Liburan di The Burrow
Liburan sekolah akhirnya tiba, dan seluruh siswa Hogwarts bersiap untuk pulang ke rumah. Seperti biasa, Y/N akan menghabiskan liburannya bersama keluarga Weasley di The Burrow. Namun, kali ini ada yang berbeda. Pitter juga akan ikut bersama mereka.
Saat mereka tiba di The Burrow, Y/N dan Pitter disambut hangat oleh Molly Weasley, yang langsung memeluk mereka berdua.
"Y/N! Pitter! Selamat datang di rumah!" seru Molly, wajahnya berseri-seri. "Ayo masuk, makanannya sudah siap."
Y/N, Pitter, dan si kembar masuk ke rumah. Rumah Weasley terasa hangat dan penuh dengan tawa. Ron, Ginny, dan Percy, yang sudah ada di rumah, langsung menyambut mereka.
"Wah, Pitter!" seru Ron, "kau akhirnya datang!"
Pitter tersenyum. "Senang bisa berada di sini," jawabnya.
Keluarga Weasley adalah keluarga yang besar dan penuh kasih. Mereka tidak peduli Pitter tidak punya keluarga, mereka menerimanya apa adanya. Mereka semua duduk di meja makan, makan malam buatan Molly Weasley yang sangat lezat.
Selama makan, Pitter dan Y/N menceritakan semua petualangan mereka di Hogwarts, tentang Quidditch, ramuan, dan semua hal lucu yang sudah mereka lalui. Keluarga Weasley mendengarkan dengan saksama, sesekali tertawa.
Setelah makan malam, mereka semua duduk di ruang tamu. Fred dan George menyalakan api di perapian. Percy membaca buku, Ron dan Ginny bermain catur sihir, sementara Y/N dan Pitter mengobrol di sudut.
"Terima kasih sudah membawaku ke sini," bisik Pitter pada Y/N. "Aku tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya."
"Aku senang kau ada di sini," jawab Y/N. "Kau adalah bagian dari keluarga sekarang."
Pitter tersenyum. "Kau juga."
Y/N tahu, di balik semua keajaiban sihir, ia telah menemukan sesuatu yang jauh lebih berharga. Ia telah menemukan keluarga yang akan selalu ada untuknya.
Malam yang Tak Terduga
Malam itu, setelah makan malam yang hangat, seluruh keluarga Weasley berkumpul di ruang tamu. Fred dan George, yang selalu mencari cara untuk membuat lelucon, berbisik-bisik di sudut. Y/N dan Pitter, yang sedang mengobrol dengan Ginny dan Ron, menyadari sesuatu yang aneh.
"Aku punya ide," bisik Fred, matanya berbinar. "Bagaimana kalau kita ubah rambut Percy?"
George langsung menyeringai. "Aku suka idemu. Tapi bagaimana?"
"Kita gunakan ramuan warna," jawab Fred. "Aku akan melakukannya, dan kau mengawasi Percy."
Y/N dan Pitter, yang mendengar percakapan itu, mencoba menahan tawa. Mereka tahu, Percy adalah orang yang sangat serius. Jika rambutnya diubah, ia pasti akan marah besar.
Fred mendekati Percy, yang sedang membaca buku, dan diam-diam menjatuhkan beberapa tetes ramuan warna ke rambutnya. Tiba-tiba, rambut Percy berubah menjadi warna merah muda terang.
"Percy! Rambutmu!" seru Ron, menahan tawa.
Percy menatap Ron dengan bingung, lalu melihat ke cermin. Wajahnya langsung memerah. "Fred! George!" bentaknya. "Apa yang kalian lakukan?!"
Fred dan George langsung melarikan diri, diikuti oleh Percy yang marah. Y/N, Pitter, Ron, dan Ginny tertawa terbahak-bahak. Mereka tahu, Fred dan George akan selalu membuat lelucon dari segalanya.
Malam itu, di The Burrow, Y/N merasa sangat bahagia. Ia tahu, di balik semua keajaiban sihir, ia telah menemukan sesuatu yang jauh lebih berharga. Ia telah menemukan keluarga yang akan selalu ada untuknya.