Tidak ada yang pernah tinggal lebih dari seminggu di kamar 1304 Hotel Kencana. Semua tamu yang pernah menempatinya selalu check-out dengan terburu-buru, meninggalkan koper dan wajah pucat pasi. Beberapa bahkan harus dijemput keluarga mereka, tak sanggup bicara tentang apa yang terjadi.
Dara, seorang travel vlogger, sengaja memesan kamar itu demi konten. Ia ingin membuktikan bahwa semua cerita tentang kamar 1304 hanya bualan. Ia tiba dengan kamera, tripod, dan kepercayaan diri yang tinggi.
Hari pertama, tak ada yang aneh. Ia merekam interior kamar, mencatat desain klasik dan jendela besar yang menghadap ke kota. Saat malam tiba, ia menyalakan kamera untuk merekam dirinya tidur.
Pukul 02.47 dini hari, terdengar ketukan pelan di pintu kamar. Tiga kali. Dara terbangun, jantungnya berdetak cepat. Ia membuka pintu. Tidak ada siapa-siapa. Lorong sunyi. Ia kembali ke tempat tidur.
Pukul 03.13, ketukan terdengar lagi. Kali ini dari dalam lemari. Dara perlahan mendekati lemari pakaian, tangan gemetar saat meraih gagang pintu. Ia membukanya perlahan.
Kosong.
Tapi saat ia menutup lemari itu, wajah pucat seorang perempuan dengan rambut panjang menempel di cermin di belakangnya. Dara menjerit, membalikkan badan—tidak ada siapa-siapa.
Rekaman video malam itu menunjukkan hal lain. Ketika Dara tidur, sesosok wanita berdiri di sudut kamar, menatapnya sepanjang malam, tak berkedip.
Keesokan harinya, Dara check-out tanpa sepatah kata. Video itu tak pernah diunggah. Ia menghapus semua footage dan meninggalkan dunia travel vlog.
Hingga kini, kamar 1304 masih tersedia untuk disewa. Tapi staf hotel selalu memperingatkan dengan senyuman getir:
"Kalau berani, jangan tidur terlalu nyenyak. Dia tidak suka diabaikan."