Petualangan di Kolam Renang Muggle
Liburan semester akhirnya tiba. Untuk merayakan kebersamaan mereka yang semakin erat, Harry Potter mengusulkan sebuah ide brilian: liburan ke kolam renang Muggle. Awalnya beberapa siswa, terutama Draco Malfoy, menolak mentah-mentah.
"Kolam renang Muggle? Jorok sekali," cibir Draco. "Kenapa tidak buat kolam renang sendiri saja pakai sihir?"
Namun, setelah didesak oleh Astoria Greengrass dan Pansy Parkinson, Draco akhirnya menyerah. Seluruh kelas Thousands of Memories pun berangkat bersama menggunakan bus sekolah.
Setibanya di sana, suasana langsung dipenuhi kehebohan. Ron Weasley menatap takjub pada kolam renang yang luas.
"Harry, ini airnya kok bau aneh, ya?" tanya Ron sambil mencium air. "Apa mereka pakai ramuan khusus?"
"Itu namanya klorin, Ron," jelas Hermione Granger dengan sabar. "Zat kimia untuk membersihkan air."
"Wow!" seru Luna Lovegood. "Pasti ada Nargle di airnya, makanya mereka pakai ramuan aneh."
Saat mereka memasuki ruang ganti, kebingungan kembali melanda.
"Kenapa kita harus ganti baju di sini?" tanya Ginny Weasley. "Di dunia sihir, kita bisa ubah pakaian pakai mantra, kan?"
Fred Weasley dan George Weasley tertawa. "Di dunia Muggle, sihir tidak berlaku, Ginn!" ucap Fred. "Makanya, ini petualangan baru!"
Setelah semua berganti pakaian, pemandangan lucu pun terjadi. Draco tampak sangat tidak nyaman dengan celana renang Muggle-nya.
"Astoria, kenapa celana ini sangat... ketat?" bisik Draco pada Astoria. "Aku merasa tidak bebas."
Astoria hanya tertawa. "Santai saja, Draco! Anggap saja ini seragam baru."
Sementara itu, Aya Parker terlihat sangat santai dengan baju renangnya. Sebagai atlet, ia sudah terbiasa dengan pakaian seperti itu. George yang melihat Aya tersenyum.
"Aya, kamu mau lihat aku loncat dari papan loncat?" tanya George, mencoba pamer.
Aya hanya tersenyum. "Jangan sampai sakit, George. Aku sudah cukup sekali menggendong kamu dari lapangan."
George hanya tertawa. Ia lalu mencoba melompat dengan gaya akrobatik, namun ia terpeleset. Semua teman-temannya tertawa, termasuk Aya yang menggelengkan kepalanya.
Setelah beberapa saat, Fred dan George mengajak semua orang untuk mencoba perosotan air. Perosotan air tertinggi menjadi target mereka. Ron terlihat pucat, sementara Draco terlihat gugup.
"Ayo, Draco! Kita coba!" ajak Pansy. "Ini pasti seru!"
Draco mengangguk dengan enggan. Ia meluncur dari atas, dan berteriak sekeras-kerasnya. Teriakan itu membuat semua orang tertawa. Namun, saat ia sampai di bawah, Draco tersenyum lebar.
"Gila! Itu... itu seru banget!" seru Draco, wajahnya terlihat senang. "Kita coba lagi!"
Di sore hari, mereka semua duduk santai di pinggir kolam. Mereka makan camilan Muggle seperti kentang goreng dan sosis bakar. Blaise Zabini terlihat lebih bahagia, dan Y/N Yvette terlihat lebih akrab dengan teman-teman barunya.
"Gue enggak nyangka," kata Draco sambil mengunyah sosisnya. "Muggle punya hal-hal seru juga."
"Tuh, kan! Gue bilang juga apa!" balas Harry.
Semua siswa Thousands of Memories tertawa. Mereka tahu, petualangan di dunia Muggle ini adalah salah satu kenangan terbaik mereka. Mereka menyadari, kebahagiaan itu tidak hanya ditemukan di dunia sihir, tapi juga di mana pun, selama mereka bersama.
Bagaimana menurutmu, apa lagi yang akan mereka temukan di dunia Muggle?
Bintang TikTok Dadakan
Setelah puas berenang, Aya Parker dan Luna Lovegood duduk di bangku taman, menikmati es krim. Tiba-tiba, sebuah keluarga kecil yang terdiri dari ayah, ibu, dan dua anak, menghampiri mereka.
"Halo, adik-adik," sapa sang ibu dengan ramah. "Maaf, boleh minta tolong sebentar? Kami sedang bikin konten TikTok. Boleh bantu jadi talent?"
Aya dan Luna saling berpandangan. Mereka berdua bingung, tidak tahu apa itu "TikTok" dan "talent."
"Maaf, Tante. TikTok itu apa, ya?" tanya Aya dengan polos.
Sang ayah dan ibu terkejut, namun mereka tertawa. "TikTok itu aplikasi buat bikin video pendek. Nanti kalian joget-joget lucu, ikutin gerakan kami. Mau, ya?"
Aya dan Luna, yang memang baik hati, mengangguk. Mereka ingin membantu. Sang ayah lalu menyalakan musik dan mulai merekam.
"Oke, satu, dua, tiga, go!" seru sang ayah.
Mereka mulai berjoget mengikuti gerakan sang ibu. Awalnya, Aya dan Luna terlihat kaku. Tapi lama-kelamaan, mereka mulai mengikuti irama. Luna berjoget dengan gayanya yang unik, sementara Aya berjoget dengan lincah.
Di sela-sela joget, Draco Malfoy, Astoria Greengrass, dan Pansy Parkinson lewat. Mereka melihat Aya dan Luna sedang berjoget, dan mereka semua terkejut.
"Gila! Aya sama Luna ngapain itu?" bisik Pansy.
"Mereka lagi jadi bintang TikTok," jawab Draco sambil menyeringai. "Kayak gitu ya cara Muggle bersenang-senang?"
Astoria hanya tertawa. Ia tak menyangka, Aya dan Luna bisa selucu itu.
Setelah video selesai, sang ibu dan ayah bertepuk tangan.
"Terima kasih banyak, ya!" seru sang ibu. "Kalian berdua jago banget! Jogetnya bagus, lincah, dan lucu!"
"Terima kasih, Tante," balas Aya.
"Iya, sama-sama," timpal Luna. "Joget itu seru juga, ya? Aku jadi mau coba lagi."
Ayah dan ibu itu memeluk Aya dan Luna. "Sampai ketemu lagi ya! Semoga kalian suka videonya nanti!"
Aya dan Luna hanya tersenyum. Mereka berdua pulang dengan hati yang senang. Meskipun mereka tidak tahu apa itu "TikTok", mereka merasa senang karena bisa membantu orang lain.
Bantuan yang Berujung Kesal
Setelah selesai berenang, Harry Potter, Ron Weasley, dan Hermione Granger berjalan menuju pintu keluar. Di dekat kolam anak-anak, mereka melihat seorang anak laki-laki sedang menangis. Ayah dan ibunya terlihat sibuk mengobrol di bangku.
"Ron, lihat itu," bisik Hermione. "Anak itu kayaknya kesasar. Kita bantu, yuk?"
Ron mengangguk, lalu mereka bertiga menghampiri anak itu.
"Adik, kamu kenapa?" tanya Harry dengan lembut. "Kamu cari siapa?"
Anak itu hanya menunjuk ke arah ayahnya, lalu kembali menangis. Ron mencoba menenangkan, namun anak itu malah menangis semakin kencang.
"Mungkin dia takut, Ron," bisik Hermione. "Sini, biar aku coba."
Hermione berlutut di depan anak itu, mencoba tersenyum. "Adik, jangan takut. Tante mau bantu, ya? Nama Tante Hermione. Nama adik siapa?"
Anak itu tidak menjawab. Ia malah menepis tangan Hermione dan berlari ke arah ayahnya. Harry, Ron, dan Hermione hanya bisa terdiam, merasa bingung.
Tiba-tiba, ayah anak itu menoleh ke arah mereka. "Hei, kalian! Ngapain gangguin anak saya?!"
"Maaf, Om," jawab Harry. "Kami cuma mau bantu. Anak Om tadi menangis."
"Dia memang sering nangis kalau ketemu orang asing!" seru sang ayah. "Lain kali, jangan sok-sok bantu! Pergi sana!"
Harry, Ron, dan Hermione merasa jengkel. Mereka hanya ingin membantu, tapi malah dimarahi. Mereka berjalan pergi dengan wajah kesal.
"Dengar, kan?!" kata Ron, suaranya naik. "Sudah dibantu, malah ngeselin!"
"Iya, Ron," timpal Hermione. "Kadang, niat baik kita enggak selalu dihargai."
Harry hanya menggelengkan kepalanya. "Yasudah, Mione, Ron. Mungkin memang ada orang yang kayak gitu. Kita harus belajar, kalau enggak semua orang butuh bantuan."
Meskipun kesal, mereka tahu, pengalaman itu adalah pelajaran berharga. Kadang, tidak semua orang akan menghargai niat baik kita. Namun, itu tidak akan menghentikan mereka untuk berbuat baik.
Konser Dadakan dan Malu yang Tak Tertahankan
Hari sudah sore, dan kolam renang Muggle masih ramai dengan tawa dan sorak-sorai. Setelah kejadian Ron, Hermione, dan Harry yang kesal, suasana kembali ceria.
Namun, di tengah keriuhan itu, Fred Weasley tiba-tiba naik ke sebuah kursi tinggi di pinggir kolam. George Weasley mengikuti, lalu Ginny Weasley dan Y/N Yvette. Mereka berempat saling berbisik, lalu mengangguk, seperti sedang merencanakan sesuatu.
Aya Parker yang melihat mereka berempat, menyikut Cho Chang. "Lihat deh! Mereka mau ngapain?"
George kemudian memukul-mukul mikrofon yang ia ambil dari penjaga kolam. "Tes... tes... Perhatian! Perhatian!" serunya, membuat beberapa pengunjung menoleh.
"Halo, semuanya!" seru Fred. "Kami dari Thousands of Memories! Kami mau persembahkan satu lagu buat kalian!"
Seketika, seluruh siswa Thousands of Memories yang berada di pinggir kolam, menutupi wajah mereka. Mereka tahu, ini akan menjadi momen paling memalukan dalam hidup mereka.
"Gila! Mereka mau ngapain?!" bisik Draco Malfoy pada Astoria Greengrass. "Ini memalukan!"
Astoria hanya tersenyum. "Santai aja, Draco. Kayaknya ini bakal seru."
Musik dari speaker kolam renang mulai berdentum. Y/N memulai konser dadakan itu dengan suaranya yang lembut dan merdu. Ia menyanyikan lagu Taylor Swift yang berjudul "Love Story". Setelah Y/N selesai, Ginny menyanyikan lirik selanjutnya. Suaranya yang kuat dan indah membuat semua pengunjung terdiam.
Lalu, giliran Fred dan George. Mereka menyanyikan lagu The Chainsmokers yang berjudul "Closer". Mereka berjoget-joget dengan aneh, membuat beberapa pengunjung tertawa terbahak-bahak.
Namun, yang paling membuat semua siswa Thousands of Memories merasa malu, adalah saat Fred dan George mengajak mereka untuk ikut bernyanyi.
"Ayo, guys! Nyanyi bareng!" teriak Fred. "Jangan malu-malu!"
Ron Weasley yang sedang duduk, langsung bersembunyi di balik handuknya. Hermione Granger hanya bisa geleng-geleng kepala, menahan malu. Aya dan Cho juga hanya bisa tertawa.
Setelah lagu selesai, semua pengunjung kolam renang memberikan tepuk tangan yang meriah. Fred, George, Ginny, dan Y/N, membungkuk, layaknya artis profesional.
"Terima kasih, semuanya!" seru Fred. "Kapan-kapan, kami konser lagi!"
Mereka berempat lalu turun dari kursi tinggi, dan menghampiri teman-teman mereka yang masih menahan malu.
"Gimana, guys?!" tanya George dengan bangga. "Keren, kan?"
Harry Potter menepuk pundak George. "Keren sih... tapi kenapa harus bikin malu, sih?!"
Draco menghampiri Y/N. "Kenapa kamu mau ikutan mereka? Itu memalukan!"
Y/N tersenyum. "Enggak kok, Draco. Itu seru. Aku jadi tahu, cara bersenang-senang yang paling aneh, haha."
Meskipun malu, semua siswa Thousands of Memories tahu, momen itu adalah salah satu kenangan paling berharga. Mereka tahu, di balik semua kehebohan itu, ada persahabatan yang tak akan pernah mereka lupakan.
Bagaimana menurutmu, apakah mereka akan mencoba konser dadakan lagi di tempat lain?
Petualangan di Mall Muggle
Setelah puas berenang dan konser dadakan yang memalukan, seluruh siswa Thousands of Memories melanjutkan petualangan mereka ke sebuah pusat perbelanjaan Muggle yang besar. Mereka semua terlihat antusias.
"Ini tempatnya gede banget!" seru Ron Weasley dengan mata berbinar. "Gimana cara mereka bikin tempat sebesar ini tanpa sihir?"
Hermione Granger hanya tersenyum. "Mereka punya teknologi, Ron. Sama aja kayak kita punya sihir."
Draco Malfoy yang sedari tadi terlihat canggung, kini tersenyum. Ia menatap teman-temannya yang terlihat antusias.
"Oke, semuanya," kata Draco dengan nada berwibawa. "Kita bagi-bagi kelompok. Kalian bisa beli apa pun yang kalian mau. Setelah itu, kita kumpul di depan restoran 'Le Grand Gourmand'. Makan malam gue yang traktir!"
Seketika, semua siswa bersorak. "YEEEE!"
Mereka semua berpencar. Aya Parker dan George Weasley pergi bersama, mencari pakaian-pakaian lucu. George mencoba topi-topi aneh, sementara Aya mencoba jaket-jaket yang trendi.
"Gimana, Ay? Keren enggak aku pakai topi ini?" tanya George sambil memakai topi berbentuk bebek.
Aya tertawa. "Keren banget, George! Kamu cocok jadi bebek!"
Di sisi lain, Luna Lovegood mengajak Y/N Yvette ke toko pernak-pernik. Y/N terlihat kagum melihat semua barang-barang unik yang dijual di sana.
"Y/N, lihat ini!" seru Luna sambil memegang sebuah kalung berbentuk bulan. "Pasti ada Nargle yang terperangkap di dalamnya!"
Y/N tersenyum. "Cantik, Luna. Beli aja!"
Sementara itu, Harry Potter dan Ron Weasley sibuk memilih-milih buku di toko buku. Ron terlihat bingung dengan banyaknya buku yang ada di sana, sementara Harry terlihat senang.
Setelah selesai berbelanja, mereka semua berkumpul di depan restoran yang megah. Mereka semua terkejut.
"Gila, Draco! Restoran ini mewah banget!" bisik Pansy Parkinson. "Ini bukan restoran bintang 5, tapi bintang 10!"
Draco menyeringai. "Ya, gimana lagi. Gue kan anak orang kaya. Makan di restoran biasa kan enggak level."
Mereka semua masuk ke dalam restoran, dan Draco memesan makanan yang paling mahal. Mereka semua makan dengan lahap, dan mereka semua tahu, ini adalah salah satu momen paling berharga dalam hidup mereka.
"Makasih banyak ya, Draco!" kata Fred Weasley. "Lain kali traktir lagi ya!"
"Jangan harap!" balas Draco, tapi ia tetap tersenyum.
Malam itu, mereka semua pulang dengan hati yang senang. Mereka tahu, liburan ini adalah liburan yang tak akan pernah mereka lupakan.