Mentari mulai meredup, mewarnai langit Surabaya dengan gradasi jingga dan ungu. Di ujung Jembatan Suramadu, seorang wanita bernama Rara berdiri memandang cakrawala. Angin laut membelai rambutnya, membawa serta aroma garam dan kenangan.
Dulu, tempat ini adalah saksi bisu cintanya dengan Arya. Mereka sering menghabiskan senja bersama, berbagi cerita dan impian. Arya berjanji akan selalu ada, seperti matahari yang tak pernah absen menyapa pagi. Namun, takdir berkata lain. Arya pergi, meninggalkan Rara dengan kenangan yang membekas di setiap sudut kota ini.
Rara menghela napas panjang. Senja ini, ia kembali ke tempat ini, bukan untuk meratapi kehilangan, tetapi untuk merayakan cinta yang pernah ada. Ia tersenyum, membayangkan Arya ada di sampingnya, menikmati keindahan senja bersama.
"Arya, lihatlah, senja ini indah, bukan?" bisiknya lirih.
Meskipun air mata menetes, Rara merasa damai. Kenangan tentang Arya akan selalu hidup dalam hatinya, seperti senja yang selalu kembali, membawa keindahan dan harapan. Di ujung kenangan, Rara menemukan kekuatan untuk melanjutkan hidup, membawa serta cinta yang abadi.