Di sebuah gang kecil di pinggiran desa, dua sahabat, Rafi dan Ilham, memulai hari dengan semangat yang tak biasa. Di bawah teduhnya pohon kelapa yang bergoyang pelan, mereka berdiri di samping gerobak sederhana yang baru saja mereka cat ulang semalam.
"Siap, Rafi?" tanya Ilham sambil mengacungkan jempol.
Rafi mengangguk, senyum tipis menghiasi wajahnya. Di tangannya, nampan merah berisi tusukan cilok hangat yang baru diangkat dari kukusan.
Hari ini bukan sekadar berjualan. Ini adalah mimpi kecil mereka yang mulai nyata. Setelah berminggu-minggu menabung dari uang saku dan bantuan dari kakaknya, gerobak ini akhirnya berdiri. Bukan hanya tempat jualan, tapi simbol keberanian mereka untuk memulai.
Meski usia mereka baru menginjak 12 tahun, semangat mereka jauh melampaui angka itu.