(Catatan: Cerita ini adalah karya fiksi yang menggunakan karakter dari dunia Harry Potter untuk tujuan hiburan semata. Cerita, alur, dan karakteristik para tokoh tidak berhubungan dengan alur cerita resmi.)
Yn berdiri di sudut aula pernikahan yang megah. Gaun hitamnya yang sederhana kontras dengan keramaian gaun-gaun mewah para tamu undangan. Ia hanya seorang penonton, seorang tamu tak terduga di hari pernikahan mantan sahabatnya, cinta sejatinya. Matanya hanya tertuju pada satu orang, Draco Malfoy, yang berdiri di altar bersama wanita lain.
Meskipun hatinya sakit, Yn memutuskan untuk datang. Ia ingin melihat Draco, melihatnya bahagia, meskipun kebahagiaan itu bukan bersamanya.
"Yn," sebuah suara lembut memanggilnya. Itu adalah Luna Lovegood, yang berdiri di sampingnya. "Kau tidak apa-apa?"
Yn tersenyum tipis. "Aku baik-baik saja, Luna. Aku hanya... merayakan kebahagiaan Draco."
Luna menyentuh bahu Yn. "Aku tahu kau bohong. Tapi itu tidak apa-apa. Kau memiliki keberanian yang lebih besar dari siapa pun di sini."
Upacara pernikahan dimulai. Pendeta mengucapkan kata-kata sakral, dan Draco serta pasangannya saling bertukar cincin. Saat mereka berciuman, Yn menunduk, tidak sanggup melihat. Ia hanya merasakan air matanya menetes, jatuh di gaun hitamnya.
Setelah upacara selesai, Yn bergegas pergi. Ia tidak ingin dilihat, tidak ingin orang lain tahu tentang kesedihannya. Namun, saat ia sampai di pintu, sebuah suara menghentikannya.
"Yn, tunggu."
Yn berbalik, dan melihat Draco berdiri di sana, gaun pengantin istrinya mengekor di belakangnya. "Draco?" bisik Yn.
"Aku... aku melihatmu," kata Draco, suaranya parau. "Aku tahu kau ada di sini."
Yn tidak menjawab, ia hanya menatap Draco. Matanya yang sembab menunjukkan semua yang tidak bisa ia katakan.
Draco melangkah maju, mendekati Yn. "Aku minta maaf," bisiknya. "Aku tidak bisa... aku tidak bisa menolak."
"Aku mengerti," jawab Yn, suaranya bergetar. "Aku tahu. Aku hanya... ingin melihatmu bahagia."
Draco menatap mata Yn, dan untuk terakhir kalinya, ia menyentuh pipi Yn dengan lembut. "Aku tidak akan pernah melupakanmu," bisiknya, lalu pergi, kembali ke istrinya.
Yn menatap kepergian Draco, air matanya kembali mengalir. Ia tahu, itulah akhir dari kisah mereka. Sebuah kisah cinta yang tidak bisa bersatu, yang hanya akan menjadi kenangan indah yang terukir dalam hatinya. Dan malam itu, di aula pernikahan yang meriah, Yn kembali menjadi seorang diri.