Jeo kecil adalah seorang anak laki-laki dengan impian besar dan kecintaan yang tak tergoyahkan pada K-Pop. Dia akan menghabiskan berjam-jam di kamarnya, bernyanyi mengikuti lagu-lagu grup favoritnya, berkhayal suatu hari nanti dia juga akan berada di atas panggung. Sayangnya, satu-satunya penontonnya saat itu adalah saudara perempuannya yang sinis, Liliana.
"Suara cemprengmu itu bikin telingaku sakit, Jeo!" ejek Liliana suatu sore, saat Jeo sedang asyik menirukan koreografi. "Dan lihat rambutmu itu! Berantakan sekali, seperti sarang burung!"
Jeo hanya cemberut. Dia tahu Liliana membenci K-Pop dengan segenap hatinya, dan itu sering kali membuatnya merasa kecil. Namun, ejekan Liliana tak pernah berhasil memadamkan semangatnya. Jeo terus bernyanyi, terus menari, terus bermimpi.
Bertahun-tahun berlalu, dan Jeo tumbuh menjadi seorang pemuda yang tekun. Ejekan Liliana, alih-alih meruntuhkan semangatnya, justru memotivasinya. Dia mendaftar les vokal, mengasah suaranya, dan berlatih menari tanpa lelah. Kerja kerasnya terbayar ketika dia berhasil lolos audisi dan menjadi bagian dari grup K-Pop beranggotakan delapan orang bernama Green Mussels, atau disingkat Greels.
Debut mereka adalah lagu berjudul "Life Behind the Mirror," sebuah lagu yang langsung meroket di tangga lagu. Liriknya yang dalam, melodi yang menghipnotis, dan penampilan mereka yang memukau langsung mencuri hati para penggemar.
Verse 1:
Behind the mirror, there is another world
Where shadows live, in silence
I see myself, in reflection
But who is the real me, behind this mask?
Chorus:
Life behind the mirror, a hidden life
Where truth and lies, become one
I search for answers, behind this mirror
But what I find, is only a reflection of myself
Verse 2:
I see faces, different
But all have, one thing in common
They all search, for true happiness
But what they find, is only disappointment?
Chorus:
Life behind the mirror, a hidden life
Where truth and lies, become one
I search for answers, behind this mirror
But what I find, is only my own reflection
Bridge:
I want to see, what's behind
This mirror that separates us
I want to know, what's real
But what I find, is only silence
Chorus:
Life behind the mirror, a hidden life
Where truth and lies, become one
I search for answers, behind this mirror
But what I find, is only my own reflection
Hari penampilan debut mereka tiba. Atmosfer di belakang panggung penuh dengan energi dan kegembiraan. Jeo berdiri di samping anggota Greels lainnya, jantungnya berdegup kencang. Ini adalah momen yang dia impikan seumur hidupnya. Saat musik intro "Life Behind the Mirror" mulai mengalun, mereka berjalan menuju panggung yang dipenuhi lautan cahaya penggemar. Jeo mengambil napas dalam-dalam, senyum lebar terukir di wajahnya.
Namun, saat ia melangkah maju untuk menyanyikan bagiannya, pandangannya tiba-tiba buram. Panggung mulai berputar, dan suara sorakan penggemar terdengar jauh. Gelap. Jeo ambruk.
Bangun dari Keterkejutan
Ketika Jeo membuka matanya, hal pertama yang ia lihat adalah langit-langit putih yang asing. Aroma antiseptik menusuk hidungnya. Ia mencoba bergerak, tetapi lengannya terasa lemah.
"Jeo! Kau sadar!" Suara yang familiar itu menyapa indra pendengarannya. Ia menoleh dan melihat wajah khawatir manajer mereka, Park Jihyun, dan keenam anggota Greels lainnya mengerumuninya.
"Apa yang terjadi?" suara Jeo serak.
"Kau pingsan di atas panggung, Jeo," kata Minjun, leader Greels, dengan nada lega. "Kami harus menghentikan penampilan. Semua orang kaget."
Rasa malu menyelimuti Jeo. Impiannya, debut yang sangat dinantikannya, berakhir seperti ini. "Aku... aku minta maaf," bisiknya.
"Jangan minta maaf, Jeo," ucap Seulgi, vokalis utama Greels, lembut. "Dokter bilang kau terlalu kelelahan dan mungkin kurang tidur. Tubuhmu hanya butuh istirahat."
Tiba-tiba, pintu terbuka lagi dan muncullah seorang wanita dengan rambut panjang bergelombang. Mata Jeo membelalak. "Liliana?"
Liliana berjalan mendekat, ekspresinya sulit dibaca. "Kau membuat semua orang khawatir, Jeo."
Jeo terkejut. Liliana ada di sini? "Aku... kenapa kau di sini?"
"Tentu saja aku datang," jawab Liliana, sedikit canggung. "Meskipun kau menyebalkan, kau tetap adikku." Ada sedikit senyum tipis di bibirnya. "Aku melihat berita. Lagu kalian sangat populer."
Jeo menatap kakaknya, tak percaya. Liliana, yang dulu selalu mengejeknya, kini mengakui prestasinya. "Kau... kau mendengarkan laguku?"
Liliana mengangguk pelan. "Ya. Jujur saja, itu tidak seburuk yang kuduga. Suaramu... tidak secempreng dulu."
Jeo terkekeh lemah. "Terima kasih, Liliana."
"Jangan senang dulu," timpal Liliana, kembali ke sifat aslinya. "Tapi setidaknya kau membuktikan bahwa semua latihanmu itu tidak sia-sia. Sekarang, cepat sembuh. Kalian punya lagu hit, tapi debut kalian berantakan. Kau harus menebusnya."
Meskipun kata-katanya terdengar kasar, Jeo tahu Liliana sebenarnya peduli. Untuk pertama kalinya, ia merasa bangga bisa menunjukkan kepada kakaknya bahwa impiannya itu nyata, bahwa semua ejekan itu tak membuatnya menyerah.
Bangkit Kembali
Setelah beberapa hari beristirahat dan memulihkan diri, Jeo akhirnya diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Dia tahu ada banyak hal yang harus diperbaiki. Fans mereka pasti kecewa, dan media mungkin akan mengkritik insiden tersebut.
"Kita akan membuat pernyataan resmi tentang insiden ini," kata Manajer Jihyun pada Jeo dan anggota Greels lainnya dalam pertemuan. "Dan setelah Jeo benar-benar pulih, kita akan merencanakan panggung comeback."
"Aku siap," kata Jeo tegas. "Aku tidak akan membiarkan ini merusak impian kami."
Anggota Greels lainnya mengangguk setuju. Mereka tahu betapa pentingnya kesempatan ini bagi mereka semua, terutama bagi Jeo. Mereka mulai berlatih lagi, bahkan lebih keras dari sebelumnya. Jeo memastikan ia cukup istirahat dan makan dengan baik, tidak ingin kejadian itu terulang.
Beberapa minggu kemudian, Greels kembali ke panggung. Kali ini, mereka tampil dengan semangat yang membara. Jeo menyanyi dengan sepenuh hati, suaranya kuat dan percaya diri. Gerakan tari mereka sempurna. Penampilan mereka malam itu adalah penebusan yang luar biasa. Sorakan penonton lebih riuh dari sebelumnya, dan "Life Behind the Mirror" kembali mendominasi tangga lagu.
Di barisan penonton, Liliana tersenyum bangga. Kali ini, dia tidak mengejek. Dia hanya mengagumi. Melihat adiknya berdiri di atas panggung, bersinar terang, membuat hatinya menghangat. Ia tahu Jeo telah menemukan 'kehidupan di balik cermin' yang sesungguhnya: sebuah kehidupan di mana ia bisa menjadi dirinya sendiri, tanpa topeng, dan mencapai impiannya.
Apa yang menurutmu akan terjadi selanjutnya dengan Greels dan Jeo?