Pagi di Kerajaan Pelangi dimulai dengan cahaya matahari yang menembus sela-sela awan kelabu. Hujan telah berhenti, meninggalkan udara yang terasa segar dan bersih. Tanah kerajaan pelangi terlihat hijau dan subur, dengan bunga-bunga yang mulai mekar dan mengeluarkan aroma harum. Suara burung-burung yang bernyanyi dan angin yang berhembus lembut menambah kesan damai dan tenang di Kerajaan Pelangi.
Di rumah Peri Tata, para peri terbangun dan bersiap untuk melanjutkan ujian mereka.
"Pagi, Peri Tata," sapa Peri Putra Leo, semangatnya terlihat jelas. "Terima kasih atas tumpangan semalam. Rumahmu sangat nyaman."
"Sama-sama, Peri Putra Leo. Aku senang kalian semua aman," jawab Peri Tata sambil menyajikan teh hangat dan camilan pagi. "Ujian kalian hari ini adalah yang terakhir, kan?"
Peri Virgo dan Peri Putra Evan mengangguk. "Ya, ini adalah Ujian Emosional," kata Peri Virgo. "Kami tidak tahu apa yang menanti, tapi kami siap menghadapinya."
Sementara itu, jauh di istana, Ratu Peri Ruby dan Ratu Peri Alexa sedang berdiskusi di taman. Keraguan Ratu Peri Alexa dari malam sebelumnya masih membayangi.
"Ruby, aku masih memikirkan firasatku semalam," kata Ratu Peri Alexa. "Ujian Emosional ini berisiko. Jika mereka tidak bisa mengendalikan emosi, mereka bisa kehilangan kekuatan mereka, atau lebih buruk lagi..."
Ratu Peri Ruby mengangguk, ekspresinya serius. "Aku tahu. Itulah mengapa ujian ini sangat penting. Mereka harus membuktikan bahwa mereka pantas menjadi peri sejati."
Di sisi lain, peri tak dikenal yang muncul semalam sedang mengamati istana dari balik pepohonan. Sorot matanya penuh dengan niat buruk. Ia bergumam pada dirinya sendiri, "Ratu Peri Ruby masih tidak menyadari. Rahasia yang ia kira ia sembunyikan, akan segera aku ungkapkan. Dan semua akan hancur."
Ujian Emosional: Awal Rintangan
Di sebuah hutan yang tenang, Peri Tata, Peri Putra Evan, dan Peri Farah membawa Peri Putra Leo dan Peri Virgo ke lokasi ujian. Tiba-tiba, daftar mentor mereka bersinar secara ajaib. Di atasnya, muncul tulisan yang hanya bisa dibaca oleh mereka:
"Ujian Emosional. Peri Apika akan memberikan bisikan. Jangan mengintervensi."
Di tengah hutan, ada sebuah danau dengan air yang tenang. "Ujian kalian dimulai sekarang," kata Peri Tata. "Kalian harus menyeberangi danau ini menggunakan batu-batu yang mengambang. Namun, kalian akan kami pisahkan."
Tiba-tiba, Peri Apika muncul dari balik pohon. Ia mendekati Peri Putra Leo dan membisikkan sesuatu di telinganya.
"Peri Virgo sebenarnya tidak percaya pada kemampuanmu. Dia hanya mengikutimu karena terpaksa," bisik Peri Apika dengan nada yang meyakinkan.
Wajah Peri Putra Leo langsung berubah. Keraguan dan kekecewaan melintas di matanya. Ia menoleh ke arah Peri Virgo yang berdiri di sisi lain danau.
Di sisi lain danau, Peri Apika berteleportasi ke samping Peri Virgo. Ia membisikkan hal yang sama padanya:
"Peri Putra Leo sebenarnya tidak percaya pada kemampuanmu. Dia hanya bersikap baik karena terpaksa," bisik Peri Apika.
Wajah Peri Virgo pucat. Ia melihat ke arah Peri Putra Leo yang kini menatapnya dengan pandangan yang tidak bisa ia artikan. Tiba-tiba, seluruh danau itu dipenuhi dengan bayangan keraguan, membuat batu-batu yang mengambang seakan bergoyang. Ini adalah awal dari Ujian Emosional mereka.
Wajah Peri Virgo pucat. Ia melihat ke arah Peri Putra Leo yang kini menatapnya dengan pandangan yang tidak bisa ia artikan.
Di kejauhan, Ratu Peri Ruby dan Ratu Peri Alexa melihat melalui cermin. Ratu Peri Alexa terlihat gelisah. "Aku sudah bilang, ada sesuatu yang tidak beres dengan rencana ini. Kita tidak bisa memercayai Peri Apika!"
Tiba-tiba, Ratu Peri Ruby merasakan kehadiran sosok lain. Di belakangnya, berdiri seorang peri dengan rambut panjang berwarna merah menyala dengan gradasi silver. "Ratu Ruby," bisiknya. "Kamu tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di kerajaan ini, kan?"
Ratu Peri Ruby menoleh, terkejut. "Siapa kamu?"
"Aku adalah teman lama kalian. Tapi kalian melupakanku," jawab peri itu, matanya penuh dengan kesedihan dan kebencian. "Kalian begitu terobsesi dengan kekuasaan, kalian melupakan persahabatan kita."
Ratu Peri Ruby terdiam. Ia mengenal mata itu. Ia adalah Peri Fana, sahabat masa kecilnya.
"Fana... mengapa kau melakukan ini?"
"Kau dan Alexa membuatku menderita! Dan sekarang, aku akan membuat kalian berdua merasakan sakit yang sama!" seru Fana. "Aku akan membongkar rahasia kalian. Rahasia yang kalian simpan begitu rapat dari semua orang!"
Fana mengacungkan tongkatnya dan memproyeksikan sebuah gambar ke cermin. Gambar itu menunjukkan Ratu Peri Ruby dan Ratu Peri Alexa bertengkar hebat saat muda, dengan Ratu Peri Alexa menuduh Ratu Peri Ruby tidak pernah memedulikan perasaannya.
"Dan rahasia ini," kata Fana, "adalah rahasia yang kalian tidak ingin ada orang lain yang tahu!"
Ratu Peri Ruby menatap cermin dengan ngeri. Ia tahu bahwa rahasia ini bisa menghancurkan hubungannya dengan Ratu Peri Alexa dan bahkan membahayakan takhta mereka. Tiba-tiba, Peri Fana menghilang begitu saja.
Ratu Peri Alexa mendekat dan meletakkan tangannya di bahu Ratu Peri Ruby. "Ratu Ruby, lupakan saja masa lalu kita," kata Ratu Peri Alexa dengan suara lembut. "Mari kita lihat ujian keempat peri Virgo dan pasangannya. Prioritas kita sekarang adalah mereka."
Ratu Peri Ruby mengangguk. Matanya masih dipenuhi ketakutan, tetapi ia mencoba mengendalikan diri. Ia tahu Ratu Peri Alexa benar. Apapun konflik masa lalu mereka, nasib Peri Putra Leo dan Peri Virgo lebih penting saat ini. Mereka berdua kembali memusatkan perhatian pada cermin.
Namun, di balik keindahan alam ini, ada ketegangan dan kekhawatiran di antara para peri dan ratu peri. Ujian Emosional yang dihadapi oleh Peri Putra Leo dan Peri Virgo, serta rahasia yang terungkap oleh Peri Fana, membuat situasi di Kerajaan Pelangi menjadi tidak stabil.