(Jangan pernah berada di sekolah, setelah bel ketiga...)
Di sebuah kota kecil yang dikelilingi kebun teh dan kabut, ada sekolah tua bernama SMP Negeri 4 Waringin. Bangunannya bergaya kolonial, catnya mengelupas, jendelanya tinggi-tinggi, dan lantainya masih dari papan kayu yang memekik setiap kali diinjak.
Yang membuat sekolah ini berbeda bukan hanya bentuknya, tapi peraturan tidak tertulis yang diwariskan turun-temurun:
|"Jangan pernah berada di sekolah setelah pukul 13:00 siang"
Tidak ada yang tahu pasti kenapa. Tapi semua guru dan siswa patuh. Bahkan satpam menutup gerbang dengan rantai setengah jam sebelum pukul satu.
Sampai akhirnya, Ressa, siswi kelas 11-2 IPS, memilih untuk menantang larangan itu.
---
Hari itu, langit mendung. Guru pulang lebih awal karena rapat mendadak. Siswa lain segera pergi, tapi Ressa—karena merasa tidak percaya takhayul dan sedang penasaran dengan mitos-mitos di sekolah—memutuskan untuk bersembunyi di ruang UKS dan menunggu pukul 13:00.
Ia ingin membuktikan bahwa larangan itu cuma omong kosong.
Jam di dinding menunjukkan 12:58. Sekolah sudah sunyi. Tidak ada suara langkah, tidak ada gurauan siswa. Hanya desau angin yang membuat gorden putih di UKS melambai pelan.
13:00
TIIIIINNNNNNNNN...
Bel sekolah berbunyi tiga kali.
Ressa terkejut. Bel sekolah hanya berbunyi dua kali biasanya. Pagi masuk dan siang pulang. Tak pernah ada bel ketiga.
Ia perlahan bangkit dari ranjang UKS. Langkahnya pelan, tapi napasnya mulai tak teratur.
Saat keluar ke lorong...
Sekolah tampak berbeda.
Cahayanya lebih redup. Cat tembok berubah seperti lapuk membusuk. Udara menjadi lebih dingin. Jam dinding semua berhenti di angka 13:00. Dan suasana terasa... menahan napas.
---
Tiba-tiba terdengar suara langkah dari lantai dua. Suara sepatu keras... satu... dua... tiga...
Langkah itu teratur. Pelan. Dan makin mendekat.
Ressa bersembunyi di balik lemari dekat tangga. Ia mengintip sedikit.
Seorang wanita berjalan. Mengenakan seragam guru lama warna cokelat, rambutnya dikuncir rapi... tapi wajahnya tidak ada. Hanya kulit kosong.
Wanita itu berhenti. Seakan mencium keberadaan Ressa.
Lalu... ia berbalik... dan berjalan mundur ke arah Ressa, seolah mengenali tempat persembunyian itu.
Ressa menutup mulutnya agar tak menjerit. Tapi wanita itu tiba-tiba menghilang. Begitu saja.
Ressa berlari. Tapi setiap lorong yang ia lewati berulang.
Ruang kelas 11-2 ips.
Ruang kelas 11-2 ipslagi.
Dan 11-2 ips lagi.
Seolah ia terjebak dalam lingkaran.
Di papan tulis, tertulis dengan kapur:
|“TERIMA KASIH SUDAH TINGGAL. SEKARANG GILIRANMU MENGGANTIKU.”
---
Keesokan harinya, guru dan siswa menemukan pintu UKS terbuka. Di dalamnya kosong. Tapi ada satu hal yang tak biasa:
Jam UKS rusak dan berhenti tepat di pukul 13:00.
Dan di ranjang, ada seragam siswa yang dilipat rapi—seragam milik Ressa.
Ressa tidak pernah ditemukan lagi.
Dan mulai minggu itu, setiap hari Senin jam 13:00, bel sekolah berbunyi tiga kali.
---
> 🎓 Murid baru yang belum tahu peraturan seringkali bertanya, "Kenapa bel ketiga itu dilarang?"
> Jawabannya selalu sama:
> "Karena itu bukan bel untuk kita."