Video Call dan Lagu Cinta
Malam itu, Aya Parker merasa sangat lelah. Ia baru saja selesai mengerjakan tugas sekolah. Ia merebahkan dirinya di kasur, lalu mengambil ponselnya. Tiba-tiba, ada panggilan video dari George Weasley. Aya tersenyum dan mengangkatnya.
"Halo, Ay!" sapa George, wajahnya terlihat sangat bahagia.
"Halo, George," balas Aya. "Kamu kenapa? Kelihatannya senang banget?"
"Aku... aku kangen kamu," jawab George. "Aku punya sesuatu buat kamu."
George lalu mengeluarkan gitarnya. Ia memetik senarnya, lalu mulai bernyanyi. Ia menyanyikan lagu "Favorite Girl" milik Justin Bieber. Suaranya tidak terlalu bagus, tapi liriknya sangat tulus.
"You are my favorite girl... You are my favorite girl... My heart belongs to you... Cause you are my favorite girl..."
Aya yang mendengarnya, merasa terharu. Air matanya menetes. Ia tidak menyangka, George akan menyanyikan lagu untuknya.
Setelah selesai bernyanyi, George tersenyum. "Gimana? Suka?"
"Aku suka banget, George," jawab Aya. "Makasih, ya."
Mereka berdua lalu mengobrol. Mereka membicarakan keseharian mereka, dan mereka membicarakan rasa rindu mereka karena hubungan jarak jauh (long distance relationship).
"Gimana di sana, Ay?" tanya George. "Kamu baik-baik aja, kan?"
"Aku baik-baik aja, George," jawab Aya. "Aku punya teman baru, dan aku juga sibuk bikin video TikTok. Kamu sudah lihat?"
"Sudah! Kamu keren banget! Kamu jadi guru sekarang! Keren!"
Aya tertawa. "Tapi aku tetap kangen kalian. Aku kangen Fred yang suka jahil, aku kangen Draco yang sombong, dan aku kangen Hermione yang suka marah-marah."
George juga tertawa. "Kita juga kangen kamu, Ay. Kelas sepi banget enggak ada kamu."
Mereka berdua mengobrol selama berjam-jam. Mereka membicarakan masa lalu, masa kini, dan masa depan. Mereka membicarakan impian-impian mereka, dan mereka saling menyemangati.
"Aku janji, George," kata Aya. "Aku akan jadi orang yang lebih baik saat aku pulang nanti."
"Aku juga, Ay," balas George. "Aku akan jadi orang yang lebih baik buat kamu."
Malam itu, mereka berdua tidur dengan senyum di wajah mereka. Mereka tahu, meskipun jarak memisahkan mereka, cinta mereka akan selalu ada.
Teman Baru dari Bali
Keesokan harinya, Aya Parker berangkat ke sekolah dengan semangat baru. Setelah video call dengan George Weasley, ia merasa lebih kuat dan tidak lagi kesepian. Setibanya di sekolah, ia melihat seorang siswa laki-laki yang sedang berbicara dengan guru. Matanya bertemu dengan mata Aya, dan ia tersenyum.
"Aya-san," sapa guru Aya. "Ini adalah Leo. Dia juga dari Indonesia, dan ia juga menjalani program pertukaran pelajar."
Aya tersenyum. "Halo," sapanya. "Aku Aya."
"Aku Leo," balas Leo dengan ramah. "Aku dari Bali."
"Aku dari Jakarta," kata Aya.
Mereka berdua lalu berjalan bersama menuju kelas. Mereka mengobrol tentang banyak hal, dari makanan kesukaan, hobi, hingga pengalaman mereka di Jepang. Aya merasa senang. Ia akhirnya bertemu dengan seseorang yang bisa berbicara bahasa Indonesia dengannya.
"Kamu sudah berapa lama di sini, Leo?" tanya Aya.
"Aku sudah dua bulan," jawab Leo. "Kamu?"
"Aku baru beberapa hari," balas Aya. "Aku masih bingung sama banyak hal di sini."
Leo tertawa. "Tenang aja, Aya. Aku akan bantu kamu. Kalau ada yang tidak kamu mengerti, tanya aja, ya?"
Aya mengangguk. Ia merasa lega. Ia tahu, Leo adalah teman yang bisa ia andalkan.
Di tengah percakapan, Leo menyadari sesuatu. "Aya, kamu punya akun TikTok, kan?" tanyanya.
Aya terkejut. "Kok... kok kamu tahu?"
"Aku lihat videomu," jawab Leo. "Video yang kamu menjelaskan rumus matematika. Itu keren banget! Banyak teman-temanku di Bali yang lihat. Mereka bilang kamu guru yang hebat."
Aya tersenyum malu. Ia tidak menyangka, videonya sampai ke Bali.
Sejak saat itu, Leo menjadi teman baik Aya. Mereka sering belajar bersama, makan siang bersama, dan bahkan membuat konten TikTok bersama. Mereka tidak hanya belajar tentang Jepang, tetapi mereka juga saling belajar tentang Indonesia.
Mereka tahu, di balik semua rindu dan kesepian, mereka menemukan persahabatan baru yang akan menjadi kenangan yang tak akan pernah mereka lupakan.
Curhatan Tengah Malam dari Teman-teman
Saat jam istirahat di sekolah Jepang, Aya Parker menyempatkan diri untuk video call dengan teman-teman Thousands of Memories. Wajah-wajah yang ia rindukan muncul di layar ponselnya. Di samping Hermione Granger, terlihat ada Luna Lovegood, Cho Chang, dan Ginny Weasley.
"Aya!" sapa Hermione dengan gembira. "Kami kangen banget sama kamu!"
"Aku juga, Mione," jawab Aya. "Kalian lagi ngapain?"
"Kita lagi girls' talk," balas Cho. "Ada yang mau kita omongin."
Wajah mereka semua berubah serius. Aya merasa ada sesuatu yang tidak beres.
"Kenapa?" tanya Aya dengan cemas. "Ada masalah?"
Hermione menghela napas. "Kita mau cerita soal Raya. Dia... dia sekarang jadi Ratu Sindir di TikTok. Dan dia... dia nyindir kamu."
"Oh," balas Aya, nada suaranya terdengar datar. "Aku sudah tahu, kok."
"Gila, Ay," timpal Ginny. "Dia keterlaluan! Kenapa dia harus nyindir kamu?"
"Aku juga enggak ngerti, Gin," jawab Aya. "Aku sudah nonton videonya. Tapi, ya sudah. Aku enggak mau ambil pusing."
Luna tersenyum. "Aya, kamu dewasa banget. Padahal, dia jahat sama kamu."
"Aku tahu, Luna," kata Aya. "Tapi, aku percaya, dia punya alasan. Mungkin dia butuh teman, tapi dia enggak tahu caranya."
Cho mengangguk. "Kamu benar, Aya. Tapi, dia pernah mau merebut Cedric dan Draco dari kita."
"Aku tahu, Cho," balas Aya. "Tapi, kita harus memaafkan. Kalau kita terus marah, kita yang akan rugi."
Hermione tersenyum, bangga pada kedewasaan Aya. "Aya, kamu benar-benar hebat. Kami semua bangga sama kamu."
Di tengah pembicaraan serius itu, Aya mendengar suara George Weasley. "Aya! Kamu lagi video call sama mereka?!" teriak George. "Kenapa enggak ajak aku?!"
Semua orang tertawa. Aya merasa lega. Ia tahu, meskipun ada masalah, ia punya teman-teman yang selalu ada untuknya.
Kesalahpahaman dan Lagu Lesung Pipi
Saat Aya Parker sedang asyik video call dengan Hermione Granger, Luna Lovegood, Cho Chang, dan Ginny Weasley, tiba-tiba Leo dan Akari menghampirinya. Leo duduk di sebelah Aya, dan Akari duduk di sebelahnya. Mereka berdua penasaran dengan siapa Aya bicara.
"Aya-san, mereka temanmu?" bisik Akari dengan bahasa Inggris yang terbata-bata.
"Iya," jawab Aya. "Ini teman-temanku dari Indonesia."
Tiba-tiba, Leo menoleh ke arah ponsel Aya dan menyapa. "Halo, teman-teman Aya! Nama saya Leo!"
Semua teman Aya di layar terkejut melihat Leo. Namun, di tengah keterkejutan itu, Leo tiba-tiba menyanyikan lagu "Lesung Pipi" milik Sinyo.
"Kalau kau lihat ada gadis, yang punya lesung pipi..." nyanyi Leo dengan suara merdu.
Seketika, Hermione, Luna, Cho, dan Ginny saling bertukar pandang. Mereka salah paham. Mereka mengira Leo sedang merayu Aya.
"Aya, siapa dia?" bisik Hermione.
"Dia... dia teman baruku," jawab Aya dengan gugup.
"Kenapa dia menyanyikan lagu itu?" tanya Ginny. "Dia... dia suka sama kamu?"
"Enggak, Gin," jawab Aya. "Dia cuma... dia cuma latihan. Dia... dia mau tampil teater. Lagunya... lagunya tentang lesung pipi."
George Weasley, yang kebetulan lewat, mendengar percakapan itu. Ia langsung cemburu. "Ay! Siapa itu?!" seru George. "Kenapa dia menyanyikan lagu untukmu?!"
Aya tidak bisa berkata-kata. Ia bingung harus menjelaskan bagaimana. Ia tahu, George salah paham.
"Jangan salah paham, George," kata Harry Potter sambil menepuk pundak George. "Leo hanya latihan untuk teater. Dia tidak ada maksud apa-apa."
Leo, yang tidak mengerti apa-apa, hanya terus menyanyi. "Aku punya lesung pipi!"
Aya hanya bisa menghela napas. Ia tahu, ia harus menjelaskan semuanya pada George. Namun, ia tidak tahu bagaimana caranya.
Cemburu yang Lucu dan Permainan Jujur
Di kelas Thousands of Memories, George Weasley duduk di kursinya. Di ponselnya, ia melihat video call antara Aya Parker dan teman-temannya. Ia tidak bisa menyembunyikan rasa cemburunya saat melihat Leo, teman baru Aya, menyanyikan lagu untuknya. Wajahnya yang lucu membuat Fred Weasley yang berada di sampingnya, tertawa.
"George, muka lo kok lucu banget, sih?" goda Fred. "Cemburu, ya?"
George tidak menjawab. Ia hanya menghela napas, membuat wajahnya semakin lucu.
Sementara itu, Harry Potter, Ron Weasley, Draco Malfoy, dan Cedric Diggory duduk melingkar bersama pacar mereka: Ginny Weasley, Hermione Granger, Astoria Greengrass, dan Cho Chang. Mereka semua bermain truth or dare.
"Oke, truth or dare," kata Ron. "Draco, dare!"
Draco menyeringai. "Berani, dong!"
"Gue tantang lo... nyanyi lagu anak-anak!" seru Ron, membuat semua orang tertawa.
Draco terkejut, tapi ia tetap melakukannya. Ia menyanyikan lagu "Balonku Ada Lima" dengan wajah serius. Semua orang tertawa terbahak-bahak.
Tiba-tiba, giliran Cedric. "Cedric, dare!" kata Harry.
Cedric tersenyum. "Oke, dare!"
"Gue tantang lo... cium Cho!" seru Harry.
Wajah Cedric memerah, tapi ia melakukannya. Ia mencium Cho dengan lembut, membuat Cho tersipu malu.
Namun, di sudut ruangan, Raya Umonnia yang mendengar itu, langsung menangis. Ia merasa sakit hati. Ia ingin memiliki Cedric, tapi ia tahu, ia tidak akan pernah bisa.
Y/N Yvette yang melihat Raya menangis, langsung menghampirinya. "Raya, kamu kenapa?" tanyanya dengan lembut.
"Aku... aku enggak suka," kata Raya. "Kenapa... kenapa harus Cho?!"
"Raya, kamu enggak boleh kayak gini," balas Y/N. "Mereka... mereka kan pacaran."
"Aku tahu!" teriak Raya. "Tapi... tapi aku suka sama Cedric! Kenapa... kenapa dia tidak suka sama aku?!"
Y/N memeluk Raya. Ia tahu, Raya hanya merasa kesepian. "Raya, kamu enggak perlu merebut kebahagiaan orang lain," bisik Y/N. "Kamu bisa menemukan kebahagiaanmu sendiri."
Raya hanya terus menangis. Ia tahu, Y/N benar. Namun, ia tidak tahu, bagaimana caranya menemukan kebahagiaan itu. Ia hanya merasa sangat sendiri.
Amarah Fred dan Kebingungan Y/N
Tangisan Raya Umonnia semakin keras, mengubah suasana kelas yang tadinya penuh tawa menjadi tegang. Setelah mendengar perkataan Y/N Yvette, Raya melepaskan pelukan Y/N dengan kasar. Ia mendorong Y/N hingga tubuhnya sedikit oleng ke belakang.
Untungnya, Fred Weasley yang melihat kejadian itu, dengan cepat menahan Y/N agar tidak terjatuh. Ia memegang pundak Y/N, sementara matanya menatap tajam ke arah Raya.
"Raya! Kamu kenapa, sih?!" seru Fred, suaranya terdengar marah. "Y/N cuma mau bantu kamu!"
Raya tidak menjawab. Ia hanya terus menangis, lalu berlari keluar kelas.
Semua orang terkejut. Harry Potter, Ron Weasley, dan Draco Malfoy menghampiri Y/N.
"Y/N, kamu baik-baik aja?" tanya Harry.
Y/N hanya mengangguk. Ia terlihat sangat sedih. Ia tidak menyangka, niat baiknya akan berujung seperti ini.
Fred yang masih kesal, mengepalkan tangannya. "Gue enggak ngerti, kenapa dia selalu kayak gini," bisik Fred. "Dia selalu bikin masalah."
"Tenang, Fred," kata Y/N dengan lembut. "Mungkin dia cuma butuh waktu sendiri."
"Tapi dia dorong kamu, Y/N!" balas Fred. "Dia enggak pantas dapat kebaikan dari kamu!"
Hermione Granger menghampiri Y/N. "Y/N, kamu harus lebih hati-hati. Kita tahu, niat kamu baik. Tapi, Raya... dia berbeda."
Y/N hanya mengangguk. Ia tahu, Hermione benar. Namun, ia tidak bisa membenci Raya. Ia hanya merasa kasihan.
Di sudut ruangan, George Weasley dan Luna Lovegood melihat kejadian itu.
"Ayah," bisik Luna pada George, "Raya itu seperti bulan. Dia hanya bisa memantulkan cahaya, tapi dia tidak bisa menghasilkan cahaya sendiri."
George mengangguk. "Itu benar, Luna. Dia butuh cahaya dari orang lain."
Meskipun Y/N memaafkan Raya, semua siswa Thousands of Memories merasa jengkel. Mereka merasa Raya sudah keterlaluan. Mereka berjanji, mereka tidak akan membiarkan Raya menyakiti salah satu dari mereka lagi.
Raya Mengincar George
Keesokan harinya, Raya Umonnia kembali ke kelas Thousands of Memories. Namun, kali ini, ia tidak menangis. Wajahnya terlihat dingin, dan matanya menatap tajam ke arah George Weasley. Ia tahu, George adalah pacar Aya Parker, dan ia ingin membalas dendam pada Aya, yang ia anggap sudah merebut popularitasnya di TikTok.
Saat jam istirahat, George sedang duduk di bangkunya, sendirian. Tiba-tiba, Raya menghampirinya, dan duduk di sampingnya.
"Hai, George," sapa Raya dengan suara manja.
George menoleh, terkejut. "Raya? Ada apa?"
"Aku cuma mau ngobrol sama kamu," jawab Raya, sambil tersenyum genit. "Aku... aku lihat kamu di video call kemarin. Kamu lucu banget."
George merasa canggung. Ia mencoba mencari alasan untuk pergi. "Maaf, Raya. Aku... aku mau ke kantin. Aku harus ketemu teman-temanku."
"Kenapa buru-buru?" tanya Raya. "Kita bisa ngobrol di sini. Kamu tahu, aku... aku suka cowok yang lucu dan setia. Kamu salah satunya, kan?"
George tidak bisa berkata-kata. Ia merasa, Raya sedang mencoba menggodanya. Ia merasa tidak nyaman.
Di sisi lain, Fred Weasley yang melihat kejadian itu, langsung menghampiri mereka.
"Woi, Raya!" seru Fred. "Ngapain lo godain George?!"
Raya menoleh, wajahnya terlihat kesal. "Aku enggak godain dia! Aku cuma mau berteman!"
"Berteman?" balas Fred. "Gue tahu, lo mau deketin George, kan? Jangan coba-coba, ya!"
Raya tidak menjawab. Ia hanya menatap tajam ke arah Fred, lalu pergi meninggalkan mereka.
George hanya bisa menghela napas. "Gila, Bro. Kenapa dia selalu kayak gitu?"
"Gue enggak tahu," jawab Fred. "Tapi, kita harus lebih hati-hati sama dia. Dia bahaya."
Meskipun George tidak tertarik pada Raya, ia tahu, Raya akan terus mengganggu. Ia tahu, Raya akan melakukan apa pun untuk mendapatkan apa yang ia mau.
Jebakan Raya dan Kesadaran George
Beberapa hari setelah kejadian di mana Raya Umonnia mengincar George Weasley, Raya kembali dengan rencana lain yang lebih licik. Ia tahu, ia tidak bisa mengandalkan pesona saja. Ia memutuskan untuk menggunakan ramuan cinta. Saat jam makan siang, ia memasukkan ramuan itu ke dalam minuman George, yang kebetulan sedang ia beli di kantin.
Setelah minum, George merasa pusing. Matanya terasa berat, dan ia merasa otaknya tidak bisa berpikir jernih. Ia melihat Raya, dan ia merasa, Raya adalah wanita paling cantik di dunia.
"George, kamu kenapa?" tanya Raya dengan suara manja. "Kamu baik-baik aja?"
"Aku baik-baik aja, Raya," jawab George. "Kamu... kamu cantik banget. Kamu mau jadi pacarku?"
Raya menyeringai. Rencananya berhasil.
Namun, di tengah-tengah percakapan itu, Fred Weasley melihat mereka berdua. Ia merasa ada yang aneh. Ia menghampiri George.
"George! Lo kenapa?" tanya Fred dengan cemas.
"Fred! Aku... aku jatuh cinta sama Raya!" seru George dengan suara bahagia.
Seketika, Fred tahu, George terkena ramuan cinta. Ia melihat mata George yang terlihat kosong, dan ia tahu, ia harus melakukan sesuatu.
"George!" teriak Fred. "Sadarlah! Dia bukan Aya! Dia bukan pacar lo!"
George tidak menjawab. Ia hanya terus menatap Raya dengan mata berbinar.
Fred mengambil napas dalam-dalam. Ia tahu, ia harus mengingatkan George. Ia lalu menyanyikan lagu "Favorite Girl" yang pernah George nyanyikan untuk Aya.
"You are my favorite girl... You are my favorite girl... My heart belongs to you... Cause you are my favorite girl..."
Seketika, George memegangi kepalanya. Ia merasa sakit. Ia mendengar suara Fred, dan ia teringat wajah Aya. Ia teringat semua kenangan manis mereka.
"FRED!" teriak George, suaranya kembali normal. "Apa... apa yang terjadi?"
Raya terkejut. Rencananya gagal. Ia lalu pergi meninggalkan mereka.
George merasa bingung. "Tadi... tadi aku ngomong apa, Fred?"
"Lo... lo tadi hampir jadian sama Raya," balas Fred. "Dia... dia kasih lo ramuan cinta."
George terkejut. Ia tidak bisa berkata-kata. Ia merasa sangat bersalah. Ia lalu mengambil ponselnya, dan ia mengirim pesan pada Aya:
"Maaf, Ay. Aku... aku hampir khianati kamu."
Meskipun George tidak jadi selingkuh, ia merasa sangat bersalah. Ia tahu, ia harus lebih hati-hati.
Pesta Dansa dan Dendam Raya
Beberapa minggu setelah kejadian ramuan cinta, sekolah Thousands of Memories mengadakan pesta dansa. Semua siswa terlihat antusias. Gudang kosong yang tadinya tempat ulang tahun Harry Potter kini disulap menjadi tempat pesta yang megah.
Fred Weasley terlihat tampan dengan tuxedo-nya. Ia menghampiri Y/N Yvette, yang terlihat sangat cantik dengan gaunnya.
"Y/N, kamu mau berdansa denganku?" tanya Fred dengan lembut.
Y/N tersenyum. "Tentu, Fred."
Mereka berdua berdansa dengan romantis. Hermione Granger dan Ron Weasley juga ikut berdansa, meskipun Ron terlihat kaku.
Draco Malfoy menghampiri Astoria Greengrass. "Astoria," katanya. "Kamu... kamu mau berdansa denganku?"
Astoria tersenyum. "Tentu, Draco."
Di sisi lain, George Weasley terlihat murung. Ia merindukan Aya Parker. Ia lalu pergi ke balkon, melihat bulan. Tiba-tiba, Raya Umonnia menghampirinya.
"Hai, George," sapa Raya dengan suara manja. "Kamu kenapa?"
George tidak menjawab.
"Kamu sedih, ya? Karena Aya tidak ada?" tanya Raya. "Tenang aja, George. Kamu enggak perlu sedih. Aku di sini, kok."
Raya mencoba memegang tangan George. Namun, George dengan cepat menariknya.
"Maaf, Raya," kata George. "Aku... aku enggak mau dekat sama kamu. Aku enggak mau kamu jahat lagi sama teman-temanku."
Raya menyeringai. "Jadi, kamu lebih milih dia daripada aku?"
Tiba-tiba, Raya melemparkan sebuah ramuan ke arah George. George terkejut. Namun, sebelum ramuan itu mengenainya, Fred dengan cepat mendorong George, membuat ramuan itu tumpah di lantai.
Semua orang terkejut. Mereka semua melihat ke arah Raya.
"Raya! Kamu kenapa?!" teriak Cho Chang.
Raya tidak menjawab. Ia hanya menyeringai, lalu pergi meninggalkan mereka semua.
Fred, Harry, Hermione, dan teman-temannya menghampiri George.
"George, kamu baik-baik aja?" tanya Harry.
"Aku... aku baik-baik aja," jawab George. "Makasih, Fred."
Fred hanya mengangguk. Ia tahu, Raya tidak akan pernah berubah.
Meskipun malam itu dipenuhi ketegangan, mereka semua tetap berdansa. Mereka tahu, mereka tidak akan membiarkan Raya merusak kebahagiaan mereka. Mereka semua bersatu, menunjukkan kekuatan persahabatan mereka.
Pesta Dansa yang Tak Terlupakan
Malam itu, aula sekolah disulap menjadi tempat pesta dansa yang megah. Lampu-lampu hias berkerlap-kerlip, musik berdentum, dan semua siswa Thousands of Memories berdansa dengan gembira. Mereka memutuskan untuk tidak membiarkan tindakan Raya Umonnia merusak malam bahagia mereka.
Fred Weasley dan Y/N Yvette berdansa dengan lincah, tertawa dan berputar-putar di tengah keramaian. Fred memeluk Y/N dari belakang.
"Kamu baik-baik aja?" bisik Fred. "Dia nggak akan ganggu lagi."
"Aku baik-baik aja," jawab Y/N sambil tersenyum. "Makasih, ya."
Di sisi lain, George Weasley terlihat santai. Ia berdansa dengan teman-teman lain dan sesekali melihat ke arah ponselnya, berharap ada pesan dari Aya Parker. Tiba-tiba, ia merasakan getaran. Sebuah video call masuk dari Aya.
"AYAA!" teriak George dengan gembira. Ia segera mencari tempat sepi dan mengangkat panggilan itu. "Kamu di mana? Pesta ini seru banget! Aku kangen!"
Aya tersenyum di layar. "Aku juga kangen, George. Aku lagi di pesta dansa sekolahku di Jepang. Pakaiannya lucu-lucu!"
Aya lalu menunjukkan teman-temannya yang juga sedang berdansa, termasuk Leo yang sedang menari dengan lincah.
"Leo lagi joget-joget!" seru Aya. "Dia lucu banget!"
George hanya tertawa, rasa cemburunya sudah hilang. "Kamu bersenang-senang di sana ya, Ay," katanya. "Aku juga akan bersenang-senang di sini."
Tiba-tiba, ia mendengar suara Draco Malfoy yang sedang tertawa. "ASTORIA! JANGAN INJAK KAKIKU!" teriak Draco, yang sedang berusaha berdansa dengan Astoria Greengrass. Keduanya tertawa lepas, menikmati momen itu.
Hermione Granger dan Ron Weasley juga tampak menikmati pesta, meskipun Ron terlihat sedikit canggung. "Ron, ayo berdansa!" ajak Hermione. "Jangan malu-malu!"
Neville Longbottom menjadi pusat perhatian dengan tingkah lucunya, membuat semua orang tertawa. Ia mencoba berdansa dengan semua orang, dan ia berhasil membuat semua orang tertawa.
Malam itu, mereka semua merasa bahagia. Pesta itu bukan hanya tentang dansa, tetapi juga tentang persahabatan, cinta, dan kenangan. Mereka tahu, di balik semua masalah, mereka akan selalu bersama.