Di sebuah daratan terdapat sebuah danau yang luas yang diberi nama Danau Toba. Di tengah danau tersebut terdapat sebuah pulau yang bernama Pulau Ramandu. Di atas pulau tersebut terdapat sebuah Bintang Biru yang melindungi pulau tersebut.
Di pulau tersebut tinggal sebuah suku yang percaya kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka. Setiap tahun, penduduk pulau tersebut merayakan hari Pentakosta. Setiap tahun pemimpin jemaat di pulau tersebut membaptis Roh Kudus orang-orang yang ingin dibaptis Roh Kudus dan mengirim beberapa orang yang terpanggil menjadi misionaris.
Don adalah salah satu penduduk di pulau tersebut. Ia adalah seorang yatim piatu yang berani dan bercita-cita menjadi seorang misionaris semenjak masa kecilnya. Ia tahu jika menjadi seorang misionaris artinya selain ia harus menanggalkan kedagingannya, ia juga harus memikul salib yang tidak bisa bila ia hanya menjadi seorang jemaat biasa. Ia juga tahu bila menjadi seorang misionaris juga terkadang harus rela kehilangan nyawa seperti para rasul terdahulu.
"Apakah semuanya sudah siap Don?" Kata paman Don.
"Sudah paman." Kata Don
"Baiklah kalau begitu. Pergilah tidur. Besok pagi kita harus berangkat pagi-pagi menuju asrama."
Sebelum seseorang dibaptis Roh Kudus, gereja mengharuskan orang tersebut untuk berdoa dan berpuasa selama empat puluh hari di asrama. Hal itu bertujuan untuk orang tersebut bisa merendahkan diri dihadapan Tuhan dan menanggalkan semua kedagingannya. Itulah mengapa Don sungguh-sungguh mempersiapkan diri sebelum masuk asrama.
Pagi-pagi benar, Don dan pamannya telah berangkat menuju asrama. Perjalannya memang sedikit jauh. Namun semangatnya untuk dibaptis Roh Kudus membuatnya rela untuk perjalanan tersebut. Setelah sampai di asrama, paman Don mendoakan Don sebelum ia pulang.
Di asrama, setiap pagi Don selalu menyempatkan diri untuk berdoa. Ia pun mendapat pelajaran tentang Kekristenan dalam kegiatan pemuridan di asrama tersebut. Hal tersebut dilakukan gereja selain untuk memperkuat iman mereka juga untuk memperlengkapi mereka sebelum diutus.
Setelah selama empat puluh hari mereka menjalani hal tersebut di asrama, mereka pun dikumpulkan di dalam Gereja Basilika Santo Petrus. Setelah mereka berkumpul, mereka didoakan oleh imam di gereja tersebut. Setelah itu, turunlah cahaya biru seperti cahaya Bintang Biru yang melindungi pulau tersebut. Cahaya tersebut turun atas jemaat yang dibaptis kemudian menghilang. Walaupun begitu, cahaya tersebut sebenarnya tidak benar-benar menghilang. Namun cahaya tersebut berubah menjadi awan yang dinamakan Sarayu oleh orang-orang di pulau tersebut yang kemudian berubah kembali menjadi cahaya dan berdiam dalam diri jemaat tersebut.
Tiga hari telah berlalu, para misionaris pun diutus ke daerah yang sudah ditentukan oleh gereja. Mereka pun segera mempersiapkan diri untuk misi tersebut.
Sebelum berangkat, Don dan teman-temannya yang lain diberkati oleh imam gereja. Ia dan teman-temannya pun diantar sampai ke dermaga. Ketika Don naik ke kapal, ada yang unik dari kapal tersebut. Kapal tersebut adalah seperti kapal nelayan, namun kapal tersebut tidak butuh dikayuh agar bisa berlayar.
Setelah sampai di daratan utama, Don harus menuju pelabuhan di Helsinki agar bisa sampai ke tempat tujuannya. Namun, sebelum sampai di Helsinki, ia harus melewati kota Nashville.
Setelah perjalanan jauh, Don berhasil sampai di Nashville. Ketika ia tiba di kota tersebut, ia melewati Nashville Farmer Market. Ia membeli beberapa makanan di sana untuk makan siang.
Ketika sore menampakkan wajahnya, ia pun bertemu dengan seorang pria yang agak tua.
"Tuan, apakah tuan butuh tempat menginap?" Kata pria tersebut.
"Ya pak. Apakah bapak tahu tempat agar saya bisa menginap?" Kata Don.
"Kalau begitu, silahkan tuan datang ke rumah saya. Di rumah saya terdapat tempat untuk tuan bisa menginap."
"Terima kasih pak."
Dulu, banyak sekali misionaris dari Ramandu yang datang ke sini sehingga penduduk Nashville banyak yang mengetahui jika ada misionaris dari Ramandu yang datang ke kota ini.
Malam pun datang. Don pun menyempatkan diri untuk membaca Alkitab sebelum beristirahat. Ia mendapatkan hikmat untuk menterjemahkan Alkitab ke dalam bahasa asli daerah tujuan misinya. Lalu, ia berdoa setelahnya.
Pagi-pagi benar, Don bangun lalu berdoa. Ia mengucap syukur atas apa yang telah Tuhan berikan kepadanya. Ia juga memohon penyertaan Tuhan untuk tugas misi yang sedang ia kerjakan.
Keesokan harinya, Don pun melanjutkan perjalannya menuju Helsinki. Setelah dua harian berjalan menuju Helsinki, sampailah ia di Old Market Hall. Di sana ia berbelanja untuk keperluan untuk perjalanan selanjutnya.
"Selamat siang tuan." Seorang pedagang menyapa dari balik meja dagangannya.
"Selamat siang." Jawab Don.
"Apakah tuan berasal dari Ramandu?" Kata pedagang itu.
"Ya, saya berasal dari Pulau Ramandu."
"Kalau begitu, saya ingin memberikan sesuatu kepada tuan."
Pedagang itu pun mengambil sebuah madu linden. Don pun merasa tak asing dengan madu tersebut. Don ingat bahwa ia pernah diberi madu tersebut oleh ayahnya dulu. Kata ayahnya, itu adalah hasil pertanian dari Ukraina.
"Terima kasih pak." Kata Don berterimakasih. Lalu Don pun segera berangkat menuju pelabuhan karena ia tidak ingin ketinggalan perahu.
Semalam telah berlalu. Akhirnya, Don sampai di kota Mokpo. Setelah turun dari kapal pada siang hari, Don pergi ke Dongbu Market. Ia membeli sedikit makanan untuk mengisi perutnya. Setelah itu, ia pergi mencari penginapan.
Saat malam tiba, karena ini adalah pengalaman pertama Don menginjil, ia berdoa agar diberi hikmat dan petunjuk untuk memulai penginjilannya. Namun ia tidak mendapatkan petunjuk apapun.
Keesokan harinya, Roh Kudus mengingatkan Don akan beberapa warga yang berkumpul di pinggiran kota. ia pun mendapatkan ide untuk memulai penginjilannya dengan membantu warga yang sedang membuka lahan untuk perkebunan. Saat siang hari, ketika mereka sedang beristirahat, Don mulai menceritakan pengalamannya bersama Kristus. Ia menceritakan bagaimana Kristus menolong dan menguatkannya ketika ayahnya meninggal.
Pada suatu malam, Don melihat Sarayu terbang menembus pintu kamarnya. Ia seperti ingin menunjukan sesuatu kepada Don. Don pun mengikutinya. Sarayu pun terbang ke dalam hutan dan berhenti di semak-semak di pinggir lahan terbuka.
Di lahan terbuka tersebut Don melihat seorang pemuda sedang bertarung melawan iblis cerberus. Ia terlihat terluka dan telah kelelahan sedangkan iblis tersebut terlihat tidak terluka sama sekali karena pemuda tersebut menggunakan pedang biasa. Don yang melihat hal tersebut pun segera mengambil alkitabnya yang kemudian berubah menjadi pedang yang bersinar serta perlengkapan perang lainnya seperti yang tertulis dalam Efesus 6:13-17. Dan akhirnya, Don pun berhasil mengalahkan iblis tersebut.
Setelah mengalahkan iblis tersebut, Don pun mendekati pemuda tadi.
"Apakah kamu baik-baik saja?" Tanya Don kepada pemuda tersebut.
"Hanya terluka bekas cakaran tuan. Sisanya baik-baik saja." Jawab pemuda tersebut.
Don pun meneteskan beberapa tetes air suci lalu menumpangkan tangannya di atas luka tersebut dan luka itu pun sembuh secara ajaib.
"Siapakah namamu pemuda?" Tanya Don.
"Toyohiko Kagawa tuan." Jawab pemuda tersebut.
"Mari, ikutlah aku." Tanpa berkata apapun Kagawa pun mengikuti Don. Sejak saat itulah Kagawa menjadi murid Don.
Matahari pun telah berada di atas kepala. Seperti biasanya, Don bercengkrama dengan penduduk sekitar saat makan siang. Kagawa pun ikut bersama dengan Don. Seperti biasanya Don pun bercerita pengalaman pribadinya bersama Tuhan. Namun di suatu waktu Kagawa pun bertanya kepada Don.
"Guru, aku ingin bertanya. Jikalau Kristus mati sekali untuk seluruh dosa kita bahkan untuk selama-lamanya bukankah ini hanya akan membuat manusia terus berkubang dalam dosa?"
Don pun menjawab: "Mungkin untuk orang yang belum bertobat atau yang baru bertobat akan berpikiran seperti itu. Namun bagi kami yang telah mengalami banyak suka duka bersama Kristus tidaklah demikian. Kami sadar bahwa yang Kristus inginkan justru dengan kematiannya di kayu salib kita dapat merasakan begitu besar kasih Kristus bagi dunia sehingga kita berusaha untuk membalas kasih tersebut dengan bertobat dan hidup dalam kebenaran Firman Tuhan. Seperti yang tertulis dalam Roma 2:4 yang mengatakan 'Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?'"
Lalu Don menambahkan, "Maksudku adalah kita tahu bahwa segala kebaikan manusia itu tidak bisa menyelamatkan manusia. Seperti yang tertulis dalam Yesaya 64:6 (TB) yang mengatakan bahwa: Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin. Sehingga untuk penebusan dosa secara permanen itu membutuhkan korban yang yang tak bercela seperti yang dikatakan dalam Imamat 1:3 (TB) Jikalau persembahannya merupakan korban bakaran dari lembu, haruslah ia mempersembahkan seekor jantan yang tidak bercela. Ia harus membawanya ke pintu Kemah Pertemuan, supaya TUHAN berkenan akan dia. Dan dikatakan dalam Ibrani 10:1-4 (TB) Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya. Sebab jika hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi, sebab mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah disucikan sekali untuk selama-lamanya. Tetapi justru oleh korban-korban itu setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa. Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa. Itulah yang telah dikerjakan oleh Tuhan Yesus di atas kayu salib. Dan sekarang tinggal giliran manusialah yang harus terus menerus memperbaiki diri seperti yang tertulis dalam Roma 12:2 (TB) Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna."
Setelah penjelasan tersebut, mereka kembali bekerja.
Setelah beberapa bulan Don menginjil di kota tersebut, semakin banyak orang yang mengikut Don. Namun hal ini rupanya tidak disukai oleh beberapa orang di kota tersebut. Tidak sedikit orang pula yang berusaha menghasut warga bahwa ajaran yang diajarkan oleh Don adalah ajaran sesat. Akibatnya Don pun diusir dari kota tersebut. Namun, itu tidak menjadikan Don patah semangat karena Roh Kudus selalu menghiburnya.
Waktu demi waktu berlalu. Keadaan di kota tersebut tidaklah semakin baik. Yang terjadi malah sebaliknya. Roh Kudus pun menyuruh Don dan Kagawa untuk berpindah dari kota tersebut.
Walaupun begitu, Don dan Kagawa tidak meninggalkan jemaat di situ begitu saja. Sebelum pergi, Don dan Kagawa masih sempat mengajarkan beberapa hal kepada jemaat di kota tersebut. Mereka mengajarkan beberapa hal yang diajarkan rasul Paulus kepada jemaat di beberapa kota.
Setelah meninggalkan Mokpo, Don dan Kagawa menuju Jaipur. Setelah sampai di Jaipur, mereka beristirahat di sana. Ketika sedang istirahat, Don melihat sekelompok orang sedang bercakap-cakap di sana. Roh Kudus pun mendorongnya untuk bersaksi di sana.
Setelah Don memulai dengan obrolan ringan, Don pun mulai menceritakan pengalamannya bersama Kristus. Bulan berganti bulan, terlihat makin banyak orang yang mendengarkan cerita pengalaman Don dengan Kristus.
Pada suatu hari seorang dari jemaat di situ bertanya: "Guru, aku ingin bertanya mengenai pengajaran tentang Trinitas. Dapatkah guru dapat menjelaskannya kepada kami?"
"Ketritunggalan Allah itu dapat dijelaskan secara sederhananya seperti manusia yang mempunyai tubuh, jiwa dan roh. Allah Bapa adalah jiwa, Allah Putra adalah tubuh dan Allah Roh Kudus adalah roh. Bedanya Allah dengan manusia adalah Tubuh, Jiwa dan Roh Allah itu merupakan suatu pribadi sehingga ketiganya dapat saling berinteraksi. Namun jika yang membuat kamu tidak dapat menerima ketritunggalan Allah adalah karena keesaan-Nya yang menurut orang Yahudi itu Allah yang satu tapi jamak, aku ingin kamu melihat kejadian ketika Allah menjanjikan kepada Abraham untuk yang kedua kalinya bahwa ia akan memiliki seorang anak laki-laki. Di situ Abraham melihat 3 orang berdiri di depannya yang diketahui setelahnya bahwa ketiga orang tersebut adalah TUHAN. Atau ketika pencurahan Roh Kudus atas para rasul yang di dalam Yohanes 14:16 Tuhan Yesus menjanjikan bahwa akan ada seorang Penolong yang lain namun Roh Kudus yang tercurah ketika pentakosta adalah sejumlah para rasul."
Setelah beberapa bulan, penolakan pun kembali terjadi. Don dan Kagawa tidak dapat kembali ke kota. Kemudian Don dan Kagawa pun memutuskan untuk menuju kota selanjutnya yaitu Tokyo.
Di Tokyo sampailah mereka di Ueno Park. Di sana Don melihat seorang tunawisma yang sedang duduk di salah satu sudut taman tersebut. Don dan Kagawa pun mendekati tunawisma tersebut. Don memberitahukan bahwa Tuhan Yesus peduli dengan orang-orang seperti dia.
Setelah beberapa hari mereka bercerita tentang Yesus, tunawisma itu pun mengajak beberapa orang temannya yang lain untuk mendengar kesaksian tentang Tuhan Yesus juga. Walaupun begitu, hal tersebut tidaklah berlangsung terlalu lama.
Don dan Kagawa pun kembali mengalami penolakan sehingga mereka harus memuridkan jemaat tersebut di luar kota.
Walaupun mereka menghadapi penolakan Don dan Kagawa tetap mendoakan kota-kota yang telah mereka kunjungi. Mereka berdoa agar di kota-kota tersebut terjadi kegerakan rohani oleh jemaat yang sudah mereka rintis sehingga nama Yesus semakin dipermuliakan.
Suatu malam, ketika Don dan Kagawa sedang bercakap-cakap, Kagawa pun bertanya kepada Don: "Guru apakah benar bahwa Yesus tidak pernah mengatakan bahwa dirinya adalah Tuhan?"
"Apakah maksudmu adalah bahwa Yesus tidak pernah mengatakan bahwa Ia adalah seorang makhluk yang ilahi?" Kata Don.
"Ya." Jawab Kagawa.
"Itu tidak benar. Setidaknya kamu dapat menemukan di dalam Alkitab bahwa sebanyak dua kali Yesus berusaha memberitahukan kepada audiencenya Ia adalah seorang makhluk yang ilahi. Yang pertama ketika Ia menyembuhkan orang lumpuh di dalam Markus 2:1-12. Di situ Yesus mengatakan kepada orang lumpuh itu bahwa dosanya telah diampuni dan beberapa ahli taurat disitu tahu bahwa yang dapat mengampuni dosa hanyalah Allah. Yang kedua di dalam Yohanes 8:58. Di situ Yesus mengatakan bahwa Ia sudah ada sebelum Abraham. Padahal orang-orang Yahudi di situ tahu bahwa usia Yesus belum sampai lima puluh tahun"
Setelah jawaban Don tersebut, terjadi keheningan di antara mereka hingga akhirnya Don bertanya kepada Kagawa.
"Kagawa, telah lama kamu mengikut aku dan menjadi muridku. Maukah kamu dibaptis dan menerima Roh Kudus?" Tanya Don.
"Ya guru. Aku mau."
Setelah itu Don dan Kagawa pun menuju pantai dan Kagawa pun dibaptis di sana.
Setelah dibaptis, Kagawa pun didoakan oleh Don agar Roh Kudus turun atas Kagawa. Setelah didoakan cahaya biru seperti yang di Pulau Ramandu pun turun atas Kagawa lalu kemudian cahaya tersebut menyelimuti Kagawa dan menghilang. Lalu, Don pun memberikan alkitab yang sudah ia terjemahkan kepada Kagawa.
Beberapa saat setelah membaptis Kagawa, Don melihat asap membumbung dari kota. Don dan Kagawa pun segera berlari menuju kota. Mereka khawatir ada yang tidak beres di kota. Dan apa yang ia khawatirkan ternyata benar. Beberapa orang sedang bertarung melawan dua ekor iblis cerberus.
Kemudian Don dan Kagawa pun mengambil alkitab mereka yang kemudian berubah menjadi selengkap senjata Allah dan mengatakan kepada salah seorang yang sedang bertarung tersebut: "Pergilah! Biar kami yang menghadapi iblis ini." Kemudian mereka pun pergi dan membiarkan Don dan Kagawa menghadapi empat iblis itu.
Akhirnya Don dan Kagawa pun dapat mengalahkan keempat iblis tersebut. Ia sangat kelelahan ketika iblis itu dikalahkan. Warga kota pun segera menghampiri mereka dan memapahnya sampai ke rumah sakit terdekat.
Saat malam tiba, Don menyempatkan diri untuk menulis surat kepada orang-orang di kampung halamannya. Ia mengabarkan keadaan di Tokyo dan memohon bantuan untuk melawan para iblis dan membebaskan beberapa anak. Setelah ia selesai menulis surat, seekor burung beo nias pun masuk dan mendarat di meja di sebelah ranjang Don. Setelah Don selesai mengikatkan suratnya di kaki burung tersebut, burung itu pun segera pergi melalui jendela yang terbuka.
Setelah beberapa hari, terlihat beberapa iblis cerberus dengan jumlah yang lebih banyak sedang menuju ke kota namun bantuan belum juga datang. Don dan Kagawa pun bersiap menghadapi para iblis tersebut.
Pertempuran dimulai. Don dan Kagawa terlihat kewalahan melawan para iblis tersebut. Namun, mereka berusaha bertarung dengan sebaik mungkin hingga akhirnya bantuan datang di saat mereka telah penuh dengan luka dan kehabisan tenaga untuk bertarung.
Setelah para iblis tersebut dikalahkan, orang-orang Ramandu tersebut berusaha menolong Don dan Kagawa. Mereka meneteskan air suci, menumpangkan tangan dan berdoa di atas luka mereka seperti yang Don lakukan kepada Kagawa sebelumnya.
Setelah sembuh, Don menceritakan kondisinya kepada teman-temannya. Setelah itu, mereka pun menyusun rencana untuk berperang. Don dan ketiga orang dari Ramandu akan menyerang pulau kegelapan menunggangi kerubim. Sedangkan Kagawa bersama orang Ramandu lainnya berjaga di kota.
Don bersama tiga orang Ramandu lainnya pun berangkat. Mereka menuju pulau kegelapan dengan kecepatan penuh. Setelah sampai di pulau kegelapan, mereka telah dinantikan oleh iblis dzoavits. Don dan seorang penduduk Ramandu memutuskan untuk melawan iblis tersebut. Sedangkan dua orang lainnya menuju pulau utama untuk melawan iblis krampus dan membebaskan anak-anak.
Pertarungan pun berlangsung sengit. Namun Don bersama teman-temannya berhasil mengalahkan para iblis tersebut dan membebaskan anak-anak yang ditawan.
Setelah kejadian tersebut, kekristenan di kota tersebut semakin berkembang. Kota-kota yang dulu menolak kekristenan, kini mulai membuka diri hingga hampir seluruh penduduk di pulau tersebut menjadi pengikut Kristus sehingga Don dan Kagawa membangun gereja yang berpusat di kota Tokyo.