Patung Nenek di Balik Tirai
Malam itu angin berdesir dingin di luar jendela rumah baru Arini Lampu-lampu kota Jakarta Utara tampak samar dari kejauhan Sejak pindah ke sini seminggu yang lalu Arini merasa ada yang aneh dengan rumah ini Terutama di kamar tamu sebuah kamar yang selalu terasa dingin meskipun pendingin ruangan mati Di sana ada sebuah patung nenek yang duduk di sudut ruangan terbungkus kain putih lusuh.
Arini mencoba mengabaikan perasaannya Mungkin hanya kelelahan akibat pindahan dan penyesuaian diri dengan lingkungan baru itu saja Ia mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa patung itu hanyalah sebuah hiasan lama yang ditinggalkan pemilik sebelumnya.
Suatu sore saat Arini membersihkan rumah ia memutuskan untuk melihat patung itu lebih dekat Ia menarik perlahan kain putih yang menyelimuti patung itu Degup jantungnya bertambah cepat saat kain itu akhirnya tersingkap Sebuah patung wanita tua dengan kerutan yang dalam dan mata yang tajam Seolah-olah mata itu mengikuti setiap gerakannya.
Arini cepat-cepat menutup kembali patung itu dengan kain Ia merasa tidak nyaman dan memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya Tapi sejak saat itu perasaan diawasi semakin kuat.
Malam harinya ketika Arini sedang membaca buku di kamar tidur utama ia mendengar suara langkah kaki yang sangat pelan dari kamar tamu Suara itu terdengar seperti langkah kaki yang diseret pelan. Arini menahan napas ia mencoba meyakinkan dirinya itu hanya tikus atau mungkin angin.
Namun suara itu semakin jelas mendekat ke pintu kamarnya Arini bisa merasakan hawa dingin yang menusuk tulangnya Dari bawah pintu celah cahaya di bawah pintu kamar Arini melihat sebuah bayangan Sebuah bayangan yang berbentuk seperti kaki manusia yang ringkih berjalan perlahan.
Arini meloncat dari tempat tidur Ia bersembunyi di balik lemari pakaian jantungnya berdegup tak karuan Suara langkah kaki itu berhenti tepat di depan pintu kamarnya Lalu terdengar suara ketukan pelan tiga kali ketukan yang terasa sangat kuno dan menakutkan.
Arini memejamkan mata erat-erat berdoa agar semua ini hanyalah mimpi Ia mendengar pintu kamarnya terbuka perlahan Aroma apak dan tanah basah tiba-tiba memenuhi ruangan Arini bisa merasakan sesuatu berdiri tepat di samping lemari tempat ia bersembunyi.
Ia merasakan napas dingin menyentuh lehernya Arini tidak sanggup lagi menahan teriakan Ia meloncat keluar dari persembunyiannya dan berlari secepat kilat melewati sosok gelap itu tanpa melihatnya lagi Ia membuka pintu utama dan berlari keluar rumah menuju jalan raya yang sepi tanpa menoleh ke belakang.
Ia tak pernah kembali ke rumah itu Patung nenek itu mungkin masih ada di sana menanti penghuni baru yang berani membuka tirainya.