Pernikahan yang bahagia dan harmonis adalah impian semua wanita. Apalagi memiliki suami yang pengertian juga lembut.
Celine, itu adalah namaku. Aku salah satu wanita yang beruntung didunia ini yang memiliki suami yang sangat mencintaiku.
Namun, semua itu hancur disaat perayaan anniversary pernikahan kami yang ke 5 tahun.
Pada malam penuh Guntur itu tak akan pernah kulupakan. Saat ditengah hujan deras perasaan sakit yang tak pernah kubayangkan menusuk dadaku dengan bertubi-tubi.
" Celine tunggu sebentar," suamiku atau bisa kubilang calon mantan suamiku menggenggam erat lenganku.
" Apa maksudnya ini, kau benar-benar ingin bercarai?," Tanyanya dengan raut putus asa.
" Bukankah surat itu sudah sangat jelas," ujarku dingin sambil melepas tangannya dari lenganku.
" Tapi apa alasannya?, Kenapa kau tiba-tiba ingin bercerai?."
Aku hanya bergeming mendengar pertanyaan itu. Sampai sekarang aku masih tidak bisa mengatakan akan perselingkuhannya secara langsung.
Mengingatnya saja sudah membunuh hatiku, apalagi harus mengatakan secara gamblang padanya.
" Kamu yang lebih tahu tentang itu."
" Lebih tahu?, Apa maksudmu lebih tahu hah?," Dia mengacak rambutnya dengan kasar.
" Kamu selalu saja bilang seperti itu," ujarnya marah.
" Bisakah kau mengatakannya?."
Melihat raut sendunya selalu membuatku goyah. Namun saat mengingat kejadian 1 bulan silam rasa goyah itu kembali menguap.
Tak ingin berlama-lama lagi aku pergi meninggalkan Hans, suamiku. Yang sebentar lagi akan berubah.
Ku dengar Hans memanggilku terus-menerus dari belakang. Namun kutahan perasaanku dengan sekuat tenaga untuk tidak berbalik lagi padanya.
" Celine," suara lembut seorang perempuan terdengar saat aku baru turun dari mobil.
Kulihat wanita cantik bergaun biru mendekat padaku. Dia adalah sahabat baikku, Anne.
" Apa yang kau lakukan disini Anne?," Tanyaku dengan nada yang susah payah kubuat ramah.
" Apa?," Nada penuh tanya terdengar darinya " seharusnya aku yang bertanya apa Celine,"
" Kenapa kau tiba-tiba ingin bercerai dengan Hans hah?."
" Kau-,"
" Maaf Anne aku tidak ingin membahas ini, dan kumohon jangan ganggu aku sementara ini."
Aku langsung masuk kedalam bangunan apartemen tanpa menghiraukan Anne.
" Kenapa kalian berpura-pura tidak bahagia dengan perceraian ini Hans, Anne?," Air mata yang sedari tadi kutahan akhirnya tumpah ruah.
Kenapa dua orang yang paling berharga bagiku harus melakukan hal sekejam ini.
" Kenapa Anne, kenapa Hans."
Yah, pada malam itu aku melihat Anne dan Hans bersama. Awalnya aku mengira Hans hanya mengajak Anne untuk membeli hadia anniversary pernikahan kami.
Tapi hal tak terduga pun terjadi. Dengan mata kepalaku sendiri aku harus melihat kemesraan suami dan sahabatku sendiri.
Dua orang yang paling kupercayai, kenapa harus mengkhianati ku sedalam ini.