Di suatu pagi,terdapat Taman kota di mana rerumputan yang menyusuri luas sejauh mata memandang
Seorang rumput muda memiliki tinggi badan yang panjang ,produktivitas yang tinggi ,dan tahan injak tiba tiba berceloteh di pagi hari yang tenang membuat mata semua jenis rumput memandang pada nya.
"Argghh ...Kenapa sih kita perlu banget gitu di potong setiap saat, aku ingin memiliki tubuh proporsional yang tinggi dan bebas menerima angin di udara."Keluh Brachi aria
"Kamu berisik Aria !! kamu pikir hanya kamu yang kesal ?! .Lihat lha pada bulan ini bahkan 4 bulan berturut turut Tuhan memberi air scara langsung berupa hujan .Manusia tak perlu menyiram apalagi dengan sifat ku yang tahan kering seperti kaktus maupun genangan sekalipun."Ucap Setaria menambuhi Brachi.
"HAY DIAAAM !!!"
Teriak Benggala bersamaan dengan Napier."Dasar rumput tak tau di untung."
Napier mengis tersedu mendengar ucapan kerabat nya itu ,bagimana tak dimana ?Mereka masih beruntung di pelihara manusia .Sementara di Sabana dan Padang Rumput Stepa mereka tumbuh liar panas dan hujan mereka lewati tapa ampun .Tidak kah mereka bersyukur ?.
"Hay teman teman coba lha lihat keadaan rumput dengan jenis seperti ku dan Napier kami Tumbuh lebat dengan tubuh yang tinggi ,syukurlah Tuhan menciptakan kami dengan warna hijau cemerlang sehingga bertemu kalian di Taman ini."Jawab Belangga dengan prihatin melihat keadaan Napier.
"Tentu kamu harus bersyukur bisa tinggal dan bertemu dengan ku Belangga."Jawab Setaria dengan angkuh.
"Asal kamu tahu Setaria rumput di tanam dan di rawat dengan baik ..Tidak kah kamu mencoba memahami jika kamu tidak di siram kamu akan layu pada musim kemarau Setaria,Dan Kamu Aria ,kamu akan tumbuh lebat dan panjang tak terurus. Kita di berlakukan seperti itu karena kita adalah tumbuhan dengan makanan melalui Fotosintesis kamu mati terbagi oleh dedaunan mu sendiri .Dengan begitu pula juga pada hama yang lebih mudah menjangkau kita. Kamu mau mati duluan Setaria ? Silahkan!!."
"Hai Belangga tak kah kamu tahu manusia yang menginjak kita ?,mereka merusak kita!.Tak kah kamu tahu sebenar nya kita di potong karena mereka sukar melihat kita wahai Belangga .Bersyukurlah kita Masi hidup sedari pemotongan mereka !"Sorak sontai Brachi terhadap Belangga pembela Setaria tak terima sahabat nya terpojok.
"Tunggu Braciaria!! .Mungkin mereka benar aku terlalu sombong dengan sifat ku yang tahan panas dan genangan tanpa memedulikan sifat jenis rumput lain nya ...Aku seharus nya memahami kita tumbuh dengan sehat dan terawat berkat Tuhan serta manusia yang kita keluhkan sedari tadi" Sesal Setaria menasehati sahabat nya.
"Benarkah begitu Setaria ? Apakah pikir mu begitu ?...Kamu memang benar .Tuhan takkan mempertemukan kita di sini sebagai jenis rumput yang memiliki keunggulan masing masing .Kita biasa di pelihara bukan rerumput liar.Seharus nya aku bersyukur dengan pagi yang cerah di berikan Tuhan berkah pada ku bukan berceloteh dan membuat gaduh..Maafkan aku teman teman.aku tak seharus nya mempertahankan ego ku dan begitu keras kepala terhadap apa yang selama ini ku nikmati."
Rerumputan di Taman Kota itu pun berdamai kembali, suasana tenang dengan kesejukan melihat asri nya deretan rumput.