Di jaman sekarang uang dua ribu rupiah itu bisa dapat apa?... Itulah yang di pikirkan kebanyakan orang.
Kisah ini bercerita tentang uang yang di pandang kecil itu yang tergeletak di samping sebuah gedung yang banyak sampahnya.
Sudah dari pagi uang itu tergeletak di sana tanpa ada yang mau mengambil uang tersebut bahkan meksipun ada banyak orang yang telah melihat uang itu.
Orang pertama yang melihat uang itu berkata ketika ia melihat uang dua ribu rupiah tersebut. "Halah. Uang segitu bisa dapat apa?!"
Tak lama orang kedua muncul dan melihat uang itu juga seraya berkata dengan acuh. "Sudahmah kecil ada di tempat kotor pula. Males banget buat ngambilnya!"
Orang ketiga juga muncul dan ia tidak berkata apa-apa selain melirik uang tersebut dengan dingin.
Kemudian ia melemparkan botol plastik kosong ke arah sana pada hal di sana bukan tempat sampah.
Orang-orang seterusnya pun melakukan hal yang sama ketika mereka secara tidak sengaja melihat uang itu.
Mereka hanya pergi begitu saja dan bahkan terus menambah-nambah sampah ke tempat itu hingga lama kelamaan uang itu tenggelam dalam tumpukkan sampah.
Dari sini tak ada lagi yang bisa melihat uang tersebut.
Sampah semakin lama semakin menumpuk hingga akhirnya datang petugas kebersihan yang langsung menyapu semua sampah itu.
Ia tak sadar kalau di antara sampah-sampah itu ada sebuah uang kertas yang ikut di masukan ke dalam truk sampah.
Truk itu melaju menuju tempat pembuangan sampah dan langsung di letakan di atas permukaan tanah agar nanti bisa di pilih berdasarkan jenis sampahnya.
Dan uang yang tadi di masukan ke dalam truk sampah kini berada di posisi paling atas dengan kondisi yang sangat kucel.
Angin bertiup kencang hingga menerbangkan uang tersebut pergi dari tempat pembuangan sampah.
Jauh sekali uang itu terbawa angin hingga uang tersebut berakhir tersangkut di atas sebuah pohon yang sangat rimbun.
Lama sekali uang tersebut tersangkut di sana.
Bahkan ketika panas, hujan dan angin kencang bertiup sekalipun uangnya masih tersangkut di sana dalam kondisi yang masih baik-baik saja.
Berminggu-minggu kemudian pohon itu akan di tebang karena berada tepat di samping jalan yang mana arah pertumbuhannya tepat ke arah jalan.
Jadi daripada nanti mencelakai orang pohon itu akan di tebang sebelum terlalu besar.
Singkat cerita pohon pun di tebang dan ketika pohonnya ambruk uang yang tersangkut di sana tiba-tiba saja terbang.
Uang itu terbang tinggi dan dan terbawa angin ke tempat yang sangat jauh sekali.
Ujungnya uang itu jatuh tepat di atas tumpukan sampah botol plastik.
Tak lama kemudian datanglah seorang pemulung yang hendak mengambil semua botol itu dan secara tak sengaja ia menemukan uang tersebut.
Si pemulung terkejut melihat uang tersebut dan celingak-celinguk untuk mencari-cari siapa pemilik dari uang itu.
Namun di sana hanya ada ia seorang.
Dalam hati si pemulung berkata. "Ini uang siapa ya? Apa gak ada yang punya?..."
Setelah di ambil dan di tatap selama beberapa saat si pemulung pun memutuskan untuk mengambil uang itu saja.
"Ambil saja lah. Kan tidak ada yang punya juga!"
"Kan lumayan buat tambah-tambah bekal untuk makan malam nanti!" Dengan hati yang gembira ia mengantongi uangnya dan kemudian mengumpulkan botol-botol itu.
Setelah selesai dengan pekerjaannya si pemulung menyerahkan semua sampah plastik yang ia bawa pada pengepul.
Dari sana ia mendapatkan uang lebih dari cukup baginya untuk makan malam itu.
Dalam perjalanan pulang ia baru teringat dengan uang yang ia temukan dan segera mengeluarkannya.
Untuk beberapa saat ia merenung sambil menatap uang tersebut.
Sorot matanya mencerminkan apa yang sedang ia rasakan sekarang yaitu rasa gundah dan bingung.
Uang tersebut seakan-akan membuat memikirkan sesuatu yang sangat jauh... Jauh melampaui apa yang bisa ia pikirkan dengan pikirannya yang sekarang.
Setelah berpikir selama beberapa saat ia tiba-tiba saja berbelok ke arah sebuah masjid dan menghampiri sebuah kotak amal yang di tujukan untuk anak-anak yatim.
Ia sempat membersihkan uang itu dari kotoran hingga uangnya menjadi sangat bersih.
Uang itu ia masukan ke dalam kotak amal seraya berkata. "Alhamdulillah. Bekal untuk makanku malam ini sudah lebih dari cukup, tapi....!"
"Belum tentu bekal untuk akhiratku akan cukup!" Setelah memasukan uang itu si pemulung merenung di depan kotak amal.
Ia sedih sekaligus bahagia di sini.
Sedih karena ia tidak tahu apakah bekal baginya sudah cukup atau tidak ketika nanti waktunya ia berpulang kembali pada penciptanya.
Dan senang karena ia bisa sedikit memberi bantuan pada orang lain yang mungkin lebih susah darinya.
Setelah berpikir sejenak ia memasukan lagi uang dengan nominal yang sama yaitu dia ribu rupiah karena hanya itu kemampuannya.
Setelah itu si pemulung pergi untuk pulang.
********
Kecil di dunia, belum tentu kecil di akhirat.
Ringan di dunia belum tentu di akhirat akan ringan juga.
Dunia ini memang kecil dan tidak berarti, tapi... Ada hal yang jauh lebih berat dari apapun yang bisa di lakukan di dunia dan di bawa ke akhirat.
Amal Sholeh.
Berbagi bukan tentang berapa jumlahnya atau berapa berharga apa yang di berikan.
Berbagai itu adalah tentang keikhlasan dan ketulusan dari orang yang menjadi pemberi terlepas dari berapapun jumlahnya atau apapun yang di berikan.
Karena tuhan kita Allah tidak pernah menuntut jumlah atau banyaknya harta yang di sedekahkan karena tuhan kita hanya melihat dari ketulusan dan keikhlasan.
Pesan dari saya selaku orang yang menulis cerita ini... Apakah kalian sudah berbagi untuk hari ini?...