---
Di balik tembok istana yang dipenuhi mawar biru dan bunga lili putih, hiduplah seorang pangeran yang dikenal sebagai *Putra Malam*. Matanya sebening kristal, namun di balik senyumnya tersembunyi rahasia kelam yang tak pernah diungkapkan.
Setiap malam, ia duduk di taman bunga istana, memainkan kalung perak dengan lambang bintang yang selalu menggantung di bibirnya. Kalung itu adalah peninggalan dari seseorang yang pernah ia cintai, seseorang yang kini hanya hidup dalam ingatan.
Rumor beredar bahwa bunga-bunga biru di taman itu bukan tumbuh secara alami, melainkan mekar dari air matanya yang jatuh setiap malam. Bunga-bunga itu berkilau di bawah sinar bulan, seolah memantulkan kerinduan yang tak pernah padam.
Namun tak ada yang tahu, senyuman pangeran bukanlah tanda kebahagiaan. Itu hanyalah topeng, agar rakyatnya percaya ia baik-baik saja. Padahal di dalam hatinya, ia terus bertanya: “Apakah cinta bisa tetap hidup… meski orangnya telah tiada?”
Dan di antara bunga biru yang terus bermekaran, jawabannya selalu berbisik lirih:
"Selama kau masih mencintai, aku takkan pernah benar-benar hilang."
---