Pertemuan Rahasia di Malam Terakhir
Malam itu, di tepi Danau Hitam, Y/N menunggu dengan gugup. Ini adalah malam terakhir sebelum liburan sekolah dimulai, dan Sirius Black telah mengiriminya pesan rahasia. Y/N tidak sendiri. Ia ditemani oleh Harry dan Ron, yang juga ingin bertemu dengan Sirius.
Tiba-tiba, seekor anjing hitam besar muncul dari balik pepohonan. Anjing itu mendekati mereka, lalu berubah menjadi Sirius Black. Ia menatap mereka dengan senyum hangat.
"Y/N," katanya, suaranya parau. "Aku dengar kau membuat kehebohan di London."
Y/N tersenyum malu. "Aku hanya mencoba membuktikan diriku, Sir."
"Dan kau berhasil," jawab Sirius, matanya berbinar. "Aku bangga padamu."
Harry memeluk Sirius. "Kami sangat mengkhawatirkanmu, Sirius. Kau tidak seharusnya di sini. Ini berbahaya."
"Aku tahu," jawab Sirius, "tapi aku tidak bisa pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal."
Mereka bertiga duduk di tepi danau, mengobrol tentang banyak hal. Sirius menceritakan masa lalunya, tentang masa-masa ia masih di Hogwarts, dan tentang perasaannya pada James Potter. Y/N, Harry, dan Ron mendengarkan dengan saksama.
"Aku juga ingin memberitahumu sesuatu," kata Sirius pada Y/N. "Ayahmu... ia adalah seorang agen rahasia. Ia adalah salah satu yang terbaik yang pernah ada."
Y/N terkejut. Ia tidak pernah tahu bahwa ayahnya adalah seorang agen.
"Ia meninggal saat menjalankan misi," lanjut Sirius, suaranya sedih. "Tapi ia ingin kau melanjutkan warisannya."
Y/N menatap Sirius, matanya berkaca-kaca. Ia merasa sedih, tapi juga merasa bangga. Ia tahu, ia harus menjadi agen yang baik, seperti ayahnya.
Sirius menatap jam tangannya. "Aku harus pergi sekarang," katanya. "Aku tidak bisa tinggal lebih lama lagi. Harry, Ron, Y/N, jangan pernah lupakan apa yang telah aku katakan. Tetaplah menjadi orang yang baik, dan jangan pernah menyerah pada takdir."
Sirius Black berubah kembali menjadi anjing, lalu melesat ke dalam hutan. Y/N, Harry, dan Ron hanya bisa menatap kepergiannya, lalu mereka kembali ke asrama, siap untuk petualangan baru di liburan sekolah.
Di bawah cahaya rembulan, Y/N, Harry, dan Ron berjalan kembali ke kastil, hati mereka penuh dengan perasaan campur aduk setelah pertemuan dengan Sirius. Tawa dan bisikan mereka tiba-tiba terhenti saat mereka mendengar suara minta tolong yang lemah.
"Tolong... tolong aku!"
Mereka mendongak, dan melihat seorang siswa tergantung di tepi salah satu menara kastil. Dia bergelantungan dengan putus asa, kakinya tergelincir, dan ia terlihat hampir jatuh.
"Itu... itu Anthony Goldstein!" bisik Ron, wajahnya pucat.
Y/N, tanpa ragu, langsung mengeluarkan cincin HADGN miliknya. Ia tidak peduli jika seseorang melihatnya. Ia hanya ingin menyelamatkan Anthony. Cincin itu berkilauan, dan kekuatan mengalir ke seluruh tubuh Y/N.
"Harry, Ron, kalian berdua ke sana dan coba bicara padanya!" perintah Y/N. "Aku akan memanjat tembok dan mencoba meraihnya!"
Harry dan Ron berlari ke arah bawah menara, sementara Y/N mulai memanjat. Dengan bantuan HADGN, Y/N bergerak dengan sangat cepat, melompat dari satu batu ke batu lainnya. Ia bisa merasakan setiap lekuk di dinding, dan setiap celah di antara batu-batu.
"Tolong!" teriak Anthony, suaranya putus asa. "Aku tidak bisa bertahan lebih lama lagi!"
Y/N mencapai puncak menara, dan ia berhasil meraih tangan Anthony. "Aku di sini!" kata Y/N. "Jangan takut, aku akan menarikmu!"
Dengan sekuat tenaga, Y/N menarik Anthony ke atas. Mereka berdua terengah-engah, dan Y/N memeluk Anthony erat.
"Y/N!" teriak Harry dan Ron dari bawah. "Kau baik-baik saja?"
"Kami baik-baik saja!" jawab Y/N.
Y/N membantu Anthony berdiri. Anthony, yang masih gemetar, menatap Y/N dengan tatapan penuh rasa terima kasih. "Terima kasih," bisiknya. "Kau menyelamatkan hidupku."
Y/N tersenyum. "Sama-sama. Kita adalah Footprint Seekers. Kita saling membantu."
Mereka kembali ke asrama, dan Y/N tahu, ia telah melakukan hal yang benar. Ia telah menggunakan kekuatannya untuk kebaikan, dan ia merasa bahagia.