Kisah yang Berakhir
Pagi hari di rumah sakit terasa dingin dan kelabu. Suasana hening mencekam. Para siswa Thousands of Memories masih berada di ruangan Aya, menunggu kabar. Di luar, Leo dan Akari juga menunggu dengan cemas.
Seorang dokter masuk ke ruangan. Ia tidak tersenyum. Wajahnya terlihat sangat sedih.
"Maafkan saya," katanya, suaranya terdengar lembut namun penuh duka. "Kami sudah berusaha semaksimal mungkin."
Seketika, George Weasley merasa dunianya hancur. Ia tahu, kata-kata itu memiliki makna yang lebih dalam. Ia menggelengkan kepalanya, menolak untuk percaya. "Tidak... tidak mungkin..." bisiknya.
Dokter itu menghela napas. "Pukul 06.00 pagi... pasien dinyatakan... meninggal dunia."
Seketika, seluruh ruangan dipenuhi tangis dan jeritan. Hermione Granger menangis histeris. Ron Weasley mengepalkan tangannya, memukul dinding. Draco Malfoy menunduk, air matanya menetes di pipinya. Fred Weasley memeluk George, tapi George tidak bergeming. Ia hanya terus menatap Aya Parker yang terbaring kaku. Tangan yang tadi ia genggam erat, kini terasa dingin dan tak bernyawa.
"Ay," bisik George. "Bangun, Ay... Kita... kita harus pulang."
Namun, Aya tidak menjawab. Ia hanya terdiam, selamanya.
Harry Potter menghampiri George. "George," katanya dengan suara bergetar. "Aya... Aya sudah tidak ada."
George tidak bisa berkata-kata. Hatinya hancur berkeping-keping.
Mereka semua hanya bisa menangis, meratapi kepergian Aya. Mereka tahu, mereka telah kehilangan satu-satunya anggota keluarga yang paling berharga.
Tiba-tiba, Y/N Yvette maju. Ia memeluk Aya. "Ay," bisik Y/N. "Kamu akan selalu ada di hati kami. Kamu adalah bintang yang paling bersinar di antara kami."
Meskipun Aya telah pergi, kenangan yang mereka buat bersamanya akan selalu ada. Kenangan di kolam renang, kenangan saat menghias kelas, kenangan saat berdansa, dan kenangan saat tertawa bersama. Kenangan itu tidak akan pernah hilang.
Inilah akhir dari kisah Thousands of Memories with True Friends.
Sebuah Prank yang Menyakitkan
Air mata membanjiri wajah semua siswa Thousands of Memories. George Weasley masih menggenggam tangan Aya Parker, menolak untuk melepaskannya. Ruangan itu sunyi, hanya diisi oleh isak tangis yang tertahan dan kesedihan yang tak terlukiskan. Mereka semua merasa hancur, terkejut, dan kehilangan.
Tiba-tiba, mata Aya yang sebelumnya terpejam perlahan-lahan terbuka. Ia menoleh ke arah George dan tersenyum, senyum yang sangat tulus.
"George," bisiknya dengan suara serak, "Kenapa... kenapa kalian semua di sini? Kenapa kalian menangis?"
Seketika, semua orang terdiam. Mata mereka membulat, tidak percaya dengan apa yang mereka lihat dan dengar.
George melepaskan genggaman tangannya, dan menatap Aya dengan wajah bingung. "Ay... kamu... kamu hidup?"
Aya mengangguk. "Aku kan di sini, George. Aku enggak ke mana-mana."
Tiba-tiba, Leo dan Akari yang berdiri di dekat pintu, tertawa. "Maaf, teman-teman," kata Leo. "Ini... ini cuma prank."
Seketika, ruangan itu dipenuhi dengan keheningan yang mencekam. Tidak ada yang bisa berkata-kata. Mereka semua menatap Leo, Akari, dan Aya, tidak percaya.
Fred Weasley maju, wajahnya terlihat marah. "Aya! Kamu tahu, kita semua khawatir?!" teriak Fred. "Kamu tahu, kita semua menangis?!"
"Aku... aku cuma mau jahilin kalian," jawab Aya dengan suara parau. "Aku... aku kangen kalian. Dan aku tahu, kalian juga kangen aku."
George yang mendengar itu, merasa sangat marah. Ia maju dan mencengkeram bahu Aya. "Ay! Kamu pikir ini lucu?!" seru George. "Kamu tahu, aku hampir gila?! Aku... aku hampir mati!"
Aya memeluk George. Ia tahu, ia telah berbuat salah. "Maaf, George. Maafkan aku. Aku tidak bermaksud membuat kalian semua sedih. Aku... aku cuma mau kalian terkejut."
Hermione Granger menghampiri Aya. "Aya, kamu tidak bisa bercanda seperti ini," katanya dengan suara bergetar. "Kami... kami semua berpikir, kami akan kehilangan kamu."
Aya hanya bisa menangis. Ia menyesal. Ia tidak menyangka, prank-nya akan berujung seperti ini.
Meskipun mereka semua marah dan kesal, mereka tahu, mereka tidak akan membiarkan Aya sendirian. Mereka semua memeluknya, menunjukkan bahwa mereka akan selalu memaafkannya. Mereka tahu, persahabatan mereka jauh lebih berharga daripada apa pun.
Reuni dan Kenangan yang Terus Berlanjut
Beberapa tahun berlalu. Setelah lulus dari sekolah, para siswa Thousands of Memories menjalani kehidupan masing-masing. Mereka mengejar impian, memulai karier, dan membangun keluarga. Namun, ikatan persahabatan yang mereka jalin tidak pernah putus. Hingga akhirnya, tiba saatnya mereka berkumpul kembali dalam sebuah reuni akbar di sekolah.
Di tengah halaman sekolah yang dipenuhi kenangan, mereka semua berkumpul. Wajah-wajah yang dulu dipenuhi keceriaan remaja kini terlihat matang dan dewasa, namun tawa mereka tetap sama. Tak hanya berdua, mereka datang bersama keluarga kecil masing-masing.
Draco Malfoy berdiri tegak dengan setelan rapi, tangan kirinya memegang erat tangan Astoria Greengrass, dan tangan kanannya menggendong seorang anak laki-laki tampan berambut pirang, Scorpius Malfoy. Scorpius tampak penasaran, matanya berbinar melihat keramaian.
Tak jauh dari mereka, Harry Potter dan Ginny Weasley sibuk mengawasi ketiga anak mereka yang berlarian: James Sirius Potter yang nakal, Albus Severus Potter yang pendiam, dan Lily Luna Potter yang ceria.
"James! Jangan lari-lari!" teriak Harry sambil tertawa.
Ron Weasley dan Hermione Granger juga datang. Ron menggendong Hugo Granger-Weasley, sementara Hermione menggandeng Rose Granger-Weasley. Rose terlihat sangat cerdas, persis seperti ibunya.
Y/N Yvette terlihat paling berseri-seri. Ia masih mengenakan gaun hamil, perutnya yang membesar menampakkan kehadiran dua calon buah hatinya. Fred Weasley tak henti-hentinya membelai perut Y/N sambil tersenyum bangga.
George Weasley dan Aya Parker datang bersama seorang gadis kecil cantik dengan rambut ikal dan mata ceria, Nerissa Parker-Weasley. Nerissa terlihat sangat mirip dengan ibunya.
Neville Longbottom dan Hannah Abbott berjalan sambil bergandengan tangan, keduanya belum memiliki anak tetapi terlihat sangat bahagia.
Cedric Diggory dan Cho Chang membawa serta putri angkat mereka, Lilit Alisb. Cho dan Lilit berpegangan tangan erat, menunjukkan kasih sayang yang tak terbatas.
Luna Lovegood dan Lavender Brown datang berdua, mereka menatap teman-temannya yang kini sudah menjadi orang tua. "Kita... kita sudah tua, ya?" bisik Lavender.
"Tidak, Lavender," jawab Luna. "Kita hanya menyimpan lebih banyak kenangan. Mereka semua adalah 'Thousands of Memories' kita yang terus tumbuh."
Aya menghampiri Y/N dan mengelus perutnya. "Selamat, Y/N," katanya. "Kamu akan jadi ibu paling hebat di dunia."
Y/N tersenyum. "Makasih, Ay. Kamu juga."
Di tengah keramaian itu, mereka semua sadar. Meskipun hidup membawa mereka ke jalur yang berbeda, persahabatan mereka tidak pernah pudar. Kisah mereka tidak hanya tentang masa lalu, tetapi juga tentang masa depan yang akan mereka ukir bersama, dengan anak-anak mereka sebagai saksi.
Momen Bahagia di Reuni
Di tengah keramaian reuni, para bapak-bapak Thousands of Memories terlihat sudah meluangkan waktu untuk mengurus anak-anak mereka, dan kini saatnya mereka bersenang-senang. Neville Longbottom, Draco Malfoy, dan Harry Potter tiba-tiba naik ke atas panggung. Mereka bertiga ingin melakukan sandiwara dadakan.
"Kita akan memerankan adegan... adegan paling lucu!" seru Neville, suaranya lantang.
Draco menyeringai. "Jangan sampai malu-maluin, ya, Longbottom."
"Tenang aja, Draco," balas Harry. "Ini bakalan seru!"
Mereka bertiga mulai berakting. Neville memerankan seorang peri yang lucu, Draco memerankan pangeran yang sombong, dan Harry memerankan seorang raja yang bijaksana. Dialog mereka sangat lucu, membuat semua orang tertawa.
"Tolong, Pangeran Draco! Selamatkan aku!" seru Neville dengan suara melengking.
Draco hanya menggelengkan kepalanya. "Aku tidak akan menyelamatkanmu, Peri Neville. Kamu terlalu jelek!"
"Pangeran Draco!" seru Harry. "Jangan sombong! Kamu harus menyelamatkan Peri Neville!"
Di sisi lain, para wanita, yang sudah lama tidak berkumpul, menari bersama. Hermione Granger, Ginny Weasley, Astoria Greengrass, Cho Chang, dan Y/N Yvette menari dengan gembira, melupakan sejenak tugas-tugas sebagai ibu rumah tangga. Aya Parker dan Lavender Brown juga ikut menari.
"Gila, aku kangen banget sama kalian!" seru Hermione.
"Aku juga!" balas Ginny. "Kapan-kapan kita harus girls' night out lagi!"
Di tengah keriuhan itu, Luna Lovegood datang, matanya berbinar. Ia baru saja dilamar oleh kekasihnya. Ia ingin membagikan kabar bahagia itu pada teman-temannya.
"Guys! Aku punya kabar!" seru Luna.
Seketika, semua orang menoleh.
"Aku... aku dilamar!" kata Luna, suaranya bergetar.
Seketika, semua orang bersorak. Mereka semua memeluk Luna, mengucapkan selamat.
Meskipun mereka sudah memiliki kehidupan masing-masing, mereka tahu, persahabatan mereka akan selalu ada. Mereka adalah Thousands of Memories with True Friends, dan mereka akan selalu bersama, hingga tua nanti.