Bagian 1: Retaknya Janji Dua Sahabat
Stevi dan Sara adalah sahabat sejak kecil. Mereka melewati hampir segalanya bersama: hujan pertama, patah hati pertama, bahkan nilai jelek pertama. Mereka saling menulis surat-surat lucu di kelas, tukar makanan di kantin, dan punya mimpi untuk kuliah di kota yang sama.
Namun segalanya berubah saat Gerry datang.
Cowok pindahan dari Bandung itu punya karisma yang membuat orang menoleh dua kali. Bukan hanya wajahnya yang menarik, tapi juga caranya berbicara—tenang, santai, dan kadang bikin penasaran.
“Aku rasa aku suka Gerry,” kata Stevi saat istirahat, di bawah pohon mangga tempat favorit mereka.
Sara tertegun. Ia juga menyukai Gerry. Tapi ia diam.
Beberapa hari kemudian, Gerry malah mendekati Sara. Diam-diam, mereka mulai dekat. Percakapan lewat chat jadi kebiasaan, lalu tawa di perpustakaan, dan akhirnya... Gerry menyatakan perasaannya.
“Aku nggak bisa bohong, Sar. Aku suka kamu.”
Sara tahu ini salah. Tapi hatinya lemah. Ia menerimanya.
Dan semuanya hancur saat Stevi tahu.
---
Bagian 2: Tiga Tahun Tanpa Kata
Setelah peristiwa itu, mereka lulus SMA dan membawa luka masing-masing. Sara dan Gerry tidak bertahan lama. Hubungan mereka berakhir karena rasa bersalah yang terus menghantui. Sara tak pernah menghubungi Stevi lagi, terlalu takut ditolak atau disalahkan.
Stevi pun tumbuh menjadi sosok yang lebih pendiam. Di balik senyumnya, ada ruang kosong bernama “Sara” yang tak pernah bisa ia isi ulang.
Tiga tahun berlalu. Tak ada pesan. Tak ada telepon. Tapi setiap ulang tahun Sara, Stevi masih membuka galeri foto kenangan mereka. Dan di hari kelulusannya dari kuliah, Sara pun menatap satu nama di kontak yang tak pernah ia hapus: Stevi.
---
Bagian 3: Reuni Tak Terduga
Di sebuah café kecil di pinggir kota, acara reuni SMA digelar. Sara hampir tak datang. Tapi sesuatu dalam dirinya memaksanya hadir.
Dan di sanalah, untuk pertama kalinya setelah tiga tahun, ia melihat Stevi lagi.
Stevi masih sama—manis, hangat, tapi tampak lebih dewasa.
“Sara?” panggil suara di belakangnya.
Deg.
Itu Gerry.
Gerry tersenyum. “Udah lama, ya?”
“Iya... banget,” jawab Sara pelan.
Stevi berdiri di dekat meja minuman. Mereka bertiga akhirnya duduk di meja yang sama. Awalnya canggung, tapi pelan-pelan, obrolan mereka mengalir.
Lalu, Stevi tertawa kecil saat mendengar cerita konyol dari masa SMA yang dulu mereka alami bersama.
“Aku nggak nyangka kita bisa ngobrol begini lagi,” ucapnya jujur.
Sara menatapnya. “Aku minta maaf, Stev. Aku harusnya jujur dari awal. Tapi aku takut kehilangan kamu.”
Stevi diam. “Aku marah waktu itu. Tapi yang paling sakit bukan karena Gerry. Tapi karena kamu nggak percaya persahabatan kita cukup kuat buat menghadapi semuanya.”
Air mata Sara menetes. Tapi kali ini, Stevi menggenggam tangannya.
“Sudah cukup waktunya kita menyalahkan masa lalu.”
---
Bagian 4: Kembali Bersama
Setelah malam itu, mereka mulai saling menghubungi lagi. Tidak langsung kembali seperti dulu, tapi sedikit demi sedikit. Mereka pergi nonton, makan es krim, dan tertawa lagi seperti dulu.
Gerry tetap hadir, tapi kali ini sebagai teman. Ia sudah menyadari bahwa ia adalah bagian dari masa lalu yang harus ia tutup dengan baik.
“Gue senang kalian baikan,” ucap Gerry saat mereka bertiga minum kopi. “Jujur, dari dulu... yang paling cocok itu kalian berdua, bukan gue sama siapa-siapa.”
Mereka tertawa bersama.
---
Bagian 5: Persahabatan Itu Pulang
Dua tahun kemudian, Stevi dan Sara membuka café kecil bersama, bernama “Sakura”—nama pohon yang mereka lukis berdua di buku harian dulu saat SD.
Persahabatan mereka tak hanya pulih, tapi tumbuh lebih kuat dari sebelumnya. Mereka belajar bahwa cinta bisa datang dan pergi, tapi sahabat sejati akan tetap tinggal—jika keduanya saling mau memaafkan dan memperbaiki.
---
Akhir yang Bahagia
Di sebuah pagi yang cerah, Stevi dan Sara duduk di café mereka sambil menyeruput kopi.
“Kita berhasil, ya,” kata Stevi.
Sara tersenyum. “Iya. Dan kali ini... nggak ada cowok yang bisa bikin kita retak lagi.”
Mereka tertawa. Kamera menangkap momen itu. Dua sahabat. Dua hati yang patah dan sembuh. Dan satu persahabatan yang akhirnya… pulang ke tempatnya semula.
--- Tamat---