Di sebuah desa terpencil bernama Lembur Pelem, berdiri sebuah rumah reyot penuh sejarah kelam. Rumah itu sudah lama kosong, ditinggalkan sejak peristiwa tragis bertahun-tahun lalu. Para warga percaya, malam Jumat Kliwon adalah waktu paling menakutkan, karena rumah itu selalu 'hidup' lampunya kadang menyala sendiri, pintu berderit seakan terbuka oleh tangan tak terlihat, bayangan-bayangan hitam selalu terlihat melesat dari jendela ke jendela. Bau busuk anyir darah sering tercium dari depan rumah, hingga menempel di hidung siapapun yang melintas.
Dulu, rumah itu milik seorang dukun wanita bernama Mbok Ratmi, yang dituduh membunuh anak tetangga karena ilmu hitam. Warga marah, menyerbu rumah itu, dan mengakhiri hidup Ratmi secara sadis. Sejak hari itu, roh Ratmi tidak pernah tenang. Malam-malam di desa itu berubah jadi horor, aneka suara perempuan menangis, terkadang tertawa dengan suara yang pecah, sering terdengar sepanjang malam. Pernah suatu kali, seorang pemuda iseng bernama Adi bersama tiga temannya menantang masuk rumah itu tengah malam. Mereka membawa senter dan kamera, ingin membuktikan cerita cuma mitos belaka.
Baru melangkah masuk, mereka dibuat merinding: udara berubah dingin, suara lirih menggeram terdengar jelas, dan lampu senter sering meredup tiba-tiba. Kamera merekam sesuatu yang tak mereka sadari, sebuah bayangan tinggi berselubung putih muncul di belakang jendela. Suara ketukan keras di loteng membuat mereka lari ke atas, namun justru makin dalam masuk ke perangkap. Di sana, mereka menemukan lemari tua yang menutup sendiri dengan bunyi berderak. Saat dibuka, bau amis menyengat keluar, dan tumpukan pakaian lusuh penuh bercak darah terlihat. Salah satu teman Adi tiba-tiba kesurupan, matanya melotot besar, mulutnya berbisik, "Ayo masuk, temani aku selamanya."
Mereka panik, berusaha keluar, tapi pintu depan menghilang. Tiba-tiba, sosok Mbok Ratmi muncul, wajahnya penuh luka, rambut panjang menjuntai kotor, matanya merah menyala. Ia mendekat perlahan, menyeret kaki berlumuran darah. Salah satu dari mereka pingsan, yang lain meraung ketakutan. Entah bagaimana Adi dan satu temannya bisa melarikan diri, bangun di luar rumah dengan kepala pusing dan pakaian penuh tanah. Tapi dua lainnya hilang tak pernah ditemukan hingga hari ini.
Sejak malam mengerikan itu, Adi hidup dalam teror. Setiap tidur, ia selalu bermimpi berada di tengah rumah tua itu, mendengar suara desahan di belakang telinga, kadang bangun dengan bekas cakar di tubuhnya. Ibunya pernah melihat Adi bicara sendiri setiap malam Jumat Kliwon, seolah berbicara dengan sosok ghaib yang tak kasat mata. Warga semakin takut. Siapapun yang berani bicara soal rumah itu, selalu dihantui mimpi serupa, melihat Mbok Ratmi dan korban-korban berikutnya tertawa dingin menanti teman baru.
Lima tahun berlalu, rumah itu tetap berdiri, makin lapuk dan tertutup tanaman liar. Tapi suara-suara aneh dan jeritan minta tolong selalu terdengar jika kamu lewat saat dini hari seolah masa lalu kelam rumah itu takkan pernah mati, dan siapa tahu, kamu korban berikutnya…