Ruang kelas yang dipenuhi canda nan tawa, sebagian besar siswa merasakan hal serupa. Candaan yang tiada hentinya, tawa yang memenuhi kelas, suara-suara yang acak memenuhi ruangan. Namun sangat disayangkan bahwa hal tersebut tak dirasakan oleh seorang siswa.
Hari demi hari, selalu sama. Entah itu sebuah pendapat yang tak pernah didengar, diabaikan maupun ditolak secara terang-terangan didepannya secara langsung. Hal yang sudah lumrah dijalaninya selama ini.
Entah itu memberikan tekanan secara mental ataupun fisik. Itu tetap saja membekas.
Didalam lubuk hati yang paling dalam sudah tergores luka dalam waktu yang lama.
Itulah kehidupan sang Ash Wisteria Gillford.
Ia terlahir di keluarga yang sederhana, dianggap kaya tidak dan dianggap miskin pun tidak. Saat kecil ia sangat bersenang-senang didunia luar, rasa ingin cepat dewasa yang sangat amat ia nantikan. Tak tahu didunia luaran sana, orang dewasa lebih banyak pikiran dan beban yang harus ditanggung.
Kerajaan Dessemble.
Tempat yang dihuni oleh rakyat jelata, para pedagang dan juga kaum bangsawan.