...
Dua jiwa dan dua dunia, sebuah cerita yang mungkin tak bisa di percaya.
- aku mencintainya namun Tuhan lebih mencintainya, sehingga ia merenggut nya dariku...
- Tuhan mungkin jahat padanya, namun aku selalu memperhatikan paras indahnya melalui hamparan awan...
----
Ingat kata Andrew : "Jika aku tiada, lihatlah kelangit... Aku ada di sana berdiri bersama bintang bintang malam yang indah"
______________
! Warning!
This story is a story inspired by my true story!;So don't copy it! The time, names, and setting of the story have been deliberately changed so that it is not similar to my original story!
( Nama karakter, usia, latar cerita, dan alur sengaja di ubah agar tidak mirip dengan kisah asli, namun tetap ada kisah aslinya)
______________
Kota Haarlem, Holland Utara, Belanda
Pukul : 5.30
...
Pagi yang cerah nan ceria, nyanyian burung burung bergema indah di seluruh kota Haarlem, sebuah kedai kecil yang selalu ramai dengan pembeli,di dalamnya Seorang gadis muda bersurai biru kehitaman, dengan manik baby blue yang indah dan menawan, seperti sebuah permata mahal. Ia tengah duduk dan menikmati secangkir coklat panas dan roti hangat nya.
Gadis itu duduk di bangku yang sama setiap minggunya, bangku tepi jendela yang menghadap kearah danau indah, yang sesekali dilewati oleh angsa putih.
...
Ia selalu memesan sebuah roti hangat dan coklat panas. Ia memiliki paras yang sangat indah. Tak heran jika terkadang banyak pemuda yang selalu datang ke toko itu hanya untuk memandang gadis itu. Namun tak sedikit juga para wanita muda yang cemburu akibat kecantikan alami yang dimilikinya.
Dibalik itu, sebuah cerita mengharukan mulai hilang dari benaknya atau mungkin, sengaja ia lupakan.
...
Suatu hari, gadis itu datang ke kedai lebih awal. Hal yang sangat langka bagi paman pemilik kedai, karena biasanya gadis itu akan datang pada pukul 5.00 pagi hari. Namun sekarang ia datang pukul 3.00 pagi hari.Yang membuat paman pemilik kedai itu bingung.
Alih - alih mengusir gadis itu karena sebenarnya kedainya belum buka, justru paman pemilik kedai itu menghampirinya dan duduk di bangku depan nya.
----
"Tumben sekali kau datang pagi - pagi sekali Jeanne? " Tanya paman pemilik kedai itu kepadanya, sambil tersenyum tipis.
" Ah, aku hanya sedang berjalan-jalan pagi, dan kebetulan kedai paman carl sudah terbuka untuk ku..." Jawabnya sembari tersenyum lembut kearah paman pemilik kedai itu, yaitu paman carl.
____
Paman carl, ia adalah teman akrab dari ayah Jeanne, yaitu tuan John. Bukan hal yang aneh jika Jeanne selalu datang kesana untuk membeli secangkir coklat panas dan roti hangat.
Karena memang hanya kedai itu tempatnya untuk melepas rindu. Terkadang setelah kembali dari kedai paman carl, ia selalu melihat cangkir kopi antik milik ayahnya yang telah lama tersimpan, karna sosok yang selalu menggunakan nya telah pergi dan takkan kembali.
Begitu juga dengan ibunya nona Dianne. Buku favoritnya kini hanya menjadi buku tua yang terletak di meja. Buku dan cangkir nyaris tak tersentuh waktu. Berdebu dan usang namun tetap abadi di hati Jeanne. Karena ia akan mengenang tiap kenangan pagi hari mereka di benaknya.
.
.
.
Kembali ke cerita...
....
"Owh ya paman carl, aku sudah berjanji untuk menceritakan tentang nya..." Ujarnya, yang membuat tangan Jeanne gemetar saat memegang sebuah album kecil.
"Benarkah?, paman takut jika kamu akan teringat tentangnya lagi..." Jawab paman carl, sambil menatap kearah Jeanne.
" Tidak apa-apa paman... Kini tempatku untuk bercerita dan berteduh Hanya ada di paman carl dan, bibi Ruri..." Singkatnya, sambil menatap kearah foto bibi Ruri, istri dari paman carl yang tiada 10 tahun lalu.
...
- Flashback 12 tahun lalu -
Ding...
Ting ...
Ding...
____
Suara bell sekola yang menandakan bahwa kelas telah dimulai berbunyi di sekolah.
Gadis kecil cantik , berusia 17 tahun berlari sambil menggigit sepotong roti hangat ke arah sekolah.
Saat hampir sampai ke gerbang sekolah, seorang pemuda bersurai hitam gelap dan manik berwarna biruu gelap yang tenang menabrak ku, membuatnya hampir memeluk pemuda itu.
...
"Ugh...kalau jalan tolong pake mata ya!"
Ujar gadis itu menatap roti hangat nya yang terjatuh di tanah... Ia menyentuh kakinya yang sedikit lecet karena tergores
" Ah maafkan aku, mau ku bantu?" Ucap pemuda itu sambil mengulurkan tangan untuk membantunya.
" Eh...Kak Andrew!...maaf kak gak sopan.." jawab gadis itu sambil segera berdiri dan membungkuk meminta maaf.
"Tak apa, kau siswa ajaran tahun ke 2 ya? Kalau tak salah namamu Jeanne Nethrine kan?" Tanya nya sambil tersenyum lembut, membuat hati Jeanne berbunga-bunga.
" Eh iya benar... Kakak kalau ngga salah...pengawas bagian kerja sama kan ya?.." jawab Jeanne gugup, uang hanya dibalas anggukan oleh sang senior.
...
Saat itu , mereka berdua hanya berdiam menatap gerbang sekolah yang tertutup. Tanda bahwa mereka terlambat.
" Duhh... Gimana ya...aku telat" bisik Jeanne panik.
"Gak usah panik, seharusnya kamu senang nanti ada pemeriksaan fisik, dengar dengar fisikmu lemah kan?" Jawab Andrew santai sambil berjalan ke arah alun alun kota.
" Eh iya juga ya!, kok gak kepikiran ya aku... Kan aku punya beberapa masalah fisik..." Ujarnya senang , sontak membuat nya memeluk Andrew.
...
Saat itu , suasana Canggung menimpa mereka. Jeanne dengan gugup melepaskan pelukannya, sontak membuat Andrew yang merasa kehilangan sesuatu.
"Maaf kak..." Ujar Jeanne malu...
"Eh...ngga papa kok...santai aja..." Jawab Andrew sedikit sedih, karena ia barusan mendapatkan sedikit harapan dari pujaan hatinya itu.
...
Sedikit cerita, saat Jeanne masih menjadi murid tahun pertama. Andrew sudah memendam perasaan cinta kepadanya, ia selalu memperhatikan paras cantik Jeanne dalam diam.
Dalam pikirannya selalu terbayang " Aku akan mencintai mu selamanya, meskipun dalam diam..."
_____
Saat itu tiba tiba, butiran serupa debu turun membasahi mereka berdua. Jeanne melihat sebuah halte dan menepuk bahu Andrew pelan.
"Kak Andrew, berteduh ke halte sebrang sana mau ngga?... Kayaknya kita udah beneran telat..." Ucap Jeanne menunjuk sebuah halte di sebrang , jaraknya tak jauh dari sekolah sekitaran 50 langkah kaki.
"Eh , ayo... lagipula hujan nya sepertinya akan deras..." Jawab Andrew sambil menggandeng tangan Jeanne untuk berjalan.
"Umn, i- iya...." Ujarnya sambil menundukkan kepalanya. Tanda ia malu malu...
___
Sesampainya di halte, Jeanne melepaskan almet nya. (di sekolah itu terdapat 3 almet almet lengan panjang namun hanya sepanjang pinggang khusus wanita,almet sepanjang tangan untuk pria , dan almet khusus untuk anggota sekolah)
Dan meletakkannya di kursi halte bersamaan dengan tasnya. Hujan turun dengan derasnya, langin yang cerah seketika berubah menjadi gelap, dan petir menggelegar keras di sekitaran daerah itu.
Sebuah petir, tiba tiba menggelegar keras di daerah itu. Membuat Jeanne sedikit ketakutan. Andrew yang melihat itu perlahan memeluknya.
"Kamu kalo takut petir, peluk aku aja ya?..." Ujar Andrew lembut.
" O-oke..." Jawabnya sambil mengeratkan pelukannya pada Andrew.
___
"Jadi gini rasanya di peluk sama pujaan hati kita sendiri?" Batin Andrew.
____
Bersambung....
Maaf yaa readerss, ini hanya prolog yang akan saya perbaiki lagi....