Eps1.Pengenalan karakter Lloyd
"Reon, aku akan menjual hasil buruanku ke pasar dekat balaikota!"
"ehh,, aku juga ikut, kau mungkin kelelahan bukan? Biar aku membantumu! aku akan bersiap-siap"
"Reon... jika kau ikut, siapa yang akan menjaga ibu? Ibu masih sakit! Aku juga ingin bertanya soal obat yang bisa menyembuhkan penyakit yang ibu derita!"
"Huhh,, kalau begitu baiklah,, aku akan menebang kayu dekat rumah untuk dijadikan arang! kau bilang akan turun salju kan malam ini? Kita harus mempersiapkan arang lebih banyak"
"jangan masuk ke hutan! Nanti aku juga yabg repot!....,, kalau begitu,, aku berangkat!"
Di dunia ini, manusia bisa menggunakan sihir untuk berbagai hal, aku juga mempelajari sedikit ilmu sihir dasar dari ayahku sebelum beliau meninggal, meski begitu,, sekarang aku bisa menggunakan dua elemen yaitu air dan api. Aku menggunakannya hanya untuk berburu, berjualan, ataupun memasak di rumah.
Di sini juga ada castle yang di jaga oleh para kesatria pemberani yang rela mengorbankan nyawa mereka untuk melindungi kami dan juga castle yang sangat berharga bagi kami,, karena castle tersebut, merupakan impian semua orang untuk menjadi salah satu bagian dari anggota guild petualang yang mendapat perintah langsung serta gaji dari putri kerajaan.
Ibuku terkena penyakit yang menyebar hampir ke seluruh tubuhnya, aku mencari obat yang dapat menyembuhkan ibu. Akan tetapi mau obat ataupun potion, semuanya tidak ada yang bisa menyembuhkan penyakit yang di derita oleh ibu, dia adalah sosok orang yang baik, meskipun dia terkena penyakit seperti ini, dia selalu mengkhawatirkan kami, dan itu membuatku selalu sedih karena tidak bisa mengobatinya.
Kami tidak terlalu kaya, tapi soal uang dan biaya hidup, lebih dari cukup untuk menghidupi kebutuhan kami. Aku tinggal bertiga dengan ibu dan adik laki-laki ku, Reon.
Ketika aku berburu di hutan, aku selalu bertemu dengan perempuan yang kebetulan selalu mencuci pakaian-pakaiannya di sungai dekat hutan, dengan begitu aku bisa berburu sekaligus melindunginya jika ada hewan buas yang mendekat, dia juga selalu memberi makanan buatannya yang dia bekal untuk di makan bersama.
Sudah setengah jam perjalanan, akhirnya aku sampai di pasar dekat balaikota, seperti biasa pasar ini selalu ramai
"Wahh,, nak Lloyd sudah datang"
"Semuanya,, kali ini aku hanya membawa daging babi, kelinci serta arang! Salju akan turun malam ini, jadi lebih baik kalian juga berhati-hati!"
"kalau begitu,, aku ingin sekalian membeli beberapa arang, nak Lloyd"
"aku juga!" "aku juga!"
" baiklah... Semuanya satu-satu ya!"
hasil buruan serta arang hari ini laku total, bahkan uang yang didapat lebih banyak dari biasanya, namun saat ku melihat langit, sebentar lagi malam, embun salju mulai turun dan berjatuhan ke tanah
"sebentar lagi malam, salju akan turun lebih lebat nanti, sebaiknya aku segera pulang dan membuatkan makan malam..."
"Lloyd,, bisakah kau ke sini sebentar?"
"Kakek Aamon? Umm,, ya, apa ada yang bisa saya bantu?"
"sepertinya pintuku rusak, apa kau bisa memperbaikinya sebentar?"
"tentu, biar saya perbaiki!"
"monster-monster itu sekarang sudah tidak menyerang lagi wilayah manusia berada"
"Emm,, maaf, maksud kakek bangsa goblin dan skeleton? Bukannya,, itu masih ada sampai sekarang di dekat tempat tinggal kita?"
"Huhh,, kau tau para kesatria kan?"
"T-tentu,, aku tau"
"tugas mereka bukan hanya melawan monster-monster kroco, ada juga yang kekuatannya setara dengan naga yang bisa menghancurkan Castle ini"
"A-apa,, kakek pernah melawan monster seperti itu?, kalau tidak salah, mendiang ayah saya juga... Pernah menceritakan kisah monster seperti itu,, salah satunya adalah,, iblis kan?"
"Kurang lebih aku sudah berburu 20 ekor, dulu"
"Huhh,, lagipula, ayahmu adalah kesatria yang hebat! Kau juga kelak akan mewarisi tekad kuat dari ayahmu, aku akan sangat menantikannya!"
"Akan ku usahakan jika itu mah kakek! Dan ohh iya,, maaf malah kebanyakan dengerin cerita jadi lupa... Pintu anda sudah saya perbaiki, hmm,, sepertinya sudah malam, aku akan pulang, takut ada monster yang menyerang adik dan ibu saya"
"kau memang anak yang baik, meskipun sudah malam, jika itu maumu, aku tidak bisa melarangnya, tapi..."
Kakek Aamon memberikanku sebuah pedang yang terbungkus dengan kain yang sangat berharga baginya
"jaga itu dengan nyawamu sendiri!"
"uhh?,, hmm,, kalau begitu... Baiklah, terima kasih! Jaga kesehatan kakek!"
"kau tidak perlu mengkhawatirkan ku, aku ini kuat!"
"b-benar juga..."
"berhati-hatilah!"
Aku bergegas untuk segera kembali ke rumah meskipun udara dingin dan salju yang membuat pandanganku menjadi buram
Saat aku datang, rasanya benar-benar sesak, aku sudah untuk bernafas apalagi mengendalikan emosiku
di hadapanku saat ini, semuanya sudah hancur,, rumahku sudah terbakar habis,, aku tidak bisa... Menemukan ibu maupun Rein, tapi aku tidak mencium bau darah, hanya bau kejahatan dari seorang wanita yang lalu berjalan mendekat ke arahku
Dia penyebab semua ini terjadi... Aku a-aku... Aku tidak tau tapi rasanya aku ingin ikut meledak seperti rumahku yang porak poranda saat ini
"Wahh,, ternyata masih ada makanan di sini?"
"Heyy,, bocah,, apa kau mau menjadi hiasan rumah kami? Biar ku penggal kepalamu dan ku jadikan pajangan?!"
"Heyy,, apa kau dengar? Jangan remehkan aku, dasar sampah..."
"Apa kau sudah selesai berbicara?... Sekarang kutanya... Dimana adik dan ibuku?"
aku berjalan masuk ke dalam reruntuhan rumahku hanya untuk mengambil foto keluarga kami
"kau kira,, dengan perbuatanmu,, akan ada orang yang mengucapkan 'selamat karena kau telah membunuh?"
"dosamu itu adalah... Membunuh manusia tanpa merasa bersalah,, kau juga... Membuatku marah karena berani merusak foto mendiang ayahku!... Tidak bisa kumaafkan"