"Bunga bangkai takkan pernah menjadi bunga yang harum."
-Shion Hyuga-
🌺🌺🌺
"Anda!" Seru Lady Sakura yang ternganga dan tanpa sadar berdiri dari kursinya karena sindiran Lady Shion yang membuatnya merasa telah tersindir oleh kata-kata datar namun bermakna Lady Shion.
"Ada apa?" balas Lady Shion ketus dengan setengah alis cantiknya terangkat sembari menyunggingkan senyum kecil mengejek sembari melirik wanita yang penuh drama di matanya itu.
"Ti-tidak, sa-saya hanya ..., tidak seperti itu, ma-maafkan saya, saya tidak bermaksud," sangkal Lady Sakura yang berwajah merah dengan menundukan kepalanya tampak terkulai lesu tak berdaya dengan matanya yang mulai berkaca-kaca dan kedua tangan yang menggenggam gaun dan mengerutkanya tampak muram.
"Hem, ada apa lady Sakura? Apa yang tidak seperti itu? Kami tidak mengerti," tanya Lady Tenten yang memandai sinis dengan mata rubah indahnya menanyai Lady Sakura dengan nada sarkas menyandarkan wajahnya di punggung tangan kanan yang bersandar pada tepi meja tehnya.
"Sa-saya minta maaf, telah membuat keributan dan membuat pesta Teh Lady Ino dan Lady lainya menjadi tidak nyaman. Saya mengerti mungkin kehadiran saya tidak menyenangkan dimata Lady Shion karena anda sempat menjadi TUNANGAN Tuan muda Sasuke, namun karena takdir kami yang dewa berikan kami pun dipertemukan dalam ikatan cinta, yang membuat Tuan Muda MEMUTUSKAN PERTUNANGAN semasa kecil kalian saya minta maaf, saya sudah lama merasa tidak enak hati maafkan saya," ungkapnya panjang lebar dengan nada dan raut wajah penuh penyesalan dengan postur tubuh yang sedikit membungkuk lemah.
Mendengar itu beberapa Lady pun hanya dapat ternganga kaget termasuk Lady Gura yang baru mengetahui hal itu dan merasa tercengang, beberapa Lady lainya yang merasakan bahwa ungkapan Putri Baron ini agak sensitif saling melirik dan Lady Ino serta para saudarinya sudah mendenguskan nafas kesal melihat wanita ini mulai membicarakan hal seperti itu dengan wajah palsunya itu.
Namun Lady Shion hanya memandangnya dari samping dengan dingin dan pelipis yang sedikit mengerut namun tertutup helaian poninya yang menyembunyikan rasa jengkelnya tethadap gadis bersurai merah muda itu.
"Cik, apakah itu penting untuk dibahas Lady Sakura? Tidakkah anda lancang sekali membicarakanya secara terang-terangan seperti ini?" ungkap Lady Shion yang memalingkan wajah dan berpura-pura acuh sembari menyesap teh mawarnya.
"Saya!"
Duk!?
"Minta maaf kepada anda!" Serunya lalu membungkuk kan seluruh punggungnya menghadap meja mereka yang tanpa tak sengaja atau pun disengaja mengetuk jidat lebarnya yang dipandang dengan sinis dan raut mengejek saudara dan saudari itu yang menahan emosi mereka untuk menampar gadis teh hijau ini.
Drap ... drapp!
"Sakura apa kau tidak apa-apa!" Seru suara seorang Tuan muda bersurai emo gelap yang berjalan cepat untuk menghampirinya dengan raut wajah khawatir meraih gadis bersurai merah muda itu kepelukanya yang menambah kemeriahan suasana.
"Apa yang kalian lakukan!? Kalian menindasnya?" Seru Sasuke sarkas dan dingin, kepada para Lady yang menonton dengan berbagai pandangan mengejek. Tuan muda Sasuke yang memeluk Lady Sakura yang tampak lemah lembut menadahkan wajahnya dengan mata yang bulatnya berkaca-kacanya dan tampak menyedihkan menatap wajah sang kekasih seakan terkejud atas kehadiran yang tiba-tiba sang kekasih.
"Sa-sasuke-kun? Mengapa kau disini?" tanya Lady Sakura dengan nada lembut seperti nyamuk yang rapuh bertanya dengan bahasa nonformal yang menunjukan status hubungan dekat keduanya.
"Huh, siapa lagi yang menindas dirinya, dia yang melakukan itu sendiri," keluh Putri Hotaru yang kesal melihat keduanya dengan jengah.
"Tidak Sasuke-kun aku tidak apa, kami hanya sedikit salah paham, kami-" ungkap Lady Sakura lembut mencoba menengahi.
"Aku telah melihatnya, mengapa kau harus merendahkan dirimu, hubungan kita tidaklah salah, dan anda Lady Shion terlalu berlebihan, kalian pun mengapa selalu ingin menindasnya?" Potongnya setelah mendengar setenfah penjelasan lemah Lady Sakura yang ia rasa mencoba menutupi kemalanganya sebagai korban yang ditindas oleh kelompok wanuta muda yang sombong ini.
"Tidak jangan katakan itu, jangan membohongiku mereka para Lady Bangsawan ini pasti mencoba menindasmukan? Dan kau menerimanya begitu saja?" Kesel Tuan muda Sasuke yang merasa Lady Sakura adalah pihak yang tertindas.
"Hah orang buta tidak bisa melihat kebenaran," gerutu Putri Temari sembari mengelus ringan cangkir tehnya dan melirik romeo dan juliet lucu dari samping yang mulai tampak mendramatisir ini.
"Hah kami!? Omong kosong apa!" Ketus Lady Ino berseru sembari menunjuk dirinya dengan kipas lipat yang ada di tangan kirinya memandang dua pasangan menjengkelkan ini, terlebih lagi lelaki yang sempat ia sukai namun kini tampak menjijikan dan wanita dipelukanya yang hobi sekali menderaikan air mata palsunya membuatnya merasa muak dan jengah.
"Tidak-tidak.Tuan Muda Sasuke kami tidak demikian," bela Lady Hinata yang sedikit tercengan dengan nada lemah lembutnya berusaha meredakan situasi dan sedikit rasa kecewa melihat kelakuan mantan tunangan saudari sepupunya yang tampak berubah.
"Apa yang anda katakan? Apa yang kami lakukan? Apakah pikiran anda telah dijatuhkan pula menjadi idiot?" tanya sinis Lady Shion membalas dengan sarkasnya, merasa jengah dengan situasi dingin disekitarnya.
"Bukankah kau tidak menyenangi hubungan kami, karena aku memutuskan pertunangan kita Lady Shion? Jika anda tidak senang anda bisa mengatakanya padaku bukan pada Sakura-chan yang lemah," ungkap dingin Tuan muda Sasuke yang merasa bahwa hal ini terjadi karena mantan tunanganya.
"Mengapa aku harus demikian? Apa untungnya bagiku Tuan muda Sasuke Uchiha yang terhormat?" tanya Lady Shion yang kesal akan tuduhanya menatap tajam mata Onix gelap yang berdiri tak jauh darinya itu yang terasa dingin dan asing membuat hatinya sedikit pahit, membuat ingatan masa kecil yang cukup manis dulu melintas dan sedikit mencengkram hatinya yang terasa perih dan terluka akan tuduhan mantan Tunangan sekaligus teman kecilnya itu.
"Bukanya kau yang harus menanyakan itu pada dirimu sendiri? Sudahlah aku tak ingin memperpanjang ini, tolong jangan rendahkan Sakura lagi, bagaimana pun ia juga seorang wanita bangsawan dan ia adalah KEKASIHKU, jadi tolong hormati dia seperti anda sekalian menghormatiku," balasnya lalu menundukan wajah menatap lembut gadis yang tampak rapuh di pelukanya dan mengelus lembut pelipis gadis itu yang tampak agak membiru akibat mengetuk meja dengan sedikit keras.
Mendengarya pun Lady Shion semakin mengerutkan wajah menelan kata yang ingin dia ungkapkan, ingin sekali ia untuk terus membantah, namun dipikiranya itu takkan berguna dan takkan bisa mengubah apapun, jika ia membela diri pada orang yang telah menjadi bodoh di hadapannya ini.
"Apakah kau baik-baik saja? Ini biru, kita perlu segera pergi memberinya obat atau perlu dikompres?" tanya lelaki itu cemas dan prihatin menatap gadisnya dengan nada lemah lembut dan penuh kasih.
"Tidak apa Sasuke-kun, jangan marah kepada para Lady ini semua hanyalah ke salahpahaman kecil saja," pujuknya pada sang kekasih, dengan nada lembut dan murah hati sembari memeluk tangan lelaki itu dengan alaminya seakan tanpa sengaja sedang pamer yang terselubung dengan bujukan.
"Huh, kau selalu sangat mudah tertindas, bagaimana aku bisa lega membiarkanmu untuk bergaul dilingkaran ini," keluh sang tuan muda yanv menatapnya lembut dan prihatin pada putri Baron yang baru memasuki pergaulan para Lady Bangsawan ibu kota ini.
"Ayo kita pergi, aku akan mengantarmu. Jangan berlama-lama disini aku tak ingin kau terluka lebih dari ini," ajaknya sembari mengelus surai merah muda lembut Lady Sakura yang menunduk malu dengan rona merah yang sejenak mengubah suasana perjamuan seakan hanya dunia keduanya yang membuat para penonton memakan lemon kecut.
Keduanya pun pergi dengan Tuan muda Sasuke yang merangkul bahu kecilnya dan pergi menjauhi tampa kata dari Paviliun Lily, dan tak perduli akan pandangan teman-temanya yang menonton dari area barak pacuan kuda Marquise Yamanaka yang berada tak jauh dari tempat para putri berkumpul.
Tanpa mereka sadari sepasang mata Onix tajam memandang kejadian yang baru saja terpatri di depan matanya dari balik jendela ruang tamu di lantai dua Kastil.
"Apa yang membuatmu tertarik Duke Itachi?"
🌺
🌺
🌺
To Be Comment&Vote jangan lupa ➕️follow dulu yah.
Jangan sungkan untuk krisan dengan kewarasan dan rasional anda sekalian.