Ini adalah kelanjutan dari cerita "Cinta dalam Gengsi".
Tahun Ketujuh: Perpisahan dan Pertarungan Akhir
Tahun ketujuh di Hogwarts terasa kelam. Hogwarts tidak lagi menjadi tempat yang aman. Harry, Ron, dan Hermione memutuskan untuk tidak kembali ke sekolah, melainkan memulai misi berbahaya mereka: mencari dan menghancurkan Horcrux. Y/N juga ikut bersama mereka, meninggalkan Draco di Hogwarts.
Perpisahan Y/N dan Draco terasa berat. Mereka tidak sempat berbicara banyak. Draco hanya menatap Y/N dengan tatapan kosong, penuh penyesalan dan kesedihan. Y/N, di sisi lain, berharap Draco akan baik-baik saja dan tidak terlibat dalam kegelapan yang menyelimuti dunia sihir.
Dobby dan Malfoy Manor
Suatu malam yang dingin, Harry, Ron, Hermione, dan Y/N terperangkap di Malfoy Manor. Mereka disekap, dan Y/N melihat Draco lagi, wajahnya pucat. Draco tidak berani menatapnya, bahkan saat Bellatrix Lestrange menyiksanya. Y/N tahu, Draco tidak ingin menjadi bagian dari kegelapan ini. Saat mereka berhasil melarikan diri, Dobby datang membantu. Namun, dalam proses melarikan diri itu, Dobby terkena serangan dan terbunuh.
Y/N melihat Draco dari kejauhan, matanya dipenuhi air mata. Ia tahu Draco tidak punya pilihan, dan itu menghancurkan hatinya.
Pertempuran Hogwarts
Pertempuran terakhir di Hogwarts dimulai. Y/N, Harry, Ron, dan Hermione kembali ke Hogwarts. Y/N mencari-cari Draco di tengah kekacauan itu. Ia melihat Draco di samping orang tuanya, wajahnya tampak lelah dan ketakutan. Saat pertempuran semakin sengit, Y/N juga ikut melawan Pelahap Maut. Ia juga melihat kakaknya Fred Weasley meninggal dalam sebuah ledakan, tepat di luar Ruang Kebutuhan.
Di tengah pertarungan, Voldemort meluncurkan Kutukan Kematian Avada Kedavra ke arah Harry. Harry tidak benar-benar mati, ia pergi ke sebuah dunia limbo. Y/N, yang melihat hal itu, berlari ke arahnya, namun saat ia sampai di sana, Y/N juga terkena Kutukan Kematian Voldemort.
Pilihan Terakhir
Y/N terbangun dalam sebuah dunia limbo, dunia yang sunyi. Ia melihat Harry di sana, dan juga Dumbledore. Y/N tahu ia harus membuat pilihan. Dumbledore menatapnya, memberi ia pilihan untuk melanjutkan hidup atau beristirahat selamanya.
"Kamu punya pilihan, Y/N," kata Dumbledore.
Y/N melihat ke arah Harry, yang juga dihadapkan pada pilihan. Namun, Y/N juga melihat sosok Draco di sana. Ia tahu, Draco mungkin tidak akan pernah bisa melarikan diri dari kegelapan. Ia telah melakukan segalanya untuk Draco, dan kini saatnya bagi ia untuk beristirahat.
"Aku... aku memilih untuk beristirahat," bisik Y/N. "Aku sudah lelah. Ini... ini sudah cukup."
Y/N merasakan sebuah cahaya yang hangat menyelimutinya, dan ia menghilang. Harry, yang melihatnya, merasa hancur. Ia tahu Y/N tidak akan kembali. Setelah Y/N menghilang, Harry memilih untuk kembali ke dunia nyata.
Harry kembali ke Hogwarts, menghadapi Voldemort lagi. Y/N, kini telah tiada. Kematiannya menjadi motivasi bagi Harry untuk mengalahkan Voldemort. Neville Longbottom berhasil membunuh Nagini, horcrux terakhir Voldemort. Dan Harry berhasil mengalahkan Voldemort dalam duel.
Harry menang, dunia sihir damai. Namun, ada harga yang harus dibayar. Fred Weasley meninggal, Severus Snape meninggal, dan juga Y/N. Draco Malfoy, kini bebas dari kegelapan. Ia berhasil selamat dari pertempuran. Namun, ia harus hidup dengan penyesalan, karena orang yang sangat dicintainya telah pergi, untuk selamanya.
Setelah Pertempuran
Pertempuran Hogwarts telah berakhir. Kemenangan diraih, namun dengan harga yang tak ternilai. Hogwarts yang megah kini dipenuhi reruntuhan, dan duka menyelimuti setiap sudut. Harry, sang Pahlawan, kini dikenal di seluruh dunia sihir. Namun, hatinya terasa hampa. Ia kehilangan orang-orang terdekatnya, termasuk adiknya, Y/N.
Di sisi lain, Draco berdiri di antara reruntuhan, matanya kosong. Ia tidak mencari kemenangan, tidak juga merayakan. Ia hanya mencari satu orang, yang kini tidak akan pernah ia temukan lagi.
Draco melihat Harry, sang pahlawan, yang sedang merangkul Ron dan Hermione. Ia merasa iri, namun tidak ada kebencian. Ia hanya merasa... kosong.
Tiba-tiba, ia mendengar suara yang tidak asing. Luna Lovegood berdiri tidak jauh darinya, memandangnya dengan mata besar.
"Draco," panggil Luna, suaranya lembut. "Kamu baik-baik saja?"
Draco hanya menggelengkan kepala, tidak sanggup bicara.
Luna mendekat. "Aku tahu kamu juga merasakan kehilangan. Semua orang merasakan hal itu. Tapi kamu... kamu juga kehilangan sesuatu yang tidak bisa kamu sentuh lagi."
Draco menatap Luna. "Bagaimana kamu tahu?"
Luna tersenyum. "Aku bisa melihatnya. Perasaan itu ada di sekitarmu, seperti kabut yang gelap, tapi aku juga bisa melihat cahayanya. Dia... dia sangat mencintaimu, Draco."
Kata-kata Luna terasa seperti pisau yang menusuk jantung Draco. Ia tahu itu. Ia tahu Y/N mencintainya, dan ia gagal melindunginya. Ia gagal untuk berani dan jujur, dan sekarang... semuanya sudah terlambat.
Draco menunduk, air matanya akhirnya menetes. "Aku... aku menyesal," bisiknya. "Aku seharusnya tidak pernah melepaskannya. Aku seharusnya tidak pernah menjadi seperti ini. Aku... aku seharusnya mati, bukan dia."
Luna meletakkan tangannya di pundak Draco. "Kamu harus hidup, Draco. Untuk dia. Agar kamu bisa buktikan bahwa cintanya tidak sia-sia."
Titik Balik
Setelah pertempuran, Draco tidak kembali ke keluarganya. Ia memilih untuk pergi, melarikan diri dari masa lalu yang menyakitkan. Namun, bayangan Y/N terus menghantuinya. Ia menghabiskan hari-harinya di tempat-tempat yang pernah ia kunjungi bersama Y/N. Ia kembali ke perpustakaan, di mana ia pernah membantunya mengambil buku. Ia kembali ke Danau Hitam, tempat mereka berani mengakui perasaan mereka. Ia kembali ke menara tertinggi di Hogwarts, tempat mereka berbagi pandangan terakhir.
Di tempat-tempat itu, Draco tidak merasakan kesedihan, melainkan keberanian yang baru. Ia menyadari, Y/N telah memberinya hadiah terakhir: keberanian untuk menjadi dirinya sendiri. Keberanian untuk tidak peduli dengan apa yang orang lain pikirkan. Keberanian untuk berjuang untuk cinta.
Draco akhirnya menemukan tempatnya. Ia tidak menjadi pahlawan. Ia tidak menjadi penjahat. Ia hanya menjadi Draco Malfoy. Namun, ia tidak lagi menjadi Draco yang angkuh dan sombong. Ia menjadi Draco yang rendah hati dan penuh penyesalan, namun juga penuh dengan cinta.
Ia tahu, ia akan menghabiskan sisa hidupnya untuk memperbaiki kesalahannya, untuk membuat Y/N bangga, dan untuk membuktikan bahwa cinta mereka tidak sia-sia, meskipun dalam keadaan yang tidak sempurna.
(Catatan: Cerita ini adalah karya fiksi yang menggunakan karakter dari dunia Harry Potter untuk tujuan hiburan semata. Cerita, alur, dan karakteristik para tokoh tidak berhubungan dengan alur cerita resmi.)love magic from different dormitories