Di sebuah kota yang gemerlap oleh lampu neon dan bising-Nya klakson, hiduplah seorang gadis bernama Cinta.Dia Bukan Cinderella biasa Ala - ala Negri dongeng yang suka nyapu lantai dengan sapu lidi, Cinta ini lebih suka nyapu notifikasi di HP-nya. Tiap hari, kerjanya cuma scroll TikTok, stalking gebetan, dan sesekali bantuin ibu tirinya –yang bukan jahat, cuma agak posesif soal Wi-Fi– ngecek stok online shop-nya.
Ibu tiri Cinta, Bu Tira, punya dua anak kandung, Rini dan Rina. Keduanya bukan jahat juga, cuma suka pamer barang branded terbaru di Instagram dan sering lupa diri kalau lagi live jualan. Mereka bertiga sih akur-akur aja, asalkan kuota internet aman.
Suatu sore, gemparlah seisi grup WhatsApp kompleks. Ada pengumuman dari Pangeran Rangga, influencer dan owner startup teknologi paling hits sekota. Dia mau ngadain pesta gala amal di rooftop gedung pencakar langit. Syaratnya? Semua tamu wajib datang pakai outfit yang paling mewakili diri mereka, dan harus check-in pakai aplikasi khusus yang cuma bisa diakses dari smartphone tercanggih.
"Mampus!" teriak Rini panik.
"HP gue udah kentang banget! Nggak bakal kuat loading aplikasinya!"
Rina juga ikutan lemas. "Gue juga!Padahal gue udah siapin gaun paling hype buat swag di sana!"
Cinta cuma ngikik. Dia sih punya HP paling baru, hasil nabung dari jadi reseller kosmetik. Tapi, ya itu, dia mana punya baju pesta? Isinya lemari cuma kaus oblong, hoodie, sama celana jeans robek-robek.
"Ibu ada ide!" seru Bu Tira, matanya berbinar-binar.
"Kita bisa bikin konten challenge 'Pesta Gala Pangeran Rangga' di TikTok! Kalian pake baju yang paling lucu, terus gue bantu editin biar kelihatan keren!"
Malam pesta tiba. Rini dan Rina sibuk dandan sampai kayak mau syuting iklan shampo. Cinta? Dia cuma pake celana jeans favoritnya, kaus band lama, sama jaket denim yang udah buluk. Tapi, ada satu hal yang beda: dia pake sepasang sneaker putih bersih yang baru dia beli kemarin. Sneaker itu punya lampu LED di solnya yang bisa nyala-nyala warna-warni. "Biar kekinian," batin Cinta.
Sampai di lokasi pesta, semua orang sibuk pamer outfit dari desainer ternama. Cinta jadi kayak orang nyasar di tengah-tengah lautan gaun dan jas mahal. Tapi dia cuek aja, sibuk scroll feeds, mencari koneksi Wi-Fi gratis, dan diam-diam merekam momen-momen lucu untuk story Instagram-nya.
Tiba-tiba, mata Pangeran Rangga tertuju pada Cinta. Bukan karena bajunya yang glamor, tapi karena… sneakers-nya! Lampu-lampu LED di solnya berkedip-kedip, menarik perhatian di tengah keramaian. Pangeran Rangga yang memang dikenal anti-mainstream dan suka hal-hal unik, langsung tertarik.
Dia menghampiri Cinta. "Halo," sapanya ramah, suaranya sedikit bergema karena musik DJ yang menghentak.
"Sepatumu keren banget! Aku belum pernah lihat yang kayak gini di pesta gala."
Cinta kaget. Dia pikir Pangeran Rangga mau negur karena bajunya yang terlalu santai.
"Oh, ini… sneaker biasa aja, kok," jawab Cinta malu-malu.
Mereka ngobrol asyik. Ternyata, Pangeran Rangga bukan cuma influencer atau pebisnis sukses, tapi juga penggila street art dan sneakerhead. Mereka nyambung banget ngobrolin soal kultur sneaker, musik indie, sampai meme-meme terbaru. Tanpa terasa, waktu berlalu begitu cepat.
Pas jam dua belas malam, Pangeran Rangga harus memberikan sambutan penutup. Dia buru-buru naik ke panggung, tapi saking semangatnya, dia tidak sengaja menyenggol meja dan menjatuhkan salah satu headset Bluetooth kesayangannya. Cinta yang melihat itu, dengan sigap memungutnya.
"Pangeran! Headset-mu jatuh!" teriak Cinta.
Pangeran Rangga menoleh. "Oh, terima kasih banyak!" Dia senyum, lalu bergegas naik ke panggung.
Cinta tersenyum. Dia merasa senang bisa membantu. Setelah pesta usai, Cinta bergegas pulang. Dia teringat, besok harus bangun pagi untuk membantu Bu Tira mengirim paket.
Keesokan harinya, kota digegerkan oleh berita dari Pangeran Rangga. Dia mengumumkan di semua media sosialnya bahwa dia sedang mencari seorang gadis yang semalam menolongnya. Sebagai petunjuk, dia mengunggah foto satu buah sneaker putih dengan lampu LED yang ia temukan di dekat panggung. Ternyata, itu sneaker milik Cinta yang tidak sengaja tertinggal saat dia buru-buru pulang.
"Siapa pun pemilik sneaker ini, aku ingin bertemu dengannya," tulis Pangeran Rangga di caption-nya. "Dia adalah satu-satunya orang yang tidak hanya tertarik pada gelarku, tapi juga pada obrolan yang tulus."
Semua gadis di kota itu berlomba-lomba mencari sneaker yang mirip. Rini dan Rina bahkan membeli lusinan sepatu putih, lalu memodifikasi dengan lampu LED seadanya. Tapi hasilnya nihil, tidak ada yang cocok.
Cinta yang awalnya tidak sadar, baru ngeh setelah teman-teman di grup WhatsApp ramai membicarakan "sneaker misterius Pangeran Rangga".
Dia melihat fotonya, dan seketika matanya membulat. "Itu… itu sneaker gue!"
Dengan jantung berdebar, Cinta langsung mengambil sneaker pasangannya yang masih ada di kamarnya. Dia membandingkan, dan ya, itu memang miliknya!
Akhirnya, dengan sedikit dorongan dari Bu Tira dan adik-adik tirinya yang juga ikut excited, Cinta memberanikan diri menemui Pangeran Rangga. Ketika Pangeran Rangga melihat Cinta datang dengan satu sneaker yang sama persis, dia langsung tersenyum lebar.
"Ini dia yang aku cari!" seru Pangeran Rangga.
Cinta dan Pangeran Rangga akhirnya bertemu kembali. Mereka tidak hanya ngobrol soal sneaker dan street art, tapi juga berbagi impian dan rencana masa depan. Kisah mereka bukan berakhir dengan pesta pernikahan mewah di kastil megah, tapi dengan partnership bisnis startup yang berfokus pada teknologi ramah lingkungan, dan tentu saja, dengan koleksi sneaker kolaborasi mereka sendiri.
Dan Cinderella modern ini, yang dulunya cuma sibuk scroll HP, kini menjadi CEO muda yang inspiratif, membuktikan bahwa dongeng tidak selalu tentang pangeran berkuda putih, tapi bisa juga tentang sneaker keren dan koneksi yang tulus di era digital.