Matahari sore menyapu langit dengan warna jingga keemasan. Di tepi pantai kecil yang ramai pengunjung, seorang gadis bernama Alya berdiri sambil memeluk gitar akustiknya. Ia baru saja selesai tampil dalam acara musik sekolah, namun detak jantungnya masih belum tenang. Bukan karena penonton — tetapi karena seseorang yang duduk di barisan paling depan sejak awal, Raka.
Raka, si kapten basket sekolah yang terkenal santai dan selalu membuat hati Alya berdebar.
Saat Alya menyanyikan lagu terakhirnya, Raka menatapnya dengan senyum hangat yang membuat dunia seakan berhenti.
"Ya Tuhan, kenapa dia harus tersenyum begitu? Aku bisa pingsan," gumam Alya sambil memeluk gitar erat-erat.
'Kejutan di Pantai'
Setelah acara berakhir, Alya berusaha kabur sebelum Raka mendekatinya. Ia berjalan cepat menuju pinggir pantai, tapi tiba-tiba suara yang familiar memanggilnya.
"Hei, Alya!"
Suara itu terdengar jelas di tengah angin sore. Alya refleks berhenti dan memejamkan mata.
“Ya ampun, jangan sampai dia ngejar aku…”
Saat membuka mata, Raka sudah berdiri di hadapannya dengan senyum yang bikin jantung Alya hampir meledak.
"Aku cuma mau bilang… penampilanmu tadi keren banget," kata Raka sambil menggaruk belakang kepalanya.
Alya berusaha terlihat tenang. "Oh… m-makasih. Itu cuma lagu biasa kok."
Raka tertawa kecil. "Lagu biasa? Kamu bikin semua orang diem waktu nyanyi. Termasuk aku. Apalagi pas kamu nyanyiin lagu terakhir itu… apa judulnya?"
Alya menunduk, pipinya memanas. "‘La Da Dee’… lagu yang aku suka sejak lama."
"Lucu juga judulnya," Raka tersenyum lebih lebar. "Aku suka bagian La Da Dee, la da da, la da dee da da da… catchy banget."
Alya nyaris tersedak udara. "Kamu… kamu nyanyi barusan?!"
Raka tertawa lepas. "Sedikit, hehe. Lagunya bikin aku seneng aja. Kayak… perasaan pas lagi suka sama seseorang tapi nggak tahu harus ngomong apa."
Hati Alya seketika seperti dipenuhi kembang api. Kata-kata Raka terasa seperti… kode.
"Dia ngomong gitu… ke aku? Atau cuma bercanda?"
'Kebetulan atau Takdir'
Angin bertiup lebih kencang, dan tanpa sengaja, Alya menjatuhkan bukunya ke pasir. Raka cepat-cepat memungutnya. Saat ia membalik halaman, ia menemukan coretan kecil: lirik lagu La Da Dee yang ditulis Alya dengan tulisan tangannya sendiri.
Raka membaca pelan-pelan, lalu menatap Alya dengan ekspresi yang tak bisa ditebak.
"Ini… kamu tulis sendiri?" tanyanya.
Alya buru-buru merebut bukunya. "I-iya! Tapi itu cuma… latihan. Aku suka lagu itu, jadi aku tulis liriknya supaya nggak lupa."
Raka tersenyum jahil. "Aku rasa bukan cuma lirik yang kamu suka… mungkin ada seseorang yang bikin lagu itu jadi spesial buatmu."
Alya merasa wajahnya semakin panas. "Enggak! Bukan begitu! Aku cuma… ya, lagunya lucu aja!"
"Kalau gitu," kata Raka sambil mengulurkan tangannya, "mau nggak nyanyi bareng aku? Aku nggak jago musik, tapi aku pengen bikin lagu ini… tentang kita."
Alya terdiam. Kata "kita" membuat jantungnya berdetak seperti drum di konser rock.
Tanpa sadar, ia meletakkan tangannya di atas tangan Raka. "O-oke… tapi kamu harus janji nggak bikin suara fals yang aneh-aneh."
Raka tertawa. "Janji."
'Lagu Kita'
Di bawah langit senja yang indah, mereka duduk di pasir, Alya memetik gitar, dan Raka ikut bernyanyi walau suaranya sedikit goyah.
"La da dee, la da da…
You make me wanna say…
La da dee, la da da…"
Orang-orang yang lewat tersenyum melihat mereka, tapi bagi Alya dan Raka, hanya ada mereka berdua di dunia itu.
Ketika lagu berakhir, Alya menoleh ke arah Raka. Ia melihat senyum tulus di wajahnya, berbeda dari senyum santai yang biasa ia lihat di sekolah.
"Alya," kata Raka pelan, "aku nggak tahu cara yang keren buat ngomong ini. Tapi setiap kali aku denger lagu ini, aku cuma bisa mikir tentang kamu."
Alya tertegun. Seluruh kata-kata yang pernah ia siapkan hilang begitu saja. Dengan berani, ia menjawab sambil tersenyum malu-malu,
"Kalau gitu… setiap kali aku nyanyi lagu ini, aku juga mau mikirin kamu."
Mereka tertawa, lalu saling berpandangan. Senja berubah menjadi malam, dan di bawah langit berbintang, mereka menyadari sesuatu:
Lagu itu bukan lagi hanya lagu. Itu adalah cerita mereka, yang dimulai dengan nada sederhana, La Da Dee.
Pesan Moral
Cinta terkadang sederhana, seperti lagu yang ceria dan ringan.
Terkadang, kita tidak membutuhkan kata-kata rumit — hanya keberanian untuk mengungkapkan perasaan, bahkan dengan nada yang paling sederhana sekalipun.