Darius menepis tangan Sinta dengan pelan,dia memasang wajah datar tanpa senyum hingga membuat Sinta merasakan kembali getaran dalam hatinya,namun Sinta mampu mengalihkan dengan cara menepis perasaannya.
"Sin."panggil Darius
Sinta kembali menatap Darius,rasanya akan sia-sia jika dia kembali mengusirnya,Darius memiliki sifat keras kepala dan terlalu susah diatur sehingga Sinta malah meninggalkannya.
Darius mengikuti langkah Sinta,dia menutup pintu dan tersenyum,Sinta berjalan menuju dapur,dia ingin membuat minuman hangat namun Alvin kembali turun minta dibuatkan mi instan.
Darius memanfaatkan keadaan,dia menarik tangan Sinta memintanya duduk.
"Sudah,biar aku saja.Ayo Vin,Om buatkan untukmu."kata Darius
"Iya Om."kata Alvin
Darius melepas jaket kulit yang membungkusnya,memperlihatkan tubuh kekarnya yang terbalut kaos hitam ketat.Sinta tidak berani lagi menatapnya,dia mengalihkan pandangan dan beranjak menuju sofa,menyalakan tv dan memainkan ponselnya.
Darius membuat tiga porsi mie instan,Alvin yang melihat keahliannya memasak membuatnya tersenyum.
"Wah,ternyata Om pandai memasak."kata Alvin
"Selesai,cepat panggil Mama kamu ajak makan sekalian."kata Darius
Alvin mengangguk,dia berjalan menuju sofa dimana Mamanya masih menunggunya,melihat Mama sibuk dengan ponselnya membuat Alvin hanya menahan nafasnya.
"Mama,ayo makan."ajak Alvin
Tidak ada jawaban dari Sinta,yang ada hanya pandangan kearahnya dengan wajah datar tanpa senyum.Alvin meraih tangan Sinta dan menariknya sehingga membuat Sinta mau tidak mau harus mengikutinya.
"Vin,Mama hanya mau minum hangat bukan makan."kata Sinta
"Mubazir Ma,sudah dibuat sayang lo kalau dibuang."kata Alvin sambil menata kursi untuk Sinta
Sinta terpaksa duduk,melihat hidangan buatan Darius membuat perutnya minta diisi,apalagi dia belum sempat makan malam,dia malah tertidur disofa karena menunggu Alvin.
Darius menyeruput minuman panas dan mie instan bergantian disusul Alvin,mereka berdua memiliki kesamaan saat makan,Sinta hanya memandang keduanya bergantian,saat matanya neradu dengan mata Darius dia langsung mengalihkan kemangkuk penuh mi instan dan mulai mengaduknya.
"Vin,apa Mama kamu punya pacar?"tanya Darius sambil berbisik
"Tidak Om."jawab Alvin
Darius tersenyum mendengar jawaban Alvin,dia merasa yakin jika Alvin adalah anak kandungnya.
"Boleh Om menginap disini?"tanya Darius
"Uhuuuuukk."Sinta tersedak mendengar permintaan Darius,dia berusaha menepuk dadanya agar merasa lega,Darius buru-buru memberinya air dan memberikan kepada Sinta,Darius hanya menahan tangannya dibelakang punggung Sinta karena saat ini dia tidak berani menyentuh Sinta,dalam hatinya ada dorongan untuk mengelus-elus punggung Sinta.
"Pelan-pelan Sin."kata Darius
Sinta meletakkan gelas kembali namun karena gugup dia menjatuhkan dan terdengar bunyi praank,puing-puing berserakan sehingga membuat lantai basah dan penuh pecahan kaca.
"Sudah,kamu lanjut makan biar aku yang bersihin."kata Darius
Sinta kembali melanjutkan namun dia tidak menghabiskannya,dia beranjak mengambil sebotol air dan meninggalkan ruang tengah.
"Suruh dia membersihkan badan dan pinjami baju kamu."kata Sinta
Alvin hanya mengangguk sambil menatap kearah Darius,melihat Darius tersenyum Alvin hanya merasa jika Darius adalah Papa kandungnya yang sedang mencoba mendekati Mamanya.
"Sebenarnya Om punya hubungan apa sama Mama?"tanya Alvin sambil memungut pecahan beling
"Hanya teman."jawab Darius
"Teman tapi bisa membuat Mama salah tingkah dan gugup seperti itu?Teman apa mantan?atau malah....?"Alvin belum selesai
"Menurutmu apa?"tanya Darius dengan memasang senyum dan menatap tajam kearah Alvin
Alvin tersenyum,dia meraih plastik dari tangan Darius dan membuangnya ketempat sampah
Masih bersambung......