Langit malam tampak cerah malam itu, dihiasi lampu-lampu pesta yang menggantung di taman belakang rumah besar keluarga Dul. Musik berdentum pelan, tawa bersahutan, dan aroma hidangan mewah memenuhi udara. Semua tamu tampak menikmati pesta ulang tahun Dul yang ke-24 —semua, kecuali satu orang: Amanda.
Amanda berdiri di dapur, sendirian. Ia hanya berniat mengambil minuman dingin, menjauh sejenak dari keramaian. Tapi saat ia membuka kulkas, suara langkah pelan membuatnya menoleh.
“Ngapain kamu di sini, Dul?” tanyanya curiga. Ia tahu seharusnya Dul berada di tengah para tamu, bukannya membuntutinya ke dapur.
Dul menyeringai, menyandarkan tubuhnya di pintu dapur. “Gue cuma pengen ngomong sama lo, Man. Sebentar aja.”
Amanda mengernyit. “Ngomong apa? Ini bukan waktu yang tepat.”
Namun, Dul mendekat. Wajahnya serius, berbeda dari biasanya yang menyebalkan dan suka bercanda. “Gue suka sama lo, Man. Dari dulu. Dari pertama lo ikut nongkrong bareng kita.”
Amanda mengerjap. “Apa?”
“Gue suka lo, dan gue pengen lo jadi pacar gue,” ujar Dul, tanpa basa-basi.
Jantung Amanda berdegup kencang, bukan karena terharu, tapi marah. “Lo gila ya? Lo tahu gue pacarnya Charles! Teman lo sendiri!”
Dul menarik napas panjang. “Gue tahu. Tapi gue nggak bisa pura-pura nggak punya perasaan. Gue harus jujur malam ini.”
“Lo egois!” bentak Amanda. “Kalau lo benar-benar temannya Charles, lo gak akan ngelakuin ini. Apalagi di pesta lo sendiri!”
Dul tiba-tiba berlutut, membuat Amanda mundur satu langkah. “Please, Man… Gue nggak minta lo jawab sekarang. Gue cuma… gue pengen lo tahu betapa gue sayang sama lo. Lo beda dari cewek-cewek lain.”
Amanda menatapnya dengan tatapan jijik dan kecewa. “Gue gak akan pernah nerima lo, Dul. Aku gak cinta sama Lo, Gak sekarang, gak nanti. Hati gue cuma buat Charles,aku cinta ,aku sayang banget sama Charles dan gak ada ruang untuk buat lo”
Dul masih berlutut, memohon. “Please, jangan nolak gue gitu... Gue beneran cinta sama lo…” kali ini Dul sampai mengis air matanya terlihat mengalir
“Udah cukup!” Amanda mengangkat tangannya, menahan emosi , marah dan jijik. “Kamu nyebelin, Dul. Bener-bener nyebelin. Dan sekarang kamu bikin gue jijik juga. Lo pikir cinta itu cuma tentang lo dan perasaan lo doang?” "Lo mikirin Perasaan nya sahabat Lo gak?" Lo mikir gak gimana perasaan Charles kalo dia tau kelakuan Lo kayak gini ke gue?"
Tanpa menunggu reaksi Dul, Amanda membalikkan badan dan keluar dari dapur. Langkahnya cepat, penuh emosi. Ia tak peduli dengan pesta, dengan tamu, Amnada langsung pulang. pantasan Charles gak ada mungkin Dul sengaja gak ngundang Charles karena ada maksud terselubung, dia pikir aku cewek gampangan apa?? Umpat Amanda kesal
Tak lama setelah kepergiannya, suara pecahan kaca terdengar dari dalam rumah. Dul mengamuk. Ia menjatuhkan gelas, menendang meja, dan berteriak tak jelas. Pesta pun bubar, tamu-tamu berhamburan keluar dengan bingung dan takut.
Itu bukan malam ulang tahun yang manis. Itu malam kekacauan. Dan bagi Amanda, itu adalah malam di mana ia sadar, cinta sejati bukan soal siapa yang paling nekat, tapi siapa yang tahu batas.
Sekian.