entah kenapa pria itu justru menuduh ku berselingkuh dengan istrinya. Aku hanya mampir untuk memberinya oleh-oleh yang ku bawa dari kota tempat kerjaku.
Tak lama, aku mendengar kabar Ayla, sahabatku, meninggal karena menjadi korban KDRT. Hatiku sangat hancur. Dia tidak pernah bercerita tentang hal ini.
Aku pun merencanakan sebuah pembalasan untuk suaminya.
7. Skenario
"Dokter, sahabat saya ini sangat ingin menjadi transgender. Dia merasa bahwa dia adalah wanita. Sampai dia depresi dan mencoba bunbun diri. Bisakah Dokter membantunya?" tanyaku pada dokter bedah plastik ternama di suatu kota.
"Tapi dia tidak sadarkan diri. Apakah benar dia ingin dioperasi kelam*n?" Dokter balik bertanya.
"Tentu saja, Dokter. Dia menulis surat untuk ku dan sebuah foto referensi untuk wajah barunya." Kutunjukkan surat palsu dan foto sahabatku, Ayla.
Lalu dokter pun bersedia mengoperasi pria itu. Dengan ongkos lebih tentunya.
Sebelumnya aku telah membawanya ke dokter ahli bedah syaraf. Untuk menghilangkan memori otaknya. Aku ingin dia ingat, bahwa dia adalah wanita.
Aku pun menyuruh seorang pria temperamental menikahinya dengan imbalan tinggi. Untuk menyiksanya setiap hari tanpa ampun. Sampai dia meminta kematian itu sendiri.
___***___