📖 Catatan dari Hati yang Pernah Jatuh Tiga Kali
Januari 2023,
aku jatuh cinta pada teman sebangkuku saat ujian.
Absennya 14, aku 13.
Lucu, ya… cuma kami berdua yang punya huruf awal huruf nama yang sama.
Mungkin itu takdir kecil yang salah alamat.
Aku menyukainya dalam diam,
dan dia menyukai gadis lain tanpa tahu perasaanku.
Oktober 2024, aku mulai belajar melepaskan.
Juni 2025, aku benar-benar melupakannya.
Aku bahkan lupa wajahnya, suaranya, juga namanya.
Aku hanya ingat rasa hangat yang dulu sempat ada —
dan kini sudah hilang sepenuhnya.
Desember 2024,
aku melihat seseorang di atas panggung, dari balkon sekolah.
Satu pandangan saja, tapi cukup membuat hatiku penasaran.
Beberapa bulan kemudian, aku tahu namanya.
Sayangnya, lagi-lagi dia sudah punya seseorang di sisinya.
Oktober 2025, aku melepaskan lagi —
meski kali ini, rasanya lebih tenang.
Lalu datang November.
Aku jatuh cinta lagi.
Entah bagaimana perasaan itu bisa muncul,
padahal aku tak memintanya.
Kami sekelas, aku tahu namanya,
tapi aku tak ingin ada yang tahu perasaanku.
Aku hanya ingin mencintai tanpa harus memiliki.
Rasanya aneh,
jatuh cinta tapi tak merasa bahagia.
Seperti hujan yang datang tanpa suara,
dingin, tapi menenangkan.
Mungkin aku hanya lelah berharap.
Mungkin aku cuma ingin tahu,
bagaimana rasanya dicintai tanpa alasan.
Sabtu, 1 November 2025.
Hari di mana aku menyadari —
bahwa aku memang mudah jatuh,
tapi sulit merasa cukup.