Darius membereskan meja dan membersihkan sisa makanan,Alvin masih menemaninya meski dia hanya bersandar dimeja dengan melipat kedua tangan didada.
Alvin masih ragu namun dengan suara lantang dia memberanikan memanggil Darius dengan sebutan Papa.
"Papa."panggil Alvin
Darius menoleh kearah Alvin,senyumnya memudar karena dia sendiri belum siap mengungkap,namun Alvin begitu cepat paham dan terus terang.
"Kamu memanggilku apa tadi?"tanya Darius sambil berjalan mendekati Alvin
"Papa."jawab Alvin
"Kamu begitu yakin?mengapa?"tanya Darius
"Karena kita sama Pa,cara Papa makan dan Mama yang salah tingkah,apa itu kurang menjadi bukti?"tanya Alvin
Darius tersenyum melihat Alvin bicara,dia tidak berani mengakuinya karena khawatir Alvin akan merasa tetganggu dengan profesinya.
"Tadi Mama bilang kalau Papa mau mandi pakai saja bajuku,ayo."ajak Alvin
Darius mengangguk dia berjalan menyusuri tangga mengikuti langkah Alvin,meski sempat berhenti dan menoleh kearah pintu kamar berwarna putih dengan motif bunga sakura.
"Jangan berfikir untuk masuk kesana!"kata alvin dengan nada tegas
"Papa merasa belum pantas masuk kesana."kata Darius
"Tapi ada niatkan?"tanya Alvin
Darius hanya tersenyum,dia merangkul Alvin dan mengajaknya masuk kedalam kamar Alvin.
Darius keluar dari kamar mandi,dia melihat Alvin sudah terlelap diatas ranjang,dia juga menatap ruang kamar Alvin semua tertata rapi,Darius tersenyum menatap kembali wajah anaknya.
Darius terbangun menjelang tengah hari saat ponselnya berbunyi,dia meraih dan membaca pesan dari Marco dan yang lainnya.Begitu membuka mata dia langsung terburu bangun dan berlari menuruni tangga,disana tidak terlihat tanda-tanda kehidupan hanya ada dua asisten rumah tangga yang sedang membersihkan rumah.
"Bi,Sinta mana?"tanya Darius
"Ibu ada dikantornya."jawab Bibi
"Dimana?"tanya Darius lagi
Tanpa mendengar jawaban Bibi pembantu yang memasang wajah terkejut Darius keluar dari rumah Sinta dan memesan taxi.Sebuah taxi meluncur menuju sebuah bengkel mewah,disana masih sibuk karena pelanggan begitu antri menunggu.
Marco yang melihat Darius masuk meletakkan pekerjaan begitu saja.
"Bos,kamu kemana saja?mengapa semalam malah menggagalkan misi?"tanya Marco
"Sudahlah,aku mau berhenti dan mau fokus disini."jawab Darius
"Apa karena wanita semalam?apa kamu jatuh cinta padanya?"tanya Marco
"Jangan usik dia."jawab Darius
Darius kembali bekerja dibengkelnya namun sebelum turun tangan dia mengirim pesan kepada Kakaknya agar menemuinya sore ini.
Menjelang sore hari pekerjaan Darius selesai,dia membersihkan tangan dan tersenyum karena Kakaknya datang.
"Sudah lama sekali kamu tidak pulang."kata Kakak Darius
"Bentar lagi aku pulang membawa cucu buat Mama."kata Darius
"Kapan kamu menikah?"tanya Kakak
Darius tersenyum setelah mengatur nafasnya,dia memberi Kakaknya minum dan mengajaknya duduk disudut ruangannya.
"Apa ada berita penting hingga membuatmu memintaku datang?"tanya Kakak
"Aku sudah menemukan dia,dan asal kamu tahu aku punya anak laki-laki."jawab Darius
Ponsel Darius berbunyi,dia menatap dan tersenyum mengarahkan layar ponselnya kearah Kakaknya.
Kakak Darius hanya tersenyum mengelus pundak adiknya yang selama ini terus berkeliaran diluar.
"Halo Pa,dimana kok gak ada dirumah?"tanya Alvin
"Papa masih kerja,kamu mau kesini?"tanya Darius
"Mau Pa,cepat serlok ya biar aku langsung kesana."jawab Alvin
Darius mengirim lokasi dimana dia berada,dia menunggu beberapa saat masih mengobrol dengan Kakaknya,terlihat motor Alvin terparkir didepan bengkelnya.Tanpa menghubungi kembali Alvin langsung masuk diantar oleh asisten Darius.
Kakak Darius sudah siap memasang senyum menyambut keponakannya.
"Pa,Papa kerja disini?kok aku gak pernah nampak?Papa tahu gak Mama juga sering kesini?"tanya Alvin
Darius dan Kakaknya hanya saling pandang,Darius memberi kedipan mata kepada Kakaknya agar membantunya bicara.
"Ah,Darius pegawai baru,makanya kalian tidak pernah ketemu."kata Kakak Darius
Masih bersambung....
Sepertinya mau lanjut kenovel