Haiiii, kenalin namaku Rain. Namaku memanglah Rain, namun aku benci dengan hujan. Aku salah satu cewek tercantik dan terpopuler di sekolah, tapi siapa sangka cowok sialan itu Menghianati ku.
"What brav? Lo sama cewek kutu buku ini? Iuuuu" Ujar ku jijik menatap Brave. Brave adalah pacarku. Sedangkan si kutu butu itu adalah musuh bebuyutanku.
"Iya sih kamu cantik rain, tapi bersama terus denganmu itu sangat menguras emosi, dasar anak manja!" Ujar Brave mendorong ku dan pergi meninggalkanku. Dia nenggenggam erat tangan gadis culun bernama Ceri itu. Menyebalkan.
Bukan hanya itu saja yang terjadi, melainkan semua sahabat ku di renggut sama Ceri. Saat aku menuju kantin, aku melihat grombolan temanku yang duduk di meja biasa kami nongkrong. Aku bergegas kesana.
Aku akan menceritakan semuanya ke mereka tentang kejadian mengenai Brave dan Ceri. Lihatlah bagaimana mereka merespon kejadian konyol itu. Yah Ceri merupakan murid yang selalu aku buli bersama circle ku.
"Hai guys" Sapaku sembari duduk di sela-sela mereka. Tapi apa ini? Kenapa ada si kutu buku ini? Dan kenapa tatapan teman-temanku sangat sinis kepadaku?
"Hkmm, kita cabut gak sih? Ada anak Dedi nih" Ujar Rara. Kenapa Rara ngomong seperti itu? Padahal Rara itu sahabat dekat ku.
"Kamu sekarang gitu Ra? Dah berani kalian sama aku?" Ujarku kesal. Yah aku juga merupakan ketua genk di circleku, dan mereka selalu menuruti ku.
Namun kali ini mereka pergi dan menatap ku sinis. Kenapa ini? Hingga ada satu orang yang ikut mengataiku.
"Makanya jadi orang jangan manja, siapa juga yang mau dekat sama lo, bahkan gua aja nyesal pernah ngejar-ngejar lo" Ujar Pria itu sembari melempar saos ke bajuku. Semua orang dikantin menertawakanku.
Rasanya kesal! Aku pergi ke taman belakang sekolah. Aku diam menangis. Hingga akhirnya hujan, dan bel masuk kelas berdering. Aku semakin nangis sejadi-jadinya. Baru kali ini aku diperlakukan seperti ini.
Aku enggan untuk masuk kekelas. Hingga akhirnya aku merencanakan cabut. Aku bergegas menuju gerbang belakang. Namun aku tiba-tiba mendapatkan secarik kertas di bawa sepatuku.
Yah aku mengambilnya, dan kertas itu berisikan "MASUKKAN KAKIMU KE AIR INI MAKA KAMU AKAN MENEMBUS WAKTU". Aku tertawa meremehkan.
Emang katanya belakang sekolah ini sangat angker. Jarang ada yang mau melewatinya, ditambah lagi ini hujan. Namun tetap saja aku tidak percaya akan hal seperti ini.
Ini pasti anak sekolah yang menulis, supaya orang-orang percaya. Dan air ini, yah wajarlah ada genangan air jika hujan turun. Aku memasukkan satu sepatuku dengan sengaja.
"Nih aku masukin sepatuku! Coba aja kalau bisa nembus waktu!" Ujarku meremehkan. Yah emang tidak ada terjadi. Namun aku baru sadar, bahwa sepatuku tidak basah sama sekali. Aku juga menyadari bahwa kertas yang aku pegang dari tadi tidak basah sama sekali.
Sedangkan baju ku sudah sangat basah kuyup karena ulah si hujan. Dengan cepat ku coba lagi kedua kakiku. Bukannya takut aku malah semakin ingin tahu.
Tiba-tiba kakiku masuk kedalam dan semakin gelap hingga akhirnya aku tidak sadarkan diri. Dan saat aku terbangun, aku melihat rumah gubuk dan tua.
"Siapa kau?" Tanyaku pada seorang pria yang sedang memegang kepalaku.
"Perkenalkan aku heri, aku tadi melihatmu pingsan di hutan saat aku mencari kayu bakar" Ujarnya lembut.
What? Hutan? Kayu bakar? Dimana aku sekarang? Apa yang terjadi?
"Apa maksudmu? Kenapa kamu kehutan untuk mencari kayu bakar?" Tanyaku heran.
"Selain kamu nyusahin ternyataa kamu aneh juga yah" Ujarnya tiba-tiba menjadi ketus.
"Bukan begitu, sekarang kan udah lebih modern, sekarang udah tahun 2025, yang apa-apa serba viral" Ujarku dengan kesal melihatnya
"Emang beneran stress kamu, ini saja tahun 1960, Indonesia saja baru merdeka beberapa puluh tahun yang lalu" Ujarnya ketus. What? 1960?????
Aku mencari kalender di rumahnya itu, dan yup benar! Seketika otakku bingung mau berkata apa, dan akhirnya samar-samar semuanya jadi gelap.
Aku terbangun lagi di tempat yang sama. Apa-apaan ini? Aku sudah berharap kalau tadi itu cuman mimpi!! Aku mendengus kesal, dan bergegas untuk melihat dunia luar gubuk ini.
Namun pergerakan ku berhenti, aku melihat secarik kertas yang mirip banget tulisannya dengan yang aku temuin di belakang sekolah. Tulisannya berisikan "LAKUKAN 5 KEBAIKAN AGAR KAMU KEMBALI".
Yah kali ini aku bener-bener percaya kertas itu. Aku bergegas untuk membuat kebikan. Pertama aku membersihkan gubuk pria itu. Aku bingung melap lantai ini dengan apa.
Ku lihat tidak ada kain pel, dengan cepat aku mengambil baju kaos milik pria itu, yah kelihatannya bajunya sangat tidak layak dipakai lagi sih. Yes satu kebaikan harusnya yah.
Setelah itu aku berinisiatif untuk memasak beras. Namun berasnya tidak ada, yang ada singkong. Hem dengan inisiatif ku yang tinggi aku memasak semua singkongnya dengan cara ku rebus. Dua kebaikan.
Setelah itu aku melihat pakaian pria itu yang sangat berantakan, aku segera melipatnya dengan rapi, walau sebenarnya aku gak tau cara melipat. Yah tiga kebaikan. Adu dua lagi.
Aku melihat halaman yang sangat berantakan. Dengan cepat ku sapu. Semuanya bersih. Sudah empat kebaikan.
Aku menunggu Heri balik. Kenapa dia lama sekali. Setelah beberapa lama, akhirnya Heribbalik, dia pun datang membawa singkong dan kayu bakar.
"Kamu kenapa lama banget sih?" Ujarku mendengus kesal. Heri hanya menatap ku sinis. Pria itu menyusun kayu bakar dan singkoynya. Namun tiba-tiba dia memarahi ku.
"Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu memasak semua singkong itu? Dan kayu bakar itu juga kenapa kamu pakai semuanya? Kamu mikir gak sih?" Ujar Heri memarahiku. Matanya membesar, nafasnya menggebu-gebu.
"Astaga her, kamu marahi aku cuman hanya karena singkong dan kayu? Kalau kamu bisa balikkan aku di tahun 2025, pasti aku bakalan kasih kamu lebih dari ini" Ujarku tak kalah kesal.
"Pergi kamu dari rumahku" Ujar Heri mengusirku. Sebenarnya aku ingin sekali pergi dari rumah pria ini. Rumah yang menurutku sangat tidak layak dikatakan rumah.
Namun aku bingung harus kemana, karena Semuanya hanya pohon. Kami itu tinggal di hutan. Bahkan aku hanya tahu jalan sampai halamannya. Selebihnya aku gak tau mana jalan.
"Her, maafkan aku, aku janji nggak ngulangi kesalahan yang sama lagi" Ujarku meminta maaf. Heri menarik nafasnya dalam. Dia melihat rumahnya yang rapi, hingga akhirnya amarahnya meredam.
"Aku izinin kamu tinggal disini, tapi besok pagi kita harus nyari kayu dan singkong agar kita bisa jual kepasar dan bisa dapat uang" Ujar Heri mengizinkan.
Dengan sangat senang aku mengiyakan. Dia pun mengajakku makan singkong itu bersamanya. Jujur baru kali ini aku makan singkong rebus. Tapi rasanya lumayan lah.
Setelah keesokan harinya, aku terbangun. Aku melihat Heri sedang berbicara dengan perempuan. Siapa dia? Kelihatannya Heri naksir ke gadis itu. Soalnya tatapannya sangat beda, dia selalu senyum menatap gadis itu. Setelah gadis itu pergi aku memastikan bahwa dugaanku benar.
"Kamu suka sama dia yah?" Ujarku menjailin Heri.
"Apasih cewek aneh" Ujar Heri tersipu malu
"Nama aku Rain" Ujar ku kesal mendengar dia mengatakan aku cewek aneh. Heri hanya tersenyum.
"Aku bisa bantu kamu confess tau" Ujarku memiliki ide. Dengan hal ini, aku bisa memenuhi lima kebaikan. Iya gak sih?
"Confess itu apa?" Tanya Heri bingung. Aku membolak-balikan bola mataku dengan malas
"Confess itu kaya kamu ngakuin kamu suka ke dia, dan kamu nembak dia" Ujarku menjelaskan.
"Gimana caranya?" Tanyanya padaku
"Pertama kamu bantuin dia, setelah itu kamu ungkapin aja perasaan kamu, cewek biasnya bakalan suka kalau kamu baik ke dia" Ujarku mengajarinya
"Berarti langkah pertama aku bantuin dia yan, yaudah kalau gitu kita hari ini gak usah nyari kayu dan singkong, aku bantuin dia aja" Ujar Heri senang dan pergi meninggalkanku.
Disoreh harinya Heri menarikku keras keluar dari rumahnya.
"Bodoh banget aku ikutin kata-katamu" Ujarnya dengan emosi yang meledak-ledak. Wajah Heri lebam, dia terluka.
"Auu maaf her, aku nggak tau kejadiannya" Ujarku mendengus kesakitan. Tangannya mencengkram keras.
"Karena ulahmu, aku digebukin, aku hanya dimanfatin, cewek emang tahunya nyusahin" Ujarnya kesal dan menarik ku kuat menuju suatu tempat. Yah itu hutan.
"Kamu terserah mau kemana, intinya aku nyesal nolongin kamu! Aku menemukan mu disini dan aku mengembalikan mu disini" Ujar Heri dengan kesal.
Seketika hujan turun. Aku benci hujan. Apa-apaan ini. Aku merasa bersalah dengan Heri, tapi kenapa dia menyalahkan ku sepenuhnya?
"Her, apakah nggak ada maaf bagiku?" Ujarku pelan sambil menahan rasa takut menatapnya.
"NGGAK! KAMU ITU CEWEK ANEH YANG TAHUNYA NYUSAHIN" Ujarnya dengan nada yang semakin tinggi. Dia pergi berjalan menjauhiku.
Namun aku mendengar suara pohon yang ingin jatuh. Aku mencari sumbernya dimana, dan ternyata tepat didekat Heri. Dengan cepat aku berlari menuju Heri dan mendorongnya
"Awas her" Ujarku mendorong nya, dan pohon itu jatuh tepat diatas punggung ku.
Rasanya sangat sakit. Heri menatap ku terpaku. Dia berusaha mengangkat pohon itu. Namun tetap tidak bisa diangkat.
"Rainnnn, bangun rainn, maafin akuuuu" Ujar pria itu menangis sejadi-jadinya. Mungkin jika aku gak bisa kembali ke dunia 2025, setidaknya di dunia 1960 aku sudah melakun kebaikan. Aku tidak akan pernah menyesal melakukannya.
Dengan tersenyum walaupun kesakitan aku mengucapkan "Makasiii Her untuk pelajaran yang kamu beri" Ujarku tersenyum tulus. Saat bersama Heri aku merasa dia pria yang sangat baik, dan ketika aku salah dia memberi tahunya, dan selalu memaafkan aku.
Aku merasa semuanya kabur dan gelap. Namun disaat kegelapan ada suara yang tiba-tiba terdengar di telingaku "SELAMAT KAMU SUDAH MENYELESAIKAN MISIMU, KAMU SUDAH MENJADI ORANG BAIK TANPA PAMRIH".
Suara itu keras di telingaku, hingga membuatku tersadar. Aku menatap langit-langit ruangan itu, tubuhku diatas tempat tidur kamarku dengan pelayan-pelayan yang sedang menjagaku.
"Astaga non, kamu sudah sadar?" Ujar salah satu pelayan ku dan memanggil mama ku.
"Si cantik mama udah sadar" Ujar mamaku dengan senang dan memeluk ku. Ku balas pelukan mama jauh lebih kuat.
"Ada apa dengan ku ma?" Tanyaku bingung, aku ingin mendengar cerita dari mamaku tentang kejadian ini.
"Kamu ditemukan sama Ceri du taan velakang sekolah, dia beberapa hari ini sering kerumah buat jenguk kamu, baik banget anaknya, kamu sudah tiga hari koma nak" Ujar mama memberitahu hal yang nggak tau.
Apa itu? Ceri? Orang yang selalu ku buli! Ahhhh memang sudah banyak kesalahan yang ku perbuat. Aku harus meminta maaf ke orang-orang yang ku buat terluka.
Aku merasa banyak pelajaran dari menembus waktu. Aku pun mulai memperbaiki hubungan ku dengan papa. Yang awalnya aku selalu menghabiskan uang dengan foya-foya kini aku mulai hidup dengan seadanya, seperti yang diajarkan Heri.
Aku juga memperbaiki hubungan ku dengan musuhku dan teman-temanku serta mantanku. Tentu semua orang menatap ku heran. Tapi aku tidak memperdulikan itu.
Setelah semuanya membaik, aku mengajak mama untuk pergi liburan ke Eropa. Namun saat sedang berbelanja disalah safu mall di Eropa, sekilas aku menatap wajah seorang pria yang mirip dengan Heri. Aku mengejar sosok itu. Namun dia keluar dari gedung mall yang sedang kami jalani itu. Terus aku mengejar, namun diluar gedung mall itu hujan. Dia tetap terus berjalan membelah bujan itu. Aku hanya menatap dari kejauahn. "SIAPA DIA?"