Di sebuah rumah yang sederhana, tinggalah seorang anak perempuan yang cantik, ceria dan lembut bernama Adira Veronika. Dia di besarkan ayah nya karena orang tua nya berpisah ketika ia masih kecil.
Dan suatu hari Ayah nya harus pergi bekerja untuk menyambung hidup, lalu Adira di ajak ayah nya ke rumah Kakek-Nenek nya.
"Yah kita mau kemana?." Tanya Adira.
"Ke rumah Nenek dan Kakek." Jawab Ayah.
"Yey bisa ketemu kangen sama nenek dan kakek dong." Ucap Adira yang penuh ceria.
"Iya nak" Balas Ayah dengan senyum tipis nya.
Dan sesampai nya di rumah kakek-nenek nya, Adira bermain dengan adik-adiknya dengan penuh ceria melepas rindu. Namun keceriaan nya berubah ketika Ayah nya memberitahu akan tujuan sebenarnya berkunjung ke rumah kakek-nenek nya.
"Loh ayah mau kemana?, kenapa kita harus di sini tanpa Ayah?." Tanya Adira dengan polos nya.
"Ayah harus bekerja nak untuk keberlangsungan hidup kita kedepannya, Ayah mau Adira besar tanpa kekurangan apapun, Adira gak apa-apa kan tinggal dengan Kakek-nenek selama ayah kerja?." Tanya balik Ayah.
"Iya Ayah, tapi jangan lama-lama ya." Jawab Adira.
"Iya nak" Ucap Ayah.
Lalu Ayah Adira pun berpamitan pada kakek-nenek dan juga adik-adik Adira. Dan dari situlah langkah Adira mulai terlukis.
.....
Hari mulai berjalan dan waktu terus berputar hingga Adira kini sudah beranjak remaja, ia tumbuh menjadi gadis yang cantik, pintar dan mandiri. Akan tetapi ia tidak pernah menyangka kalau di usia itulah langkah nya semakin di uji.
Dimana hal yang tidak ia sangka itu terjadi, Ibu yang dulu meninggalkan dia kini mulai menunjukkan diri. Lalu Adira yang polos itu pun memeluk Ibu nya tanpa berpikir apapun.
"Mamah, ini beneran mamah?." Tanya Adira dengan penuh gembira.
"Udah kita gak perlu basa-basi" Jawab Ibu dengan datar dan langsung melepaskan pelukan Adira.
"Loh mamah gak kangen aku gitu?, ini pertemuan pertama kita loh setelah Mamah pergi bertahun-tahun meninggalkan kita" Ucap Adira dengan kecewa.
"Mamah kesini bukan tanpa tujuan" Balas Ibu Adira.
"Lalu?." Tanya Adira yang semakin heran di buat nya.
"Dengar, kamu anak mamah dan kamu harus mengerti aturan mama. Kamu mau mamah bersama kamu dan adik-adik mu kan?." Tanya balik Ibu Adira.
"Iya tentu saja Mah" Jawab Adira.
"Baiklah, mamah punya dua pilihan untuk kamu. Menikah atau kamu bekerja." Ucap Ibu Adira.
"Aku mau bekerja mah"balas Adira.
"Baik, dimana kamu berkeja dan berapa hasil yang bisa kamu pegang?." Tanya Ibu Adira.
"Dimana dan berapa pun aku nanti dapat, semua sudah Tuhan yang atur Mah." Jawab Adira
"Kamu berkeja saja belum jelas, lebih baik menikah saja. Kamu bisa hidup tenang, dan punya banyak uang juga tanpa harus capek." Ucap Ibu Adira.
"Aku masih umur segini mah, aku belum mau menikah" Balas Adira.
"Pokoknya kamu harus menikah, anak teman mamah sudah setuju untuk kamu menikah dengan anak nya, dan mamah sudah menerima uang pangkal dari mereka." Ucap Ibu Adira.
Pada akhirnya Adira menuruti apa yang di mau Ibu nya. namun saat hari H itu semakin dekat, Adira menemukan suatu kejadian yang tak terduga dimana calon suami nya selingkuh dengan wanita lain yaitu sahabat nya sendiri.
Dan dari situlah hati nya hancur sehancur-hancurnya, ia mencoba memutuskan pernikahan namun calon suami nya tidak mau. Akan tetapi Adira berisi keras dengan tekad nya.
"Aku gak mau memutuskan pernikahan ini Adira, aku minta maaf aku khilaf." Ucap calon suami Adira.
"Seharusnya kamu berpikir sebelum bertindak, sekarang semua sudah begini mana mungkin aku akan tetap melanjutkannya" Balas Adira.
"Sudahlah nak jika dia menginginkan itu maka kabulkan lah. Namun semua uang pangkal yang kami beri harus kamu kembalikan. " Ucap keluarga calon suami Adira.
"Baiklah, aku hanya punya segini sisa nya kamu bisa ambil dari semua yang sudah di beli dan jangan ganggu aku serta keluarga ku lagi" Balas Adira yang kemudian memberikan sejumlah uang dan pergi.
Saat itu hati Adira sangat hancur Namun Ibu nya yang keras itu tidaklah peduli dengan Adira. Sampai akhirnya ia bukannya mendapat pembelaan dan pelukan, namun perdebatan yang membuat ia semakin sakit.
"Kenapa kamu memutuskan hubungan itu si!! Kenapa kamu selalu tidak bisa di andalkan hah!." Gertak Ibu Adira.
"Mah, aku ini korban, harusnya mamah itu ada buat menenangkan aku bukan untuk menyalahkan ku mah" Ucap Adira.
"Mamah gak peduli, pokoknya kamu harus kembali dengan dia." Tegas Ibu Adira.
"Aku gak mau" Balas Adira.
"Oh begitu, baiklah kalau begitu mulai sekarang kamu gak usah lagi anggap mamah ada" Ucap Ibu Adira.
"Baiklah" Balas Adira dengan singkat dan pergi begitu saja.
Saat itu Adira pergi dengan nekad merantau ke suatu tempat untuk melupakan rasa sakit nya. Namun nyatanya rasa sakit itu semakin di lupakan malah semakin menjadi hingga ia tidak bisa mengontrol diri nya sendiri.
Ia sempat memikirkan untuk mengakhiri hidupnya, akan tetapi seiring berjalannya waktu sebuah cahaya tiba-tiba datang pada Adira. Ia berwujud pria yang mencoba menembus rasa sakit Adira dan di ganti kebahagiaan kita sebut saja dia Mevran.
"Kenapa kamu datang?, kamu sudah tau kan aku seperti apa, lalu kenapa kamu masih menggangguku." Ucap Adira.
"Aku mau serius dengan mu Adira" Balas Mevran.
"Baik, jika kamu berisi keras, datanglah temui Ayah ku" Ucap Adira.
Dan tidak butuh waktu lama akhirnya Mevran pergi ke rumah lalu bertemu Ayah Adira. Lalu Ayah Adira yang kaget pun sontak menelpon Adira yang kini tengah di luar kota.
"Hallo ayah ada apa?, apa semua baik-baik saja?." Tanya Adira yang khawatir.
"Semua baik-baik saja nak, namun ada pria kamu kesini nak" Jawab Ayah Adira.
"Oh itu teman ku yang mau bertemu Ayah" Ucap Adira.
"Yakin teman?, dia bawa mahar loh Adira. Kamua yakin dia teman??" Tanya Ayah yang semakin bingung.
"Hah?" Reaksi Adira yang kemudian langsung menutup telepon.
Singkat cerita Adira menemui Ayah dan Mevran. Mereka berbincang dan menikah saat itu juga dengan penikahan yang sederhana.
"Adira, apa kamu tidak mau Ibu mu juga hadir?." Tanya Mevran.
"Gak perlu Mev, udah cukup kita saja" Jawab Adira.
"Baiklah, namun setelah ini alangkah baiknya kita bertemu Ibu mu, karena bagaimanapun ia adalah Ibu mu" Ucap Mevran.
"Hm.. Iya aku ikut kamu saja" Balas Adira.
Lalu setelah melangsungkan pernikahan, mereka mencoba beradaptasi dengan membuat keluarga baru, kemudian Mevran yang pernah membujuk Adira sebelumnya kini mencari Ibu Adira bersama walau sulit karena mereka hanya berbekal nama tanpa identitas lain.
Akan tetapi Tuhan memudahkan jalan mereka setelah banyak hal mereka lalui. Tapi lagi dan lagi Ibu Adira itu tidak menunjukkan reaksi ketika Adira datang menemui nya.
Lalu Adira yang tidak mau berlama-lama pun pergi bersama Mevran yang menemani nya. Seiring berjalan waktu,, Ibu Adira mengabari kalau dia sakit namun Adira yang sudah telanjur sakit hati kini tidak mau mendengar apapun lagi tentang Ibu nya hingga kembali lah membawa perdebatan hebat anatara kedua nya.
Dimana saat itu Adira sempat kaget karena adik nya membela Ibu nya. Namun setelah ia cari tau, ternyata memang adiknya tengah di adu domba dengan nya seolah kini fakta berbalik pada Adira yang di cap anak tidak berbakti.
Adira mencoba menjelaskan pada Adiknya namun semua nihil. Sampai akhirnya Adira mengumpulkan adiknya serta Ibu nya dan mulai perdebatan.
"Dek, aku yang membesarkan kamu, aku juga yang merawat kamu. Tapi kenapa kamu lebih percaya dengan hal kecil itu dek. Kamu kenal aku kan?, aku bukan tidak mau menyayangi atau menolong mamah, tapi kamu harus ada di posisi aku agar kamu bisa mengerti alasannya." Ucap Adira.
"Tapi kak, dia mamah kita, jika kakak begini berarti kaka tidak berbakti" Balas Adik Adira.
"Ya, mamah sakit sakitan begini tapi kamu gak mau membantu mamah. Dimana hati kamu?." Tanya saudara tiri nya.
"Dulu saat kami kecil dimana saja mamah?, apa mamah merawat kami?, memenuhi kebutuhan kami?, atau mamah memberikan kasih sayang pada kami??. Bukankah semua itu gak kami dapatkan. Lalu sekarang?, kalian menyalahkan aku?." Tanya Adira yang tidak mengerti lagi harus bagaimana.
"Sudahlah cukup!, kamu lahir dari mana kalau bukan dari mamah hah?." Tanya balik Ibu Adira.
"Aku memang lahir dari mamah, namun aku gak pernah merasakan aku ini anak mamah. Sekarang aku begini mamah masih menyalahkan aku hah?." Tanya Adira lagi.
"Sudahlah... Anggap saja mama ini mati dira!" Teriak Ibu Adira.
"Ayo mah sebaiknya kita pulang" Ajak saudara tiri Adira.
"Ya pergilah dan anggap saja kita bukan anak dan Ibu. Lagi pula kali ini aku benar dan itu faktanya" Ucap Adira yang sudah mulai terpancing dengan amarah nya.
"Oke, mamah juga gak butuh uang mu. Bahkan jika mamah mati pun mamah gak sudi di rawat atau di pegang kamu." Balas Ibu Adira yang kemudian pergi dengan penuh emosi.
.....
Waktu terus berlalu.. Kini setelah banyak nya drama kehidupan akhirnya Adira mencoba memulai langkah baru. Akan tetapi langkah itu kembali di uji.
Dimana awal nya Adira dan keluarga kecil bya bahagia namun pada akhirnya pernikahan mereka pun di uji hingga Adira kembali merasakan sakit yang sama. Saat itu ia tengah mengandung dan mencoba untuk berdamai karena ia memikirkan anak nya.
Adira kini tidak lagi peduli apapun selain pada anak nya. Hingga hadirlah sosok pria bernama Reyhan mengisi luang kosong nya yang dulu hancur kini mulai kembali merasa hangat karena perhatian nya.
Adira bertemu dengan Reyhan dan mulai menjalin hubungan. Adira sudah sangat percaya dengan Reyhan karena ia begitu mengerti Adira. Namun Reyhan mempunyai temprament tinggi yang membuat Adira sakit.
Dimana Reyhan selalu melontarkan kata kasar dan selalu mengancam dengan berbagai hal hingga Adira kadang tertekan. Namun hati Adira yang begitu menyayangi nya selalu memaafkan hal yang Reyhan lakukan.
Sampai akhirnya setelah setahun mereka menjalin hubungan, Adira juga mempunyai rasa capek dan muak. Lalu terjadilah perdebatan
"Kita sudah selesai, jadi jangan ganggu aku lagi." Ucap Adira.
"Dasar cewek mur*han, apa kamu mau aku sebarin semua nya hah. Kamu gak takut aku nekad dan memberitahu suami mu dengan semua tingkah mu ini?," Tanya Reyhan dengan berbagai kata kasar nya.
"Terserah kamu, dan aku udah gak peduli." Jawab Adira.
"Gua tau, lu udah ada yang lain kan?? Enak sama dia sekarang? Apa dia lebih baik dari gua sampai lu sekrang gini.. Apa lu gak takut kalau gua kasih tau dia semuanya hah?? Dasar memang wanita seperti lu itu gak tau di untung." Ucap Reyhan.
"Apa yang kamu mau?, kamu menyesal? Silahkan kamu sebarkan semuanya karena yang menerima semua gak cuma aku tapi kamu juga sama. Harusnya kamu berpikir matang dengan apa yang kamu mau lakukan, kamu begini bukan cuma aku tapi kamu juga akan hancur sama seperti aku." Ucap Adira dengan keberanian yang ia kumpulkan.
"Kamu mengungkit banyak hal dan mengancam aku, kamu pikir aku takut??. Silahkan kamu mau melakukan apa aku gak peduli, dan soal uang?, selama ini kamu memberiku berapa sampai kamu mengungkit itu? Kamu mau aku kembalikan?, bahkan uang yang kamu kasih saja kamu tarik kembali dengan alasan pinjam!.. Heyy... Kamu ingin aku mengembalikan uang mu sekarang pun bisa ku kembalikan, tapi jika aku kuitansi kan nominal yang aku beri apakah kamu bisa kembalikan?? Pikirrrrr" Sambung Adira yang kemudian mengambil tas nya .
Reyhan pun terdiam dan tidak bisa menjawab apa yang Adira katakan. Akan tetapi ia terus membuat nama Adira jelek pada banyak orang yang mencoba mendekati Adira seolah Adira yang salah dan dia yang benar.
Namun Adira sudah gak peduli karena pada akhirnya kebenaran pasti akan berlentera memihak pada nya karena manusia punya penilaiannya sendiri.
Dan akhirnya, Adira merasa lega setelah berdamai dengan hati nya sendiri. Lalu dengan ini Adira juga mendapat banyak pelajaran dimana ia tidak harus berkorban dan memaafkan setiap perlakuan tidak baik dan terus bersinar dengan dirinya tanpa harus mengubah apa yang sudah di lewati selama kehidupan nya.
Selesai..
"Aku terlahir bukan untuk di injak, aku juga terlahir bukan untuk di permainkan. Aku adalah aku yang tidak bisa kalian ubah, dan aku tidak akan ada di bawah mu karena aku punya jalan ku"
#quotes by.. ariska