Mentari sore meredup, cahayanya yang keemasan menembus celah-celah awan kelabu yang menggantung di langit. Aku berdiri di tepi ladang jagung milik kakek, menghirup dalam-dalam udara segar yang beraroma tanah basah dan dedaunan kering. Pemandangan ini selalu berhasil menenangkan hatiku, membawaku kembali ke masa kecil yang penuh tawa dan kebebasan.
Ladang jagung ini adalah saksi bisu dari banyak cerita. Dulu, saat aku masih kecil, aku sering bermain petak umpet di antara rimbunnya tanaman jagung yang menjulang tinggi. Kakek selalu tersenyum melihatku berlarian, tawaku berbaur dengan desiran angin yang membelai daun-daun jagung.
Namun, sore ini, ladang jagung terlihat berbeda. Awan kelabu yang menutupi langit memberikan kesan suram, seolah alam pun ikut merasakan kesedihanku. Beberapa hari lalu, kakek pergi untuk selama-lamanya. Kepergiannya meninggalkan luka yang begitu dalam di hatiku.
Aku berjalan menyusuri jalan setapak di tengah ladang, langkahku terasa berat. Setiap sudut ladang ini mengingatkanku pada kakek. Di sana, di bawah pohon rindang itu, kakek sering duduk sambil mengawasi ladangnya. Di sini, di dekat gubuk kecil itu, kami sering berbagi cerita dan tawa.
Tiba-tiba, setitik air mata jatuh membasahi pipiku. Aku merindukan kakek, merindukan senyumnya, merindukan cerita-ceritanya. Aku merindukan semua tentangnya.
Aku berhenti di tengah ladang, memejamkan mata, dan mencoba merasakan kehadirannya. Aku membayangkan kakek berdiri di sampingku, tersenyum hangat, dan menepuk pundakku dengan sayang.
"Jangan bersedih, cucuku," bisiknya lembut. "Kakek akan selalu ada di sini, di hatimu, di ladang ini."
Aku membuka mata, menghapus air mata, dan tersenyum. Aku tahu, kakek benar. Ia akan selalu ada di hatiku, di setiap kenangan indah yang kami lalui bersama.
Senja semakin larut, langit semakin gelap. Aku berbalik dan berjalan pulang, meninggalkan ladang jagung yang mulai diselimuti kegelapan. Namun, dalam hatiku, aku membawa secercah harapan. Aku tahu, meskipun kakek telah pergi, cintanya akan selalu abadi, seperti ladang jagung yang selalu memberikan kehidupan.
(end)
Author:fida