Bangun tidur. Terus mandi.
Setelah kasih makan ikan. Terus sarapan. Lalu berangkat.
Ke pasar dulu. Beli jangan. Tapi tutup. Maklum, tidak setiap hari bisa buka. Walau tiap hari buka, namun ada kalanya tidak. Karena si penjual ada kepentingan tersendiri. Bisa jadi lagi belanja. Atau ke pasar karena kepentingan lain. Yang barangkali saja Tengah kesiangan. Walau ini pasar, akan tetapi pasar nya luas. Banyak jual macam-macam. Ada yang pagi sekali, atau agak siangan. Tergantung kira-kira pembeli biasanya datang jam berapa. Karena kalau bubur itu mesti pagi. Soalnya untuk sarapan. Buat orang yang sulit makan makanan yang sedikit keras. Makanya perlu yang lembut. Dan untuk membelnya biasanya si pemilik rumah membeli supaya bisa untuk orang yang butuh tersebut.
Terus ke rumah bapak itu. Nitip motor. Di sini sedikit menunggu. Akibat bus mesti menunggu para penumpang juga di awal keberangkatan sana. Sementara kita tidak. Kita hanya sekedar ikut dan menghentikan di jalan. Soalnya di sini ada yang bisa di tempati kendaraan. Jadi nanti pulangnya mudah. Beda kalau di Lokasi sana yang sedikit jauh. Namun kendaraan juga sama saja bisa di titip sejenak. Itulah makanya kita meninggalkan nya di sini saja. Mumpung ada teman.
Dan bus berangkat. Setelah beberapa kali mendapati teman. Karena masih satu perjalanan. Di mana di cari satu titik paling dekat dengan jalan bus tersebut. Sehingga tidak perlu menitipkan kendaraan karena mesti ke titik yang lumayan jauh dari rumah. Kalau di situ jalan kaki saja sudah sampai. Sehingga bisa langsung naik kendaraan yang di pesan tadi.
Ada yang bawa lanting. Ada yang bawa makanan lain nya. Semua berbagi. Karena merasa berkawan. Jadi akan nikmat kalau bekal di makan beramai-ramai. Lagian kalau di embat sendiri tidak bakalan habis. Soalnya banyak. Lagian si anak juga sangat senang akalau makanan itu bisa di makan beramai-ramai.
Sampai pom bensin. Istirahat. Ada yang ke belakang. Ada yang sekedar duduk sambil menghisap rokok yang sekarang semakin mahal saja. Apalagi yang memakai gabus.
Terus jalan lagi. Dalam menghabiskan waktu di perjalanan soalnya memang baru separuh. Dan itu seakan tak terasa walau perjalanan terkadang terhambat oleh alur bus yang megular akibat sedikit macet. Terutama kala melewati simpang lampu merah, atau di perhentian karena berpapasan dengan lintas kereta api.
Dan jam sepuluh kurang, sampai. Langsung turun, dan menuju ke titik awal di mulai berdoa.
Kemudian ke Pascalis hall. Tempat yang sangat luas. Ada kalau muat lima ratus. Di sini selain untuk mengawali doa pada porta santa juga terkadang di pakai untuk pameran buku, kepentingan khusus. Atau buat acara khusus yang butuh hall luas.
Lalu ke patung kristus raja. Di buat khusus, pada sudut timur laut dari gereja besar. Di mana di buat bangunan tersendiri yang menaungi patung kristus bermahkota sebagai raja. Di mana menggambarkan kristus yang sebagai raja di sorga sana.
Di lanjut ke pintu suci.
Jumlah peserta banyak. Pemalang 40. Kita 60. Lingkungan tiga. Stasi ajibarang. Ratusan pokok. Ini yang di lakukan hari ini. Karena bisa saja di hari lain. Namun terlalu penuh. Karena tahun yubelium ini sepanjang tahun ini sebagai peringatan tahun yobel yang juga di lakukan oleh para leluhur itu. Yang jelas silih berganti supaya semua bisa terlayani dengan baik, dan juga bisa dilakukan oleh semua umat dalam peziarahan sepanjang tahun ini. Walau hanya sekali saja. Namun kalau bisa semua titik yang di tunjuk untuk berdoa tersebut. Sehingga dalam melakukan peziarahan, dan bisa wisata sembari melihat-lihat keindahan tempat berdoa di lain Lokasi yang cukup berbeda-beda itu.
Di lanjut misa. Hingga sampai jam 12.
Cuma beli kaos.
Dan makan nasi bakar pemberian orang. Itu yang tadi membawa lanting. Rupanya membawa makanan sangat banyak. Dan bisa berbagi dengan semua orang. Namun orang-orang yang membawa makanan dan bakalan di nikmati Bersama nanti malahan tak di buka sekalipun karena akan membeli makanan di Lokasi.
Lanjut ke Kaliori. Suatu Lokasi yang sangat teduh. Di sana terdapat sebuah komplek berdoa. Ada goa maria, ada ruang adorasi yang belum lama di buat. Ada juga penginapan kalau memerlukan waktu hening. Juga ada panti jompo, buat orang tua yang berkumpul dengan sesamanya kalau sang anak lagi kepentingan dalam menjalani hidup dan kehidupan sehingga tidak merasa terbebani pikirannya.
Di sini beli bakso. Segar. Hangat. Dengan kupat yang bikin kenyang. Tapi kalau kebanyakan tidak habis. Makanya hanya makan sedikit saja. Sekedar pengganjal perut. Lagian sakit yang di miliki bisa kumat kalau terlalu banyak. Itulah akhirnya Cuma sekedar saja agar kandungan gula tak membengkak.
Lanjut naik ke gua. Naik. Jadi lemas. Karena tangga itu terus meninggi. Walau tak setringgi gunung yang mudah Meletus. Atau gunung kembar yang mesti dua kali naik turun nya. Namun ini sudah lumayan menguras tenaga. Membuat lutut yang kopong semakin rapuh saja. Makanya tidak semua ikut naik. Karena sudah merasa cukup ikut misa tadi di gereja. Namun karena mumpung ada di situ sekaligus jalan-jalan sembari melihat lihat panorama sehingga tidak terlewatkan. Selagi masih kuat. Kalau tidak kuat mau bagaimana lagi. Sehingga tidak menjadi sakit di kala semua wisata untuk berdoa sembari melihat-lihat kalau saja bisa untuk menikmati udara bersih di pegunungan tersebut yang jauh dari hiruk pikuk pekerjaan dan rutinitas keseharian yang sangat melelahkan. Itulah makanya satu Lokasi teduh saja bisa sebagai Solusi terbaik di mana selain udara yang bersih juga bisa mengambil air sejuk yang ada di sekitar gua karena air jernih yang mengalir itu bisa sebagai sarana sembari berdoa dalam menyembuhkan berbagai penyakit.
Di goa berdoa. Bareng satu kelompok. Hanya rosario saja. Sudah memakan waktu satu jam.
Dan mampir pool. Di sini ada restoran, kalau ada yang kelaparan akibat bawa saku tapi tidak berkenan menikmatinya, atau memang tak membawa apa-apa, namun di sini bisa mengisi perut tadi.
Banyak bus berkumpul. Yang kebanyakan satu armada. Atau karena sama-sama dalam menikmati Lokasi. Karena sudah terikat banyak kebiasaan. Walau ada jalur yang lebih cepat, namun tetap istirahat di situ. Karena awak armada juga butuh mengisi perut. Di situ gratis saja.
Sampai rumah jam 6. Sudah terlalu sore. Walau tadi sedikit menghibur diri. Ada yang terlelap karena capek, akibat doa sepanjang hari. Dengan melakoni banyak perhentian dalam mengenang kisah-kisah di kitab suci. Atau sekedar bernyanyi sembari menghibur orang tidur. Dan itu sudah lumayan nikmat dalam menghabiskan waktu.