Misi Pengintaian dan Kecurangan yang Nyata
Setelah mendengar kabar dari Lavender Brown, suasana kelas Thousands of Memories dipenuhi rasa penasaran dan sedikit amarah. Siang harinya, saat jam istirahat, Harry Potter, Ron Weasley, dan Hermione Granger berinisiatif melakukan misi pengintaian ke kelas Magic Competition.
"Kita harus lihat sendiri, Ron," bisik Harry. "Kita nggak bisa cuma percaya sama rumor."
"Gue sih setuju aja," timpal Ron. "Siapa tahu cuma gosip, kan?"
Mereka bertiga berjalan dengan hati-hati menuju koridor kelas Magic Competition. Mereka mengintip dari balik pintu yang sedikit terbuka. Pemandangan di dalam kelas membuat mereka terkejut.
Kelas itu memang mengusung tema luar angkasa, sama persis dengan kelas Thousands of Memories. Dindingnya dicat biru tua, dihiasi bintang-bintang dan planet. Namun, ada satu hal yang membedakannya: dekorasi mereka terlihat jauh lebih realistis. Ada replika roket yang sangat detail, planet-planet buatan yang digantung, dan bahkan efek cahaya yang dibuat sedemikian rupa sehingga terlihat seperti bintang sungguhan.
Di tengah kelas, seorang siswa laki-laki terlihat sedang mengarahkan teman-temannya. Harry mengenalnya, namanya Cormac McLaggen, ketua kelas Magic Competition.
"Cormac yang kasih ide itu pada teman-temannya," bisik Hermione. "Dia sangat kompetitif, dan dia selalu ingin menang."
Ron hanya bisa menggelengkan kepalanya. "Gila. Mereka benar-benar meniru kita."
Tiba-tiba, seorang siswi dari kelas Magic Competition berteriak. "Cormac! Ada yang ngintip!"
Harry, Ron, dan Hermione langsung bersembunyi. Mereka berlari kembali ke kelas Thousands of Memories.
Sesampainya di kelas, mereka langsung menceritakan apa yang mereka lihat. Semua siswa terkejut, marah, dan merasa dikhianati.
"Gue enggak nyangka," kata Draco Malfoy, wajahnya terlihat kesal. "Mereka se-curang itu."
"Ini enggak adil!" seru Aya Parker. "Kita sudah kerja keras!"
Namun, Harry mencoba menenangkan teman-temannya. "Tenang, guys. Kita memang kalah dalam hal realistis. Tapi, mereka tidak punya satu hal yang kita punya."
"Apa?" tanya Fred Weasley.
"Mereka tidak punya kebersamaan seperti kita," jawab Harry. "Mereka mungkin menang karena kecurangan. Tapi, kita menang karena persahabatan. Dan itu jauh lebih berharga daripada kemenangan apa pun."
Semua siswa terdiam. Mereka tahu, Harry benar. Mereka adalah satu keluarga, dan itu adalah kekuatan terbesar mereka.