" Berhenti!!!! Gue bilang berhenti!!!" Teriak Rosy yang sedang mengejar Fekry dengan nada kesal.
"Hehe... Seharusnya lu rajin berolahraga, dasar pemalas" tawa Fekry lalu, tiba-tiba Rosy menangkap baju belakang nya dan menghentikan nya.
" Hei lepas kan, gue tidak bisa bernafas".
jerit Fekry kesakitan karena baju belakang nya di tarik oleh Rosy.
" Makanya, jangan lari dari gue" kata Rosy dengan tatapan mengancam dan melepaskan nya. Lalu, Fekry membalasnya dengan tajam.
" Iya deh iya, nih gue bayar uangnya" ujar Fekry dengan nada malas dan pasrah mengeluarkan uang di sakunya kepada Rosy.
Rosy pun merasa senang dan berkata
" makasih tapi gue bakal tetap mengawasi lu 24 jam, haha"
"Ck, coba saja tapi gue gak bakal lupa janji lu" bisik Fekry kepada Rosy lalu pergi.
" Apaan sih? Gak jelas" pikir Rosy dan pergi menuju kelas.
Rosy, Mahasiswa yang kini menjadi bendahara di kelasnya namun, setiap ingin menagih uang di kelas nya selalu saja banyak yang menghindarinya.
" Hai Ros, gimana nih? Apakah lu udah dapat uang nya dari Fekry?" tanya teman sekelasnya, Liana.
" Aman kok" jawab Rosy sambil mengipas uang dari Fekry.
Liana dan Nora adalah temannya sekelas nya rosy, di jam istirahat Fekry datang bersama Rayen menemui Rosy dan kawannya.
" hei Rosy, " salam Rayen.
" kenapa sih? " tanya nya dengan nada malas.
"Haha, jangan gitu dong Rosy" tawa Liana lalu Fekry yang mendengar nya pun ketawa kecil." yuk pergi, entar lagi udah bel masuk" ucap Rosy kepada temannya. " yaelah padahal aku ingin mengobrol dengan kalian" ucap rayen dengan nada sedih.
Lalu Liana yang merasa kasihan pun tersenyum dan berkata" kalau sempat, kamu boleh kok ngobrol dengan kami" ucap Liana dan tanpa sadar Rayen pun mulai tersentuh hingga wajahnya memerah.
" Udang rebus" ucap Nora sambil ketawa kecil melihat Rayen dan Liana
"Ros... Tunggu bentar" ucap Fekry namun, Rosy hanya bisa mengabaikan nya. " seperti nya lu lupa deh sama janji lu padaku" cemberut Fekry bercampur dengan nada kesal.
" janji apa sih? Emang gue ada janji sama lu? " tanya Rosy lalu Fekry hanya terdiam dan pergi melewati Rosy.
"Hei rosy, seperti nya lu punya masalah dengan si Fekry tuh" sahut Nora.
" entah lah, malas gue peduli kannya" katannya.
// Jam pulang sekolah//
"Rosy... Kamu ada waktu tidak di hari minggu besok? " tanya Liana kepada Rosy. " kayaknya aku besok tuh sibuk kerja" ucapnya. Lalu mereka pun berpisah.
//Di malam harinya di rumah Rosy//
" Rosy... Bisakah kamu menemui ayahmu di bar? " kata ibunya dan Rosy pun mengiyakan perintah ibunya dan pergi ke toko bar tempat ayahnya berkerja.
Ayahnya Rosy, pemilik bar yang cukup populer dan banyak di kunjungi. Meskipun begitu, Rosy tidak terlalu menyukai tempat itu.
"Rosy? Tumben banget kamu datang ke bar, apa kamu merindukan ayahmu? " ujar ayahnya.
" ayah, aku akan langsung pergi kalau ayah berkata hal seperti itu" bisik Rosy yang malu.
" Haha, kamu sungguh anak yang manis" kata ayahnya dan membuat Rosy sangat senang.
Lalu Rosy melihat salah satu pekerja disana dan terkejut.
"Fekry? Kok bisa dia disini? " pikir Rosy yang terkejut melihat Fekry bekerja di tempat ayahnya. " dia cukup tampan kan? " kata ayahnya yang sedikit jahil dan membuat Rosy memasang wajah bingung.
" tampan dari mana? Wajahnya aja pas-pasan gitu" Jawab Rosy dengan mengatakan fakta kepada ayahnya.
Fekry yang gak sengaja mendengar nya pun menghampiri Rosy. " emang wajah gue tuh pas-pasan apa? Lu yang ngaca kali" balas fekry hingga membuat rosy marah.
" dasar nyebelin, dah lah gue pit dulu" kata Rosy dan pergi meninggalkan tempat tersebut. Ayahnya yang melihat pun merasa sedikit bingung.
" paman harap kamu akrab dengan nya ya, Ros emang agak mudah emosi tapi muka nya lucu kan? " ujar ayahnya dan kembali bekerja dengan hati senang.
Fekry hanya bisa tersenyum kecil dan berharap bisa ketemu lagi dengan rosy. Meskipun ya, akan banyak drama yang akan menantikan nya. " cantik" pikir fekry dan pulang dari pekerjaan nya.
" Rosy?, kok lu pasang muka kayak mau mukul orang? " ucap Liana yang baru sampai ke kelas dan bertemu dengan Rosy yang kini sedang duduk di dekat pintu kelas seperti sedang menunggu seseorang.
" entah lah " balas Rosy.
" waduh, sayang sekali " ucap seseorang yang masuk dari jendela kelas.
" Fekry? Ngapain lu masuk lewat jendela? " tanya Leona. Akan tetapi, tatapan Rosy mulai berubah dan mendekati Fekry.
" gw pergi dulu nih, byebye " ucapnya sambil lari dari Rosy lewat jendela.
" Hoi, sialaan!!! Akan aku adukan kek guru bahwa lu bolos" ancam Rosy.
" coba saja" balas fekry
" pagi-pagi udah bikin heboh aja" ucap Nora yang baru sampai ke kelas.
" yaa.. Begitu lah" ucap Liana sambil menggelengkan kepala nya dengan bingung.
" awas aja nanti " ucap Rosy.
// Sepulang sekolah//
"Menyebalkan!!!!! " teriak Rosy dengan tangan yang terkepal dan mata nya yang sedikit membuat sekeliling nya ketakutan.
Nora dan Liana yang melihat nya hanya bisa menggelengkan kepala mereka.
" udahlah, nyerah aja" Ujar Nora yang kini mereka bertiga berada di gerbang sekolah.
" Ta-tapi, mengapa? Mengapa gue harus sekelompok dengan si sialan itu sih???? " pikir Rosy dengan napas nya yang seakan tidak tahan yang dia hadapi saat bersama Fekry.
" yah... Mau bagaimana nih, namanya juga anggota kelompok " kata Nora.
" gak apa-apa pasti aman kok, kan cuman tugas mengamati doang nih" kata Liana yang menjelaskan dan kini Rosy sedikit tenang.
Rosy merasa hari-harinya di penuhi dengan kenakalan si Fekry dan membuat nya ingin membasmi nya tapi sayangnya hal itu tidak sesuai dengan rencana nya Rosy, pasti akan selalu gagal.
" maaf membuat kalian menunggu ya" ucap rayen yang kini datang bersama dengan Fekry.
Mereka akhirnya memutuskan untuk pergi ke bioskop untuk melihat beberapa film untuk di jadikan tugas.
Akan tetapi karena kekurangan tiket, mereka memutuskan untuk mengadakan permainan dan yang kalah harus nonton selama beberapa jam
" what?? Ngapa gue yang kalah sih? " kesal Rosy yang kini harus nonton berdua dengan Fekry.
" hei, lu pasti sengaja kalah ya? " tanya Rosy. " gak tuh, emng gue yg kalah" jawab nya dengan nada santai.
" selamat bersenang-senang " ucap Liana sambil menyemangati Rosy dan Fekry.
" ini bukan kencan tau" ujar Nora kepada Liana dengan tawa kecilnya
Lalu Nora memutuskan untuk pergi melihat-lihat beberapa film di bioskop.
" eh.. Lu mau beli camilan gak? Biar gue temanin ya" tanya Rayen dengan nada gugup.
Liana yang tersentuh pun, akhirnya pergi bersama Rayen.
" Bucin terus" pikir Nora melihat tingkah beberapa temannya.
" loh, Nora! " teriak seseorang dari arah belakang.
Bara, teman SMP nya Nora yang cukup di kenalnya. " lu sendiri ya? " tanya nya dan melihat sekeliling.
" lagi sama kawan, kalau lu? "
" Haha, tadi tuh.... Eh gue juga sendirian kok" jawab bara dengan nada terbata-bata seakan sedang berbohong.
" di putusin pacar lu lagi kan? " tebak Nora dan akhirnya Bara pun mengakuinya.
" lu tau banget ya " ucap Bara dengan nada sedih tapi bisa tersenyum seolah tidak terjadi apa-apa.
" gue tau karena lu nyebelin deh" ujar Nora dan mereka pun mengobrol sejenak.
Di dalam bioskop, Rosy masih kesal akan yang sedang di hadapinnya dan malahan dia terpaksa duduk sebangku dengan fekry untuk menonton film.
Fekry hanya bisa diam dan mencoba mencairkan suasana karena merasa bahwa ini adalah kesempatan bersama dengan Rosy.
" sebaiknya gue pindah aja" gumam Ferky yang merasa sedikit sedih dan mencoba mencari tempat duduk secara terpisah.
" jangan tinggalin gue dong! " ujar Rosy sambil menarik tangan Fekry.
" lah kenapa? Bukannya lu gak nyaman sama gue? " tanya Fekry sedikit menjahili tapi entah mengapa ia merasa sedikit terbawa suasana yang bergitu familiar.
" dasar b*doh, kita kan sekelompok. Masa lu mau pindah tempat dari gue sih? " cemberut Rosy. Meskipun begitu Fekry merasa senang walaupun dia tau bahwa Rosy tidak suka kalau sendirian.
" iya deh tapi lu suka ya pegang tangan gw? " tanya Fekry sedikit menggoda Rosy.
" ish, mana ada tuh? Udah lah filmnya mau mulai " jawab nya dengan wajah yang sedikit memerah dan memalingkan mukanya ke depan seakan sedang fokus.
Fekry hanya bisa menatap nya dengan wajah sedikit senang ." gemes" gumam Fekry.
BERSAMBUNG