Kata-kata itu kembali terngiang di telinga,kata keramat yang tidak pernah terfikir di benak ku.
Saat aku berusaha lebih baik tapi ternyata Allah memberikanku ujian yang begitu besar.Aku melihat sendiri suamiku selingkuh dengan sahabatku sendiri.
Di depan mataku sendiri suamiku dengan beraninya bermain api.
Aku dan teman kecilku baru saja kembali bertemu setelah sekian lama tak jumpa.Aku dan teman kecilku janji temu di sebuah taman dimana kecil dulu kami sering bermain bersama.
Aku bahagia karena akhirnya bisa bertemu dengan teman kecilku yang sejak dulu selalu aku rindukan,namun waktu seolah memberikan kejutan paket lengkap untuk diriku.
Kami bercerita banyak,aku dan teman ku saling bertukar cerita tentang kehidupan kami selama ini dan begitu asyiknya hingga tak terasa siangpun datang.Kami memutuskan untuk pergi makan siang di cafe yang tidak jauh di taman tersebut.
Saat sampai aku terkejut melihat mobil yang aku kenal,mobil yang aku yakini milik suamiku.Bukankah suamiku sedang di luar kota sejak kemarin?
Aku masih berusaha positif thinking,hingga saat temanku mengajak masuk kejutan itu semakin nyata.Di depan sana tepatnya di pojok ruangan,sebuah meja terhias dengan begitu indah.Sepasang wanita dan laki-laki begitu asyik saling bercumbu mesra seolah lupa jika sedang di tempat umum.
Hatiku jangan di tanya lagi.Rasanya sudah tidak tau bagaimana sampai-sampai aku hanya bisa diam dengan badan yang mulai lemas.Namun aku berusaha kuat.Temanku yang melihat keadaanku yang aneh langsung ikut melihat ke arah depan dan beruntung temanku langsung mengerti situasinya.
Aku berjalan perlahan menghampiri keduanya,aku langsung menarik kursi di di depan mereka.Terlihat jelas raut terkejut dari keduanya.
Aku hanya mampu tersenyum kenyut saat melihat suamiku terlihat biasa saja namun sahabatku terlihat gugup.
"Ini tidak seperti yang kamu fikirkan Hana"
Aku menatap Julia,wanita yang selama ini aku anggap sahabat. "Sejak kapan?" Tanya ku berusaha telihat tenang.
"Sejak kapan apa? Aku gak ngerti Hana,kita hanya tidak sengaja bertemu.Kebetulan aku ada janji sama teman dan Mas Baron sedang bertemu client"
Aku semakin tersenyum kecut,aku bukanlah orang bodoh tapi aku kecewa karena suamiku sama sekali tidak berkata apa-apa.Seperti tidak ada niatan memberikan penjelasan apapun padaku.
"Sejak kapan mas?" Aku beralih bertanya balik pada suamiku.
"Sejak setahun yang lalu" Ucapnya tanpa merasa bersalah.
Hatiku rasanya semakin berkeping-keping.Ternyata sudah satu tahun tapi aku seperti orang bodoh yang tidak tahu apa-apa.
"Tidak perlu lebay,kita hanya HTS saja.Hanya jika saling membutuhkan saja"
Aku kehabisan kata saat mendengar ucapan enteng suamiku,sudah cukupkan ucapan suamiku jika dimatanya wanita tidak ada harganya.Aku menghela nafas,badanku terasa semakin lemas namun aku harus tetap berusaha kuat.
Dengan sekuat tenaga dan keyakinan kuat,aku melepas cincin di jari manisku.Aku letakkan di meja dan menggesernya ke depan Mas Baron."Tolong talak aku saat ini juga"
Bukan hanya Mas Baron,tapi Julia,Karenina teman kecilku,bahkan para tamu dan pelayanpun begitu terkejut mendengar ucapanku.
Aku berdiri "Tolong talak aku sekarang Pak.Baron Mahendra "
Bahkan untuk memanggilnya 'Mas' pun rasanya sudah terlalu sulit.
Baron terlihat marah apalagi sekarang dirinya sedang menjadi tontonan orang,Julia secara tidak langsung ikut menyulut api dengan memanasi Baron dengan alasan Hana sudah tidak mencintainya lagi.
Baron marah dengan kasar ia mengambil cincib itu dan melemparnya "Baik kalau itu mau mu,aku yakin nanti kamu sendiri yang menyesal dan kamu sendiri yang akan mohon-mohon minta rujuk"
"Insya Allah kau sudah yakin" ucapku tegas
Baron semakin marah dengan lantang ia berkata "Arhana Setiadi aku talak kamu saat ini juga!"
Gelap...
Duniaku mendadak gelap,tanpa sepatah kata aku langsung pergi.Sakit bukan lagi yang aku rasakan tapi lelah,lelah,lelah dengan semuanya.
Aku diantar Karenina pulang,aku segera membereskan semua barangku di bantu Karenina dan mbak.Sempat mbak bertanya namun saat melihat wajahku yang hanya terdiam membuat mbak enggan untuk kembali bertanya.
Aku pulang ke rumah orangtuaku,kaget? Sudah tentu,tidak ada angin dan hujan tiba-tiba aku bilang sudah bercerai.Namun kedua orangtua ku tak berani banyak bertanya,orangtua dan kakak-kakak ku menyerahkan semua keputusan pada ku.
Satu minggu berlalu,aku mulai menata kembali kehidupanku.Hari ini aku mulai bekerja di tempat temanku Karenina,aku menjadi seorang design grafis di kantor milik Karenina.
"Han,apa kamu sakit?" Tanya kaka iparku
"Tidak mbak,memangnya kenapa?"
"Kamu terlihat pucat,dan mbak perhatikan kamu semakin kurus"
"Mungkin karena semalam kurang tidur mbak,aku grogi mbak sampe gak bisa tidur" Dalih ku.Memang benar sudah satu tahun lebih aku sakit,selama ini aku menyimpan rapat sakitku.Aku tidak ingin semua orang mengkhawatirkanku.
Sakit yang selama ini aku rasakan,semakin haris semakin terasa bahkan terus menggerogoti tubuhku.Tapi aku tetap berusaha kuat demi mereka.
Dan tiga bulan pasca bercerai,sakitku semakin sering terasa.Bahkan sejak minggu kemarin aku sudah mulai melakukan pemeriksaan menyeluruh.Tak ada yang tau,penyakit kanker yang sudah memasuki stadium tiga ternyata bersarang di tubuhku.Aku tidak akan pernah menyerah.
Tiap malam rasa sakit itu selalu datang,membuat aku selalu menutup mylutku dengan bantal agar tidak menggaduh.
Dan aku tidak kuat lagi,akhirnya aku memutuskan untuk ngontrak saja agat lebih leluasa.Dan benar saja setelah pindah rasa sakit itu semakin menjadi.
Aku melakukan kemo sendiri,rasanya berat karena efek setelahnya membuat badan terasa sakit dan lemas.
Aku menangis di tengah gelapnya malam,aku pasrah...dua bulan hidup sendiri dan merasa sakit tanpa ada yang menemani.
Hingga empat bulanberlalu tubuh Hana tidak kuat dan tumbang membuat semua orang tau kondisi Hana yang sebenarnya.Orangtua dan kakak-kakak Hana sungguh menyesal karena terlambat mengetahui,sejak saat itu Hana tak pernah lagi membuka matanya.
Raga yang selama ini terlihat kuat ternyata menyimpan kesakitanbya sendiri.Raga yang dulu terlihat cantik dan manis,kini hanya kenangan.
Tetutup tanah coklat dan bunga warna warni dengan sebuah nisan terukir indah nama Arhana Setiadi menjadi saksi bisu tidur dengan tenang seorang wanita kuat dan hebat.
🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀