Pengakuan pada Pitter
Malam itu, Y/N pergi ke Menara Ravenclaw untuk bertemu dengan Pitter. Ia tahu, Pitter adalah satu-satunya orang yang bisa ia percayai. Y/N menceritakan semuanya, dari awal ia masuk akademi W.S.A.M. sampai menjadi buronan. Pitter mendengarkan dengan saksama, wajahnya menunjukkan kekhawatiran.
"Aku... aku hanya ingin membuktikan diriku," kata Y/N, suaranya bergetar. "Aku tidak ingin menjadi orang yang lemah. Aku tidak ingin menjadi bahan perundungan lagi."
Pitter mengangguk. "Aku mengerti."
"Saat aku di sana, aku diintimidasi," lanjut Y/N. "Seperti saat aku di panti asuhan. Tapi kemudian, aku tak sengaja mendengar percakapan guru-guru tentang proyek rahasia, HADGN. Aku tahu, itu adalah satu-satunya cara untuk membuktikan diriku."
Y/N mengeluarkan cincin dari sakunya. Itu adalah cincin HADGN yang ia ubah. "Aku berhasil, Pitter. Tapi aku harus kehilangan segalanya untuk mendapatkannya."
Pitter mengambil tangan Y/N dan memegang cincin itu. "Kau tidak kehilangan segalanya, Y/N," katanya, suaranya lembut. "Kau masih punya aku. Kau masih punya teman-temanmu. Kami tidak akan pernah meninggalkanmu."
Y/N menangis. Ia tahu, Pitter benar. Ia tidak kehilangan segalanya. Ia masih punya Pitter, dan ia masih punya teman-temannya yang akan selalu ada untuknya.