---
CERITA PENDEK: “Suara dari Balik Lemari”
Di sebuah rumah kos tua di pinggir kota, tinggal seorang mahasiswi bernama Alya. Kamar Alya berada di lantai dua, berseberangan dengan kamar kosong yang sudah ditutup sejak setahun lalu. Para penghuni kos bilang, kamar itu dulu ditempati seorang perempuan bernama Mira yang hilang tanpa jejak.
Suatu malam, ketika listrik padam, Alya menyalakan senter ponselnya dan berusaha tidur. Namun suara aneh mulai terdengar dari arah lemari di sudut kamar.
Tok… tok… tok…
Seperti ada yang mengetuk dari dalam.
Awalnya Alya mengira itu tikus. Tapi ketika suara itu berubah menjadi desahan pelan, ia langsung bangun dengan tubuh merinding.
“Alyaaa…”
Suara itu sangat jelas, seperti ada seseorang yang memanggil dari balik kayu lemari.
Alya mundur beberapa langkah. “Siapa di sana?!”
Tidak ada jawaban. Hanya bunyi gesekan seperti kuku yang menggaruk-garuk sisi dalam lemari.
Listrik menyala tiba-tiba. Ruangan kembali terang. Alya mengumpulkan keberaniannya dan perlahan membuka lemari.
Kosong.
Tidak ada apa-apa kecuali pakaian yang tersusun rapi.
Alya menghela napas lega. Mungkin hanya halusinasinya karena kelelahan.
Namun saat ia menutup pintu lemari, matanya menangkap sesuatu. Di bagian dalam pintu, tertulis dengan goresan kuat:
“AKU BELUM PERGI.”
Alya langsung menutup lemari itu rapat-rapat dan memeriksa seluruh kamar. Ia mengunci pintu, mematikan lampu, dan buru-buru tidur sambil menyelimuti diri.
Keesokan paginya, penjaga kos datang memperbaiki lampu. Alya menunjukkan tulisan itu — tapi tulisan tersebut hilang. Tidak ada bekas goresan sama sekali.
Penjaga kos hanya tersenyum aneh. “Mbak Alya… kamar ini memang sudah lama minta ditempati lagi.”
“Maksudnya…?” tanya Alya bingung.
Penjaga kos menatap lemari dengan mata kosong.
“Waktu Mira hilang, dia terakhir terlihat masuk ke kamar ini. Tapi kami tidak pernah menemukannya. Hanya ada suara ketukan… dari lemari.”
Alya merinding. “Jadi tulisan tadi… suara tadi…”
Penjaga kos perlahan menutup pintu lemari, lalu berbisik:
“Dia belum keluar sejak hari itu.”
Lalu ia meninggalkan Alya sendirian di kamar.
Malam berikutnya, ketika Alya mencoba tidur, suara itu muncul lagi.
Pelan, tetapi jelas.
Tok… tok… tok…
“Bolehkah aku keluar sekarang?”
---