Di sebuah pagi yang cerah, seorang gadis kecil bernama Lila terbangun dengan perasaan sangat kesepian. Dia berusia tujuh tahun, dan hari itu semua teman-temannya sedang sibuk sehingga Lila merasa sendiri.Tiba-tiba, dia menemukan dirinya berada di sebuah dunia yang sangat berbeda. Hamparan rumput hijau membentang luas tanpa batas, dan di atas langit biru yang cerah tampak pelangi yang berkilauan indah.Dari balik rerumputan, muncullah sosok kecil dengan sayap yang berkilau seperti permata. Itu adalah peri kecil yang cantik. "Hai, Lila! Aku peri dari dunia Pelangi. Ayo bermain bersamaku di sini," ucap peri dengan suara lembut.Peri itu mengajak Lila berlari dan melompat di atas rerumputan hijau, lalu dengan gerakan tangan kecilnya, dia menciptakan sebuah istana megah dari cahaya dan bunga. Di dalam istana itu, peri menyajikan makanan yang lezat, seperti kue berbentuk bintang dan jus buah yang manis.Lila tersenyum lebar, merasa sangat bahagia dan tak lagi kesepian. Dia tahu, di dunia indah ini, teman baru dan keajaiban selalu ada di sekelilingnya.Setelah makan kenyang dan bermain di dalam istana cahaya, peri kecil itu mengajak Lila ke sebuah sungai kecil yang berkilau seperti kristal. Mereka duduk di tepi sungai sambil mendengarkan nyanyian burung yang merdu. Peri mengeluarkan sebuah kalung berkilau dan memberikannya kepada Lila. "Kalung ini akan selalu mengingatkanmu akan dunia Pelangi, dan kapan pun kamu merasa kesepian, gunakanlah kalung ini untuk kembali ke sini," kata peri dengan senyum hangat.Lila merasa sangat bersyukur dan berjanji akan menjaga kalung itu dengan baik. Mereka kemudian bermain kejar-kejaran di antara bunga-bunga warna-warni dan menari di bawah sinar matahari yang hangat. Dunia ini penuh dengan keajaiban dan kegembiraan yang membuat Lila lupa akan kesepiannya.Saat sore mulai tiba, peri kecil berkata, "Sekarang saatnya kamu kembali, tapi ingat, dunia Pelangi akan selalu menunggu kedatanganmu."Lila menutup matanya dan merasakan angin yang lembut membelai wajahnya. Ketika dibuka kembali, dia sudah berada di kamarnya sendiri, tetapi kalung berkilau itu masih tergantung di lehernya. Dengan hati yang penuh kebahagiaan dan keberanian, Lila tahu dia tidak akan pernah merasa kesepian lagi.