"Kau hanya milikku, Kim Rae Yoo." ucap seorang namja bernama Park Sunghoon.
Yah, namja bernama Park Sunghoon seorang namja tampan, tinggi atletis, dan ketua osis di Garam Senior High School. Namun sayang, di balik wajah tampannya itu ternyata memiliki obsesi terhadap wanita yang kini sedang terbaring lemah dan terikat rantai di tempat tidur milik laki-laki itu.
Iya, Park Sunghoon. Pria itu telah menculik dan menodai perempuan bernama Kim Rae Yoo. Perempuan introvert parah, dan selau cuek segala apapun. Sebenernya, Raeyoo sangat risih ketika Sunghoon selalu mendekatinya. Di tambah laki-laki itu, selalu mengejar Raeyoo kemanapun gadis itu pergi.
Puncaknya, ketika Sunghoon menyatakan cinta kepada Raeyoo. Namun pria itu, terlambat ketika mendapatkan kabar kalau gadis pujaannya itu telah memiliki tunangan bernama Lee Heeseung. Sementara, Raeyoo sendiri tidak punya rasa apapun kepada ketua osis itu.
"Dia hanya bisa menjadi tunangamu, bukan? Aku juga bisa, bahkan menjadi suamimu selamanya." ucap Sunghoon saat itu dengan tatapan tajam.
"Kau jangan gila, Park Sunghoon!" peringat Raeyoo kepada ketua Osis itu.
"Kita lihat saja nanti, siapa yang bisa memilikimu. Aku atau namja itu,nona Kim yang terhormat." ucap Sunghoon sambil meninggalkan Raeyoo di depan kelas.
"Dasar manusia aneh," ucap Raeyoo.
***
Beberapa minggu kemudian, Raeyoo yang awalnya sering mendapatkan bunga dari Sunghoon. Kini dia sering mendapatkan teror di lemari loker sekolahnya. Heeseung yang mengetahui, langsung geram karena dia tidak terima tunangannya di perlakuan seperti itu.
"Apa maksudmu meneror tunanganku, Park Sunghoon?" Heeseung menarik kerah baju seragam Sunghoon dengan emosi.
Dengan senyum simpulnya, Sunghoon hanya bisa menyeringai dan menatap tajam kepada Heeseung.
"Aku, tidak melakukan apapun kepada Raeyoo. Hanya memberi tahu bahwa dia hanya milikku." ucapnya sinis.
Tentu saja, perkataan itu membuat Heeseung langsung emosi dan menghajar Sunghoon. Banyak siswa di sekolah terkejut melihat Heeseung yang selama ini pendiam. Ternyata, ketika saat marah bisa seram juga.
Setelah kejadian itu, aksi teror kepada Raeyoo bukannya mereda malah semakin menjadi. Kali ini, yang menjadi sasaran Sunghoon adalah Kim Sunoo adik kandung Raeyoo.
Ketika Raeyoo akan pulang dari latihan basket, dia mendapatkan kabar kalau adiknya yang masih SMP itu mengalami kecelakaan tabrak lari.
Tentu saja Raeyoo terkejut, dan langsung berlari akan meninggalkan sekolah. Namun, belum sampai Raeyoo di pintu gerbang sekolah ada seseorang langsung menyuntikkan obat bius di punggung gadis itu, dan dalam sekejap tubuh Raeyoo langsung limbung karena efek obat itu. Sunghoon yang di belakang Raeyoo, langsung menangkap tubuh gadis itu dengan senyuman menyeringai.
"Aku sudah bilang, bukan? Siap yang akan memilikimu, Nona Kim." bisiknya dan membopong tubuh Raeyoo ke arah mobil miliknya.
***
Raeyoo hanya menghela nafas, sambil mencoret sertiap tanggalan kalender di meja nakas tempat tidurnya.
"Hampir satu tahun aku di sini." lirihnya sambil menatap kosong ke arah jendela.
Raeyoo dengan matanya masih sembab, dan wajahnya tampak pucat sedang terduduk di pinggiran tempat tidur. Sesekali, dia melihat jari manisnya sedikit memar ketika Sunghoon memaksa memakaikan cincin pernikahan secara paksa di jarinya.
Iya, setelah menculik dan menodai Raeyoo. Sunghoon dengan kasarnya, memaksa Raeyoo menikah dengannya. Tidak lupa, Raeyoo di paksa menandatangani surat nikah yang sudah di persiapkan laki-laki itu.
Tanpa sadar, air matanya pun jatuh tanpa dia sadari.
"Heeseungie, tolong aku. Aku ingin keluar dari tempat ini." lirihnya pelan.
Raeyoo sudah tidak ada tenaga lagi untuk melawan Sunghoon. Berkali-kali dia kabur dari tempat itu, Sunghoon bisa menemukannya dan menyeretnya kembali ke rumah neraka bagi Raeyoo.
"Kau sedang menangisi apa, sayang?" suara itu membuat Raeyoo semakin takut dan trauma.
Park Sunghoon dengan wajah tegasnya itu, mendekati tubuh Raeyoo yang sedang ketakutan.
"Tolong, lepaskan aku..." kata itu yang terucap dari mulut Raeyoo tanpa menatap ke arah Sunghoon.
Sunghoon awalnya tersenyum manis, tiba-tiba menjambak rambut panjang Raeyoo sampai wanita itu mendongakan kepala.
"Bilang sekali...," ucapnya dingin dan menekan.
"Le... lepaskan aku, Park Sunghoon." ucap Raeyoo terbata.
"Sepertinya, kau harus di hukum lebih dari sebelumnya. Nyonya Park," ucapnya dingin dan mendorong tubuh Raeyoo sampai terbaring.
Sunghoon menilukan telinganya, ketika Raeyoo menangis dan memohon agar tidak memberikan hukuman yang membuat dirinya pernah kegug*ran beberapa bulan yang lalu. Tapi, Sunghoon sedang emosi dan melampiaskan nafsu bejatnya kepada Raeyoo meskipun mereka sudah menikah.
***
Beberapa bulan kemudian setelah kejadian itu, kondisi Raeyoo semakin menurun. Wanita itu semakin kurus, dan semakin pucat juga jangan lupa lingkaran hitam di sekeliling matanya. Raeyoo mengalami tekanan batin yang sangat dalam, bahkan matanya tatapannya kosong. Makanan yang di sajikan para pelayan suruhan Sunghoon tidak tersentuh.
"Nyonya, kenapa anda tidak makan?" tanya salah satu pelayan kepada Raeyoo.
"Aku tidak lapar, bi. Aku hanya ingin pulang, ingin bertemu dengan keluargku." ucap Raeyoo pelan.
"Tapi, kalau anda tidak makan tidak ada tenanga menemui mereka." bujuk pelayan kepada Raeyoo.
"Taruh saja di meja, bi. Kalau aku lapar, aku akan makan." ucap Raeyoo lirih dan membaringkan tubuhnya.
Tanpa pelayan itu sadari, perkataan Raeyoo adalah perkataan wanita itu untuk terakhir kalinya. Sebelum, Raeyoo memejamkan mata untuk selamanya karena kondisinya sudah sangat lemah dan membuat dia menyerah pada takdir.
***
"Breakingnews, seorang siswi Garam Senior High School sempat di beritakan menghilang selama 1 tahun. Kini, dia di temukan meninggal dunia saat pihak kepolisian dan warga setempat mengrebek kediaman Putra pemilik Park Corp." ucap pembawa berita pagi yang di tayangkan seluruh Seoul.
Sementara itu, di rumah duka Sunghoon tiada henti berteriak-teriak. Ketika peti jenazah Raeyoo mulai di tutup.
"Jangan di tutup! Istriku sedang tidur!" teriaknya sambil memberontak ketika akan di bawa pihak berwajib.
"Diam kau, keparat!" teriak Sunoo dan memberikan bogeman mentah ke wajah Sunghoon.
"Kau bukan manusia, Park Sunghoon!" teriak Sunoo.
"Kenapa kau memperlakukan kakakku seperti ini, huh?!" lanjutnya emosi.
" Kau tahu? Selama setahun kami mencari Raeyoo noona di mana-mana. Oemmaku sampai sakit karena merindukan putrinya." ucap Sunoo penuh amarah.
"Tenyata, selama ini kau menyekap kakakku. Kau menyiksa batinnya, hingga seperti ini. Di mana letak hatimu, Tuan Park?!" ucapnya semakin meninggi.
"Aku sangat mencintai kakakmu, Kim Sunoo. Sejak awal, dia sudah menjadi milikku, kenapa dia bertunangan dengan Lee Heeseung?" balasnya seperti orang tidak bersalah.
"Kau memang gila, Park Sunghoon." ucap Lee Heeseung.
"Cinta itu, tidak saling memiliki. Kalau kau cinta kepada Raeyoo, bukan ini jalannya. Justru, itu hanyalah obsesi dalam dirimu." lanjut Heeseung.
"Sekarang, biarkan dia terlepas dari terbelenggu yang kau buat. Biarkan dia tenang untuk beristirahat." tambah Heeseung.
"Tidak, dia hanya tidur. Kau itu hanya mantan tunangannya, Heeseung." sangkal Sunghoon berhasil berontak dan akan berlari menuju peti jenazah Raeyoo.
Dalam waktu bersamaan, salah satu petugas menyuntikkan obat penenang agar Sunghoon tidak sadarkan diri dan tidak mengacaukan acara pemakaman Raeyoo.
***
Beberapa jam kemudian, akhirnya jenazah Raeyoo di kebumikan tanpa adanya Sunghoon. Awan yang awalnya cerah, tiba-tiba mendung seolah alam semesta ikut bersedih kehilangan seseorang yang selama ini mereka rindukan.
"Sekarang, kau sudah tenang. Maaf, aku datang terlambat menyelamatkanmu dari Sunghoon. Andai Taehyung lebih cepat memberi tahu, di mana kau diculik. Mungkin, saat ini kau masih di sisiku." ucap Heeseung berusaha tenang.
"Istirahatlah dengan tenang, cintaku. Tunggu aku di sana, ya?" lanjutnya sambil menciup batu nisan bertuliskan nama Kim Raeyoo.
***
Tamat