Di pesisir pantai kecil di lombok, ombak pantai yang kuat namun menenangkan, Arjuana bertemu Sarah di pesisir pantai. Arjuna seorang pria berusia 20 tahun yang berkerja sebagai seniman pemahat patung, terpesona saat Sarah Tersenyum sambil menyapannya. Mereka berbicara panjang, Sarah menceritakan tentang perjalanannya Novel yang di tulisnya, sedangkan Arjuna menceritakan pengalaman ekstrimnya saat memahat patung. Mereka selalu bertemu seminggu sekali di tempat yang sama, saling berbagi pengalaman dan tawa. Bagi Arjuna, Sarah adalah Cahaya menyilaukan namum hangat, cintanya tetap tumbuh namun perlahan.
Saat Arjuna merasa tidak tidak bisa lagi untuk menyembunyikan perasaannya yang dalam. Ia menrencanakan pengakuan cintanya di pesisir pantai di sore hari tempat mereka selalu bertemu. Langit jingga ke memerah, angin laut yang menyapa. "Sarah, aku menyukaimu" kata Arjuna jantungnya berdegub kencang, tangannya gemetar. Sarah tersenyum tipis, "Arjuna.... Aku juga menyukaimu tapi sebagai teman" kata kata itu seperti bilah bilah pisau yang tajam dan menyakitkan. Senja yang perlahan mulai turun, Suasana penolakkan yang lembut, namun menusuk hati
Arjuna memutuskan untuk pulang sendirian, senja berubah malam. Ia melihat Sarah di belakangnya sedang berpelukan dengan kekasihnya yang baru kembali. Air mata arjuna bercampur dengan pasir basah. Di kamar,Ia melihat buku catatan Sarah yang sudah lama berada di kamarnya, tenyata Sarah pernah menuliskan puisi tentangnya, tapi ia takut untuk menyatakan perasannya, takut karna nanti pertemanan mereka akan rusak dan mereka akan asing satu sama lain
Arjuna pun belajar mengikhlaskannya. Ia ambil mengabil foto senja itu sebagai kenangan, lalu lanjut perjalanan. "Cinta yang tertolak bukanlah akhir, tapi sebuah pelajaran untuk mengikhlaskan" gumammnya. Senja besok akan baru meski lukannya perih