(Catatan: Cerita ini adalah karya fiksi yang menggunakan karakter dari dunia Harry Potter untuk tujuan hiburan semata. Cerita, alur, dan karakteristik para tokoh tidak berhubungan dengan alur cerita resmi.)
Berikut adalah cerita tentang Kim Y/N Vervielle, seorang gadis muda yang memulai petualangan di dunia sihir.
Surat dari Hogwarts
Pagi itu, sinar mentari menembus celah gorden kamar, membangunkan Y/N tepat di hari ulang tahunnya yang ke-11. Tepat di samping sarapannya, sebuah amplop tebal dengan lambang singa, elang, musang, dan ular tergeletak di atas meja. Y/N tahu betul apa itu. Ia adalah seorang penyihir.
Tangannya bergetar saat ia membuka amplop itu, hatinya dipenuhi perasaan campur aduk. Ia membaca kalimat yang selalu ia impikan, "Dengan bangga mengundang Nona Kim Y/N Vervielle untuk belajar di Sekolah Sihir Hogwarts." Senyum lebar merekah di wajah Y/N, seolah-olah semua beban di masa lalu sejenak sirna.
Bertemu di Diagon Alley
Beberapa minggu kemudian, Y/N menelusuri Diagon Alley, matanya berbinar melihat keramaian. Saat ia mencoba jubah barunya, seorang anak laki-laki dengan mata hijau cerah dan rambut hitam berantakan menghampirinya.
"Halo," sapanya ramah, "Namaku Harry. Harry Potter."
"Halo, Harry," jawab Y/N sambil tersenyum, "Aku Y/N. Kim Y/N Vervielle."
Mereka mengobrol sejenak, bertukar cerita tentang pengalaman mereka yang luar biasa. Harry tidak menyadari kalau Y/N memiliki masa lalu yang kelam, ia hanya melihat Y/N sebagai seorang gadis yang ramah dan ceria. Pertemuan singkat itu menjadi awal dari persahabatan yang kuat.
Perjalanan ke Hogwarts
Di kereta Hogwarts Express, Y/N duduk sendirian, merenung sambil menatap pemandangan di luar jendela. Tiba-tiba, pintu kompartemennya terbuka dan masuk dua anak laki-laki berambut merah yang tampak identik.
"Boleh kami duduk di sini?" tanya salah satunya, senyum jahil terukir di wajahnya.
"Tentu," jawab Y/N.
"Aku Fred, dan ini saudaraku, George," kata anak laki-laki yang pertama.
"Aku Y/N," balasnya.
Melihat Y/N yang tampak sedikit murung, Fred dan George mulai melontarkan lelucon dan membuat trik sulap sederhana. Tawa Y/N pecah. Sejak saat itu, mereka tak terpisahkan. Fred dan George sering menjahili Y/N, tapi Y/N tidak pernah keberatan. Bagi Y/N yang belum pernah merasakan persahabatan, Fred dan George adalah harta karun yang tak ternilai. Y/N menerima mereka apa adanya, dan Fred dan George mempercayai Y/N lebih dari siapa pun.
Kelas "Footprint Seekers"
Setelah Seleksi Topi, Y/N dengan bangga ditempatkan di Asrama Ravenclaw. Ia memasuki ruang kelasnya, yang kemudian mereka beri nama "Footprint Seekers". Matanya langsung tertuju pada Harry dan si kembar Weasley. Mereka melambaikan tangan, dan Y/N membalas lambaian itu dengan senyum.
Y/N memilih tempat duduk di barisan paling depan dekat jendela. Ia melihat seorang anak laki-laki dengan rambut pirang pucat dan wajah angkuh duduk di sampingnya. Sesaat setelah anak laki-laki itu duduk, Ron, yang duduk di belakang dengan Harry, menepuk bahu Y/N.
"Hati-hati, Y/N," bisik Ron. "Dia Draco Malfoy."
Y/N melirik Draco yang duduk di sebelahnya. Y/N tahu dari percakapan di kereta bahwa Draco adalah anak dari keluarga penyihir berdarah murni dan memiliki pandangan yang kuat tentang status. Y/N merasa sedikit tegang, tetapi memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya. Baginya, setiap orang berhak mendapat kesempatan, tak peduli siapa mereka. Sementara itu, Draco yang melihat Y/N hanya mengabaikannya, menatap lurus ke depan dengan tatapan dinginnya.
Suasana kelas terasa hidup dan menyenangkan. Para siswa saling bekerja sama, dan Y/N merasa bahwa ia telah menemukan tempatnya. Ia tidak sabar untuk memulai petualangannya di Hogwarts.